"Mama?" Yuta mendongakkan kepala nya ketika ia baru saja mendengar suara anak ketiganya membuatnya sontak reflek menoleh ke belakang.
"Sungtaro Sungchan, kenapa kalian kemari?" ucap Yuta yang terlonjak berdiri tak menyangka jika kedua anaknya akan bertemu Irene dengan kondisinya saat ini.
"Mama" Sungtaro segera menghampiri Irene yang masih setia menutup matanya membuat anak berdarah Jepang itu khawatir terhadap Irene yang telah ia anggap sebagai ibunya itu
"Otousan bisa kita bicara berdua?" Sungchan berucap pada sang Ayah yang masih menatapnya bingung.
Yuta mengangguk dan segera keluar ruangan itu bersama sang Ayah meninggalkan Sungtaro yang masih menggenggam erat tangan Irene yang terbujur lemas.
"Mama apa yang terjadi dengan Mama? Siapa yang membuat Mama seperti ini?"tanya Sungtaro cemas meski ia tahu jika sang Mama mungkin belum bisa mendengarkan suaranya.
"Mama bukankah kau bilang akan mempertemukan ku dengan kak Renjun? tapi kenapa Mama yang tertidur seperti ini?" ucap nya lagi yang dengan isakan yang mulai terdengar berulang kali.
Anak itu mulai memejamkan matanya perlahan serta mengadahkan kedua tangan nya dengan perlahan, air mata bening itu terus lolos dari balik matanya yang baru saja terpejam.
"Tuhan . . . ."
"Kenapa kau hanya diam saja disana? Mama sedang kritis sekarang dan kenapa kau masih diam saja disini?" ucap Sungtaro parau, ditambah air matanya yang terus menggenang di pelupuk matanya.
"Dulu saat aku berdoa pada mu dengan sepenuh hati agar Okaasan tak meninggalkan kami dan akhirnya kau membiarkan Okaasan pergi dari ku dan sekarang, kau akan mengambil orang yang kusayang lagi? Aku tau kepercayaan antara aku dan Mama berbeda, Mama yang mempercayai bapa dan aku yang mempercayai keberadaan Allah dan Nabi Muhammad SAW tapi salah kah aku meminta ini padamu sebagai seorang anak? !" teriak Sungtaro yang tiba-tiba di selimuti emosi hingga suaranya menggema di seluruh ruangan itu.
"Setelah kepergian Okaasan , aku memang meragukan keberadaan mu bahkan tidak membiarkan satu hal berkaitan dengan mu ada di kamar ku, tapi" kalimat Sungtaro terhenti dan segera mendongakkan kepala nya menatap sang Mama yang ada di depannya dengan serius, tiba-tiba Sungtaro terduduk bersimpuh di lantai.
"Bukankah, kau akan mengabulkan doa Umatmu ketika mereka berdoa dengan keadaan yang buruk dan merasa tersakiti maka aku akan melakukannya sekarang"
"Jika kau benar-benar memberikan waktu untuk Mama sebentar lagi untuk ada di kehidupan ini maka aku bersumpah akan berpuasa Nazar selama sebulan penuh aku berjanji di sini" ucap Jisung sepenuh hati dengan air mata yang terus mengalir dari pelupuk matanya.
"Sungtaro bangunlah, Istirahatkan tubuh mu dan biarkan Mama istirahat untuk sementara waktu ini" ucap sang kakak yang entak sejak kapan berada di belakangnya dan segera membantu Sungtaro untuk bangun dari posisi nya yang masih bersimpuh.
"Ambillah Air wudhu dan beribadahlah bukankah itu yang biasa kau lakukan? aku juga akan beribadah di gereja sekitar sini" ucap Sungchan pada Sungtaro membuat anak itu segera berdiri dan menuruti ucapan sang kakak. Anggota keluarga nya memang menganut keluarga yang berbeda seperti Sungchan yang menganut agama Kristus, Sungtaro yang menganut agama islam sejal Smp, dan Yuta yang tak mempercayai keberadaan Tuhan dan memilih menjadi Tim netral.
Gemericik suara air memenuhi sebuah kamar yang di tempati Sungtaro, anak itu membasuh satu persatu anggota tubuhnya sesuai rukun yang ada. Perasaannya begitu tengang saat ia membasuk wajahnya sambil membaca doa yang harus ia baca saat sedang mengambil air wudhu untuk bersuci.
Setelah selesai dengan itu Sungtaro lalu mengenakan sebuah gamis berwarna putih yang ia khususkan dipakai saat ia sedang beribadah dan sebuah sajadah tebal berwarna hitam di bawahnya. Ia lalu menjalani Sholat wajib kelima dengan begitu tenang dan pelan.
( Cie bayangin Sungtaro jadi imam bhakss )
Di sisi lain, Sungchan tengah berjalan beriringan dengan sang Ayah membahas kesehatan sang kakak.
"Besok jam tiga sore kakak mu akan menjalani Psikodrama untuk memancing semua amarah yang di pendam kakak mu agar proses penyembuhannya cepat selesai" Jelas Yuta pada Sungchan.
psikodrama adalah tindakan yang sering digunakan sebagai psikoterapi, di mana klien menggunakan dramatisasi spontan, bermain peran, dan presentasi diri yang dramatis untuk mengungkapkan dan mendapatkan wawasan tentang kehidupan mereka.
Psikodrama mencakup elemen teater, sering dilakukan di atas panggung, atau ruang yang berfungsi sebagai area panggung, di mana alat peraga dapat juga digunakan. Terapi Kelompok psikodrama, yang dilakukan di bawah arahan psikodramatis berlisensi, memperagakan kembali kehidupan nyata, situasi di masa lalu (atau proses mental batin), melakukan semua itu di masa sekarang. Peserta kemudian memiliki kesempatan untuk mengevaluasi perilaku itu semua, merefleksikan bagaimana insiden masa lalu dimainkan di masa sekarang dan lebih dalam memahami situasi tertentu dalam kehidupan mereka. Dan Hyunjin akan menjalani itu semua esok jam 3 Sore di rumah sakit.
"Dimana kak Renjun?" tanya Sungchan pada Yuta mencoba menanyakan tentang dimana Renjun berada sekarang.
"Entahlah hanya Irene yang tau semuanya" balas sang Ayah yang memberikan sebuah kebenaran yang ia tau untuk mengurangi rasa penasaran dari putranya.
"Apa Ni-chan akan sembuh?" tanya Sungchan pada Yuta lagi dengan nada yang sedikit pelan.
"Tentu saja dia akan sembuh, apa yang kau pikirkan" ucap Yuta dengan tegas jika Hyunjin akan benar-benar sembuh dari penyakit mentalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ √ ] EVANESCENT ¦ AMERTA S2
Fanfic"Sia, Renjun itu milik Nara sekarang dan Nara lebih berhak atas semuanya dibanding kamu" - Haechan "Kamu pulang?" - Nara "Aku akan menjadi Ayah paling hebat untuk Asta" - Renjun "Renjun milikku" - Sia