Lucas menutup matanya pelan sebentar sebelum dirinya benar-benar membangunkan Nara yang tertidur di dalam mobilnya. Jemarinya mengesampingkan surai rambut Nara yang menutupi wajah cantiknya yang terlihat lelah. Lucas tersenyum beberapa saat ketika mengamati wajah sahabat yang mungkin ia cintai di depannya itu dengan tatapan tulus.
Niatnya yang akan membangunkan Nara menghilang dan memutuskan dirinya saja yang akan Turun menjemput Asta serta membiarkan Nara terus beristirahat di dalam mobilnya.
"Permisi, aku wali dari balita ruang matahari bernama Huang Asta ingin menjemput anak itu sekarang" ucap Lucas pada seorang penjaga yang bertugas mengabsen penjemputan para anak yang dititipkan.
"Baik, bisa tunjukan pengenalmu?" tanya sang penjaga pada Lucas membuat pria bertubuh tinggi itu mengeluarkan kartu identitas nya membuat penjaga itu mengangguk.
"Baik tunggu sebentar, aku akan mengecek di Ruang Matahari terlebih dahulu" ucap sang penjaga sambil mengetikkan beberapa huruf keyboard di komputernya.
"Maaf, Asta telah di jemput beberapa saat yang lalu oleh pihak keluarganya yang lain"
"Apa maksudmu"
Lucas berbalik ketika suara Nara terdengar di indra pendengarannya.
"Asta telah di jemput oleh keluarga atas nama identitas Kim Nara" ucap seorang penjaga kembali sambil menunjukan sebuah potret kartu identitas miliknya. Dengan tergesa Nara mulai mengeluarkan dompetnya untuk mencari kartu identitas miliknya.
Deg
Matanya menatap Lucas dengan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya.
"Luke, hilang" Suara Nara yang begitu lirih membuat Lucas menegang,
"Apa kau tau kendaraan apa yang menjemputnya?" Lucas kembali bertanya dengan begitu panik pada sang penjaga.
"Mobil sedan berwarna hitam sekitar sepuluh menit yang lalu ke arah Timur"
"Nara masuk mobil sekarang!" Setelah mendapat sedikit informasi Lucas lalu meminta Nara untuk segera masuk ke dalam mobilnya untuk menyusul keberadaan Asta yang bisa dikatakan Diculik saat ini. Lucas ataupun Nara tak bisal melaporkan ke pihak berwajib karna hilangnya Asta belum genap 24 jam.
"Siapa yang akhir-akhir kau temui?" tanya Lucas sambil terus menambah kecepatan mobilnya sambil terus mengamati mobil demi mobil yang ia lewati di depannya.
"Tidak ada, hanya Jaemin Jisung Haechan dan penjaga toko tempatku bekerja" balas Nara apa adanya.
"Aish" Lucas mengeram marah dan terus melaju kecepatan mobilnya.
Sedangkan di sisi lain dua orang pria dan seorang wanita yang tengah menggendong seorang balita di dalam sebuah mobil hitam terlihat diam mengamati balita yang tengah asik menggigit sebuah mainan karet yang biasa digunakan balita untuk merangsang gigi-giginya.
"Siapa sih tuan kita kali ini? bisa-bisanya dia minta kita bunuh anak ga bersalah kaya gini" ucap seorang pria dengan kaos putih di samping kemudi.
"Gua juga ga tau, kita ga pernah ketemu secara langsung sama pesuruh" balas seorang gadis yang sibuk memainkan ponselnya dan mengaktifkan lagu anak-anak untuk Asta.
"Tapi kita harus lakuin ini, kalo ga Tuan kita kali ini bakal nyeret kita ke penjara" lanjut gadis itu dengan tenang.
"Tapi ga balita juga, kalo misal kaya koruptor terus pecuarang perusahaan gua siap tapi kalo anak kecil gada dosa begini gua mau sentuh pake pisau aja ga tega" balas pria berbaju putih itu dengan tegas ditambah nada yang terlihat begitu kesal.
Srettt
Mobil hitam itu berhenti mendadak ke piggir jalan membuat kedua temannya sontak protes.
"Kita tinggalin anak itu di pinggir jalan, kita bisa ambil jaket terus lumuri jaket itu pake darah hewan untuk bukti kalo anak itu udah meninggal setelah itu kita bakal pergi dari daerah ini' temannya yang bertugas mengemudi berucap dengan tenang.
"Hanya itu cara yang bisa kita lakuin sekarang" lanjutnya lagi.
Sang gadis sontak keluar dari mobil memeriksa cctv dan keadaan di sekitar jalanan desa yang memang terlihat begitu sepi.
"Lu yakin kita turunin disini?" tanya gadis itu setelah memeriksa keadaan sekitar yang terlihat memiliki banyak peluang untuk mereka bisa membuang Asta.
"Kita gapunya pilihan lain sekarang, waktu kita ga banyak" ucap si pengemudi lalu mengambil Balita yang sedang dalam masa-masa ia baru bisa berjalan dengan begitu baik. Jaket milik Asta pun telah tanggal diambil oleh ketiga penculik itu.
"Kita hanya bisa berharap ada orang yang menyelamatkan anak itu" ucap Si baju putih yang memasuki mobil sedan itu kembali menyusul teman-temannya.
Asta, balita itu berlari ketika ia merasa ditinggalkan mengejar mobil hitam itu namun karna balita itu yang masih belajar Asta terjatuh dengan pipi gembul nya yang menggores tanah membuatnya menangis dengan begitu keras.
darah mulai menetes dari luka itu sedikit,
Sunyi
hanya itu yang anak itu dapati. Takdir milik Renjun sepertinya ikut melekat pada takdir milik putra nya saat ini.
Brukk
Seorang pria dengan topi hitam memeluk anak itu dengan cepat setelah koneksi yang memang bertugas menjaga Asta menghubungi nya dan memberikan posisi dimana Asta berada melalui sebuah alat pelacak yang terdapat pada gelang yang Asta gunakan.
"Tenanglah Papa disini" Renjun terus menepuk punggung Asta dengan begitu pelan membiarkan anak itu menyembunyikan wajahnya dengan sesenggukan di bahu Renjun. Renjun meneteskan matanya dengan begitu cepat saat melihat kondisi anaknya yang baru berusia satu setengah tahun itu dengan begitu mengenaskan.
Renjun benar-benar tak bisa lagi menoleransi apa yang telah "Dia" lakukan pada keluarganya. Setelah sang Mama mendapat luka serius karna belati kini anaknya hampir terenggut dari dunia karna ulah "Dia" yang begitu menginginkan kehidupannya berantakan.
"Renjun, cepat bawa anakmu masuk kita harus segera mengobati lukanya" Guanlin berujar dengan tegas meminta temannya itu untuk segera masuk kedalam mobil yang membawanya pada Asta untuk pertama kali.
"Aku benar-benar akan membalas mu nanti"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ √ ] EVANESCENT ¦ AMERTA S2
Fanfiction"Sia, Renjun itu milik Nara sekarang dan Nara lebih berhak atas semuanya dibanding kamu" - Haechan "Kamu pulang?" - Nara "Aku akan menjadi Ayah paling hebat untuk Asta" - Renjun "Renjun milikku" - Sia