8 1

10.3K 2K 214
                                    

Yuta memasuki kamar inap Hyunjin dengan perlahan, sesuai anjuran Dokter psikiater Hyunjin beberapa hari lalu Yuta memutuskan untuk merawat Hyunjin di salah satu Rumah Sakit Jiwa untuk memulihkan mental yang Hyunjin alami.

Hyunjin terlihat duduk dengan tenang sambil membaca sebuah buku tebal dengan huruf kanji di dalamnya.

"Hyunjin" Panggil Yuta pelan setelah ia duduk tepat di samping Hyunjin yang terbalut sebuah pakaian Rumah sakit berwarna biru muda.

"Bukankah kau mau menyelamatkan Renjun? jika begitu bisakah aku menanyakan tentang seseorang padamu?" Tanya Yuta pada Hyunjin membuat Hyunjin menutup bukunya dan segera mengangguk pelan.

Yuta menghembuskan nafasnya sebentar lalu mengeluarkan beberapa lembar foto dari saku Jas yang ia kenakan.

"Apa kau mengenal dua perempuan ini?" Tanya Yuta pada Hyunjin membuat pria itu terlihat marah setelah Yuta memperlihatkan foto dua orang perempuan yang terlohat keluar dari sebuah toko brand besar dengan banyak belanja di tangannya.

"Mereka Ibu dan saudari kembar dari Renjun" Balasan Hyunjin berhasil membuat banyak spekulasi keluar dari pikirannya.

"Bisa kau katakan apa yang kau tau tentang mereka dengan Renjun?"tanya Yuta lagi.

"Wendy dan Sohyun, Mama telah berulang kali menghindarkan Renjun dari Wendy karna Mama yang telah tau sejak awal apa niat Wendy mencari Renjun. Uang Asuransi, Uang yang akan di dapatkan jika Renjun meninggal cukup banyak dan uang itu akan diterima dengan atas nama Wendy selaku ibunya karna Chanyeol merasa itu pantas, selain dari sahabat Renjun Mama juga menghindarkan Renjun dari Wendy karna ia tak mau Wendy memiliki niat hal serupa untuk mencelakai Renjun jika memang Wendy berniat membawa Renjun kenapa  tidak sejak awal kenapa baru disaat keluarga kami mengalami kenaikan pesat dalam perusahaan Papa, Yang ku tahu hanya itu karna Mama lah yang menyimpan banyak rahasia tentang semua masalah ini bahkan masalah sekecil apapun yang berhubungan dengan ini semua Mama lah yang paling tau"Jelas Hyunjin sesuai dari apa yang ia tahu karna hanya sang Mama yang tau semua rahasian yang terjadi pada Renjun atau sekitarnya.

Yuta terdiam menatap Hyunjin yang terlihat kilatan emosi di sana.

"Aku menemukan Irene" Yuta berucap sambil mengusap beberapa kali rambut putranya membuat Hyunjin sontak terlonjak berdiri menatap Yuta tak percaya.

"Dimana mama?" tanya Hyunjin tegas membuat Yuta menghembuskan nafasnya pelan.

"Duduklah, berjanjilah padaku untuk segera sembuh dan aku akan mempertemukan kalian" balas Yuta mencoba untuk membuat Hyunjin kembali duduk di kursinya.

"Dengar kan aku sekarang, orang yang sedang kita hadapi ini adalah orang yang telah buta akan kemenangan jadi kau harus sembuh untuk membantu Otousan menangkap monster ini mengerti?" jelas Yuta kembali mencoba memberikan pengertian pada putra pertamanya dengan perlahan.

"Ayo, Otousan akan mengajakmu berkeliling agar suasana hati mu membaik serta kau bisa cepat sembuh dan bertemu Irene" ucap Yuta segera meraih pundak Hyunjin dan segera berdiri, Hyunjin terlihat menurut karna menyangkut akan kesembuhan dan Mama nya. Setelah mendapat izin dari pihak Rumah Sakit Hyunjin dan Yuta beranjak pergi menuju sebuah taman yang tak jauh dari Rumah Sakit.

"Otousan akan pergi membeli minuman untuk mu sebentar" ucap Yuta yang meninggalkan Hyunjin yang tengah duduk di bawah pohon rindang.

Kepalanya mengadah mengingat memori belasan tahun yang lalu yang teringat jelas dikepalanya hingga sekarang.

14 tahun yang lalu, Jepang

Hari itu Irene mengajak dirinya yang masi berumur tujuh tahun untuk menyusul Yuta yang sedang melakukan perjalanan bisnis dengan asistennya. Tepat pada hari itu juga Yuta bertambah umur membuat Irene berniat menghampiri sang suami yang tengah beristirahat di sebuah kamar hotel, tepat tengah malam dengan sebuah kue tart yang telah menyala lilin indah ditambah kunci kamar hotel cadangan yang ia minta dari Resepsionis berhasil membuat Hyunjin serta Irene memasuki kamar sang Ayah .

"Apa besok kita akan bersenang-senang dengan Otousan ?" tanya Hyunjin yang di gandeng dengan Irene menyusuri koridor hotel.

"Tentu saja, kita akan bersenang-senang ke tempat yang kau mau bersama Otousan " balas Irene dengan seyuman lembutnya.

namun sepertinya Irene dan  Hyunjin lah yang mendapat hadiah kejutan dari sang ayah. Ia yang tak mengerti apapun karna umurnya yang masih belia hanya menyaksikan sang Ayah yang tengah tidur tanpa pakaian dengan seorang perempuan dan setelahnya sang Mama berteriak membuat Ayah nya itu terlonjak bangun.

"Jadi ini pekerjaan bisnis yang kau katakan Nakamoto Yuta?" Irene berjujar dengan tegas dan melupakan Hyunjin yang masih di ruangan yang sama. 

Yuta beranjak mengenakan celananya dan segera menghampiri  Istrinya.

"Tidak, ini tidak seperti apa yang kau lihat" ucap Yuta untuk menenangkan Irene yang ada di hadapannya. Irene tersenyum miring,

"Carilah alasan yang lebih masuk akal Yuta, kau bertelanjang dengan asistenmu di sebuah kamar hotel apa ini juga alasan mu akhir-akhir ini selalu pulang malam  dan pakaianmu yang beraroma gadis itu iya?" ucap Irene dengan air mata yang telah lolos sejak awal.

"Ayo pulang, kita akan membahas ini di rumah" ucap Yuta yang pergi mengenakan pakaiannya kembali.

"Tidak Yuta, aku dan Hyunjin tak akan kembali ke rumah itu bersama dengan mu aku benar-benar lelah dengan semua ini, aku akan mengajukan surat perceraian dan hak asuk Hyunjin dengan ku" ucap Irene yang menarik nya dengan perlahan untuk keluar dari kmar itu.

"Dan untukmu, jika kamu perempuan baik maka  kamu tidak akan tega mengambil sesuatu yang bukan di peruntukan untukmu dan kamu tidak akan tega mengisi posisi yang sejak awal kau tak pantas untuk kau tempati apalagi menyakiti hati yang sama seperti dirimu" Irene berucap kembali sebelum ia benar-benar pergi dari padangan Yuta yang masih terdiam atas penuturan Irene.

Deg

Hyunjin membuka matanya ketika sebuah goncangan ia terima,

"Apa kau ketiduran?" tanya Yuta yang telah kembali dengan sebotol minuman untuknya.

"Otousan, antar kan aku kembali ke Rumah Sakit" ucap Hyunjin yang beranjak berdiri membuat Yuta mengernyit bingung.

"Tapi kita baru saja sampai" ucap Yuta yang menahan putranya untuk tempat duduk.

"Maaf tapi aku tiba-tiba malas bertemu dengan Otousan" ucap Hyunjin jujur, Yuta terdiam setelah mendengarkan kalimat putranya. Ia tahu malas apa yang dimaksud Hyunjin karna ini bukan pertama kalinya anak itu mengatakan malas bertemu dengannya.

"Maaf"

[ √ ] EVANESCENT ¦ AMERTA S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang