Di sebuah ruangan serba putih dengan bau obat yang sangat mendominasi terlihat Renjun yang masih terus setia duduk di samping seorang wanita yang masih belum sadar kan diri sejak pasca operasi yang ia lakukan tanpa sadar 20 jam yang lalu, dan sejak saat itu pula Renjun tak tidur sama sekali dan menanti Nara untuk sadar. Renjun telah Menitipkan Asta ke panti tempat ia tinggal untul sementara waktu saat ia harus menjaga dan memperhatikan gadis di depannya dengan begitu hati-hati.
Pikirannya melayang mengenai apa yang harus ia katakan nanti ketika Nara sadar. Sebuah berita yang sangat menyakitkan ketika Nara jika rahim nya diangkat mungkin akan membuat gadis itu histeris nantinya. Pengangkatan rahim bukanlah masalah sepele melainkan masalah yang akan di tanggung Nara seumur hidupnya. Nara tak akan lagi mengalami kehamilan dan memiliki keturunan setelahnya. Sedangkan seorang wanita yang selalu mendambakan tentang menjadi seorang ibu dan memiliki banyak putra dan putri yang bisa ia jadikan teman di hari tuanya kelak.
"Nara-ya maafkan aku sungguh maafkan aku, aku harus menandatangani surat persetujuan itu demi keselamatan mu nee" ucap Renjun lembut sambil mengusap lembut jemari Nara yang masih ia genggam erat.
"Tidak, aku tidak akan membiarkan mu bersama dengan anak pembawa sial ini"
Deg
Renjun tertegun begitu mengingat kalimat Yuta kemarin saat ia mengatakan jika Renjun adalah seorang pembawa sial, lirikan matanya menatap Nara takut.
"Nara" Suara Renjun bergetar dengan begitu lirih, perasaanya begitu campur aduk secara tiba-tiba. Perasaan takut dan khawatir berbaur menjadi satu, pikirannya melayang tentang apa yang terjadi dengan Nara disebabkan karna adanya dirinya di sekitar Nara. Nara terluka karna dirinya ada di sekitar gadis itu.
Srett
Renjun berdiri seketika, kursinya telah mundur 1 meter dari tempatnya karna hentakan yang Renjun berikan.
"Ashhh" Renjun yang awalnya berniat untuk meninggalkan ruangan itu kembali terduduk saat Renjun menyadari sebuah desisan dari arah wanita yang ada di hadapannya.
"Nara-ya, apa kau merasakan sakit? Dimana?" tanya Renjun lembut sambil mengusap kepala Nara beberapa kali.
Renjun lalu menekan sebuah tombol untuk memanggil perawat dan Dokter untuk masuk ke ruangannya dengan segera.
"Tahan sebentar, Dokter akan menangani mu dengan segera" ucap Renjun menenangkan Nara yang terlihat gelisah.
Kriett
Beberapa perawat dan seorang dokter masuk ke dalam ruang inap yang Nara tempati dengan cepat, sang Dokter lalu memeriksa tubuh Nara untuk mengetahui perkembangan apa yang telah terjadi setelah operasi itu dilakukan sedangkan seorang perawat tengah mencampurkan suatu cairan masuk ke dalam selang infus yang Nara kenakan.
"Pasien akan baik-baik saja dan tinggal menunggu beberapa hari kedepan untuk memantau tiap harinya bagaimana perkembangan yang akan pasien alami" ucap sang Dokter.
"Bisakah saya bertanya?" tanya Renjun yang ingin memastikan suatu hal pada apa yang Nara alami.
"Bukankah sebelumnya dia di vonis keracunan? Bisa jelaskan pada ku mengenai itu?" tanya Renjun lagi yang sempat mendengar dari seorang perawat yang biasa mengecek Nara mengatakan hal dimana Nara sebelumnya di vonis keracunan.
"Pasien mengalami keracunan karna makanan yang di konsumsi pasien, hal itu menyebabkan pusing yang begitu hebat dan jika tak ditangani segera maka akan menjalar ke seluruh tubuhnya dan bisa berakit fatal untuk pasien" ucap sang Dokter yang menjelaskan apa yang pasien alami.
"Baik dok terimakasih atas penjelasannya" ucap Renjun yang sedikit membungkukkan badannya pada sang Dokter yang beranjak keluar dari ruangan yang Nara tempati.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ √ ] EVANESCENT ¦ AMERTA S2
Fanfiction"Sia, Renjun itu milik Nara sekarang dan Nara lebih berhak atas semuanya dibanding kamu" - Haechan "Kamu pulang?" - Nara "Aku akan menjadi Ayah paling hebat untuk Asta" - Renjun "Renjun milikku" - Sia