17

1.6K 398 66
                                    

Renjun terlihat keluar dari sebuah kamar dengan pakaian yang berbeda, sebuah kaos putih polos serta celana hitam longgar telah menyelimuti tubuh putihnya. Renjun duduk menghampiri Nara yang tengah menyiapkan makan siang dengan begitu telaten.

"Makanan akan siap sebentar lagi" ucap Nara memberikan interaksi pada Renjun untuk menunggu makanan yang akan ia siapkan sebentar lagi. renjun mengangguk serta memilih melihat banyaknya foto yang terpajang dengan begitu rapi di sebuah dinding. Foto-foto masa kehamilan hingga Asta yang beranjak dewasa terpajang begitu rapi lengkap tanpa celah disana. Sebuah foto yang menampilkan Asta serta Nara dengan seorang pria berhasil membuat Renjun beranjak dari duduk nya dan menghampiri foto tersebut. Tangannya dengan cepat melepaskan figura yang tergantung itu lalu memasukkannya ke dalam sebuah laci meja.

"Renjun, maafkan aku" ucapan Nara yang begitu lirih terdengar hampir menangis membuat Renjun segera menghempiri Nara.

"Kau tidak membuat kesalahan apapun untuk apa kau meminta maaf"ucap Renjun dengan panik saat Nara mulai meneteskan air matanya dengan perlahan.

"Asta, aku tidak bejus menjadi seorang ibu untuk Asta" Nara berujar dengan begitu merasa bersalah ketika hingga detik itu juga ia belum menemukan Asta dimanapun.

"Asta ada bersama Taeyong, aku menemukannya di pinggir jalan sepi di pinggiran kota aku akan membawanya kembali pada mu" ucap Renjun yang terus menenangkan Nara dengan begitu lembut, dengan pelukan yang ia berikan pada Nara membuat Nara begitu tenang.

"Asta dia putra kita" balas Nara lirih mencoba memberi tahukan Asta adalah anaknya debgan Renjun.

"Aku tau, maaf tidak ada di sampingmu saat kau ada dalam masa sulit" ucap Renjun lagi sambil mengusap rambut belakang Nara dengan lembut.

Sedangkan di sisi lain terlihat seseorang yang memperhatikan Renjun serta Nara yang terlihat saling menumpahkan kerinduan satu sama lain. Mengingat tempat yabg ditinggali Nara adalah toko kue lama dengan jendela kaca bersih yang bisa dilihat dari luar maupun dalam menbuat kehidupan Nara dapat dilihat dari luar oleh siapapun.

"Renjun? Kau hidup? Kau tidak boleh ada disana kau harus disini bersama ku, bukankah kita berjanji untuk terus bersama hingga akhir?" batinnya menjerit saat Renjun terlihat begitu memperhatikan gadis di hadapannya.

Renjun berniat memberi tahukan segalanya pada Nara agar Nara lebih berhati-hati, karna Asta hampir menjadi korbannya ia tak mau jika Nara akan bernasib sama dan meninggalkannya lagi. Renjun tak mau kehilangan lagi.

"Aku ingin bicara berdua dengan mu" ucap Renjun lalu mematikan kompor yang tengah memanaskan sebuah sop yang Nara buat pagi tadi.

Renjun lalu menarik Nara untuk duduk di hadapannya.

"Aku akan menceritakan segalanya pada mu jadi kuharap kau bisa lebih berhati-hati" ucap Renjun mengawali pembicaraan seriusnya.

"Sahabat ku berniat menyakiti bahkan membunuhku sejak aku remaja, hal itu membuat Mama yang tau rencana nya selalu menyakiti ku agar "Dia" memiliki belas kasihan untukku, namun nyatanya tidak dia selalu mengincar nyawaku dan aku hampir mati karna memakan kue kering natal pemberiannya yang ada diatas meja, saat Mama tau aku memakan kue itu Mama langsung mengurungku karna takut aku akan curiga, untungnya sehari setelahnya aku hanya merasakan sakit perut dan tidak lebih parah dari itu, Sejak itu Mama selalu memberikan ku pukulan dimana luka yang timbul akan terlihat begitu jelas di hadapan orang lain, Dulu aku berfikir jika Mama melakukan itu semua karna membenci ku karna nyawa Reina menghilang namun nyatanya bukan, itu semua Mama lakukan karna ia menyayangi" penjelasan Renjun terhenti beberpa saat dan menghembuskan nafasnya berat.

"Hingga suatu hari aku mengetahui kebenaran jika aku memiliki Ibu kandung, saat itu juga aku berniat mencari Eomma dan kabur dari rumah meski Papa sempat melarangku untuk pergi, kufikir pertemuan ku dengan Eomma untuk pertama kalinya setelah pertunjukan di sekolah membuat kehidupan ku sedikit berubah namun nyatanya kenyataan pahit kembali ku terima saat aku mengetahui kebenaran untuk kesekian kalinya dari Mama saat tau jika Eomma mencariku berniat mencelakai ku dan mengambil uang Asuransi yang bisa ia dapatkan ketika aku celaka, Mama tau saat Mama meminta bawahannya memasang penyadap dalam rumah Eomma saat Mama mulai tau jika Eomma berniat mengambil ku darinya sungguh kenyataan pahit dan berakhir aku yang di nyatakan meninggal karna Jisung yang menabrak ku dengan begitu cepat dengan mobil milik "Dia" dan untungnya Mama telah menyiapkan sesuatu membuatku dinyatakan meninggal dan bersembunyi di panti asuhan yang di besarkan Mama" lanjut Renjun dengan begitu detail.

Renjun berbalik menatap Nara dengan begitu dalam.

"Sebenarnya aku juga ada di sekitar mu selama ini, aku sering mengikuti mu dengan Asta di taman, belanja, bahkan saat kau pucat saat awal kehamilan mu aku juga tau itu, selama dua tahun ini aku selalu ada di sekitar mu tanpa kau sadari karna Mama masih melarang ku untuk tampil di publik"

"Jadi untuk kali kumohon jauhi orang dalam foto ini" ucap Renjun sambil menunjukkan foto dari ponselnya.

"D, dia" Nara terbata karna saking terkejutnya mengenai orang yang di bicarakan Renjun adalah orang yang ada diluar nalar gadis itu .

"Iya, dia orang nya awalnya aku menolak untuk percaya namun karna semua bukti yang Mama tunjukkan aku mulai mempercayai segalanya"

"Renjun?" Nara memanggil pria yang kini membelakanginya dan menatap jendela dengan pelan, Renjun berbalik.

"Apa hubungan sebenarnya antara kita?" tanya Nara dengan begitu lirih, sebuah pertanyaan yang telah Nara pendam sejak awal membuatnya segera menanyakan hal itu. Nara sangat tau jika Renjun menyukai seorang gadis lain bernama Sia namun ia hanya ingin memastikan hubungan apa yang sebenarnya berlaku antara mereka sebenarnya.

Renjun sempat terdiam beberapa saat.

"Aku mencintaimu jadi ayo menikah"

Deg

Nara terdiam mendengar jawaban yang Renjun berikan untuknya, semudah itukah mereka akan menikah? Tanpa berbasa-basi menanyakan perasaan masing-masing terlebih dahulu.

"Apa kau serius dengan apa yang kau katakan?"

"Aku tidak mau bertele-tele dalam hal seperti ini jadi apa kau mau?" balas Renjun sambil mengusap bahu Nara pelan mencoba memberikan kepecayaan nya pada gadis itu.

"Aku mau"

[ √ ] EVANESCENT ¦ AMERTA S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang