7

10.6K 2.1K 984
                                    

"Jaman sekarang kalo kamu jahat tapi cantik juga orang banyak yang ngantri bakal ada orang baik yang sama kamu kalo kamu cantik, tapi kalo jelek? kamu mau jadi malaikat sampe kamu rela kasih semua yang kamu miliki juga bakal di tinggal, kakak kasih pesan satu buat kamu cowo ganteng, kaya, jelek, baik, maunya sama cewe cantik bukan cewe baik ngerti?" jelas Yeri panjang lebar pada sang calon adik iparnya agar lebih berhati-hati dalam memilih pria.

"Wajah itu bukan yang paling penting, wajah cuma memberikan kesan pertama aja cantik memang memberikan kelebihan tapi yang paling penting adalah apa yang ada di dalem, orang-orang tidak ingin dekat hanya karna seseorang cantik tapi hati dan karakter itu penting" Chenle berucap begitu saja masuk ke dalam kamar bernuansa biru itu bersama Haechan.

"Idih, tapi faktanya juga gitu kan" balas Yeri dengan sedikit marah.

"Udah udah, nanti ke depan Jisung nyariin kamu sia"  ucap Haechan yang sontak menarik Chenle untuk keluar dari kamar sang adik.

Bruk

Yeri menidurkan dirinya di sebuah single bad di kamar yang telah menjadi milik Sia dengan perlahan.

"Jisung suka sengaja dateng buat ketemu kamu kan, kamu ga coba buat deket sama dia?" tanya Yeri lagi pada Sia, Sia nampak terdiam sebentar dan segera menuliskan beberapa kata di sebuah kertas karna Yeri yang belum pandai dalam memahami bahasa isyarat.

"Aku masih belum memikirkan hal itu" balas Sia membuat Yeri mengangguk paham.

Jemari Yeri menyentuh sebuah syal yang di sengaja tergantung di dinding, sebuah Syal yang menurutnya berharga bagi gadis itu.

"Kau tidak berniat menyimpan syal ini saja? agar kau tidak terus-terusan memikirkan Renjun setidaknya agar pria itu tenang diatas sana" ucap Yeri lagi.

"Aku telah berjanji sejak awal untuk tidak melepaskan syal itu dari dinding ini" balasan dari Sia membuat Yeri mengangguk paham.

"Ayo keluar kasian Jisung nungguin kamu" ucap Yeri dan segera beranjak menarik Sia untuk ikut dengannya menghampiri Jisung. Terlihat Jisung, Chenle, dan Haechan yang tengah sibuk memperbincagkan sesuatu.

"Ngomongin apa si serius banget" ucapan Yeri membuat ketiganya sontak terdiam dan segera mengalihkan pembicaraan.

"Ah engga, Jisung mau ngajak Sia pergi" balas Haechan membuat gadis bernama Sia itu mengernyit bingung.

"Kamu mau kan?" kini Jisung yang memastikan jawaban dari Sia.

Sia nampak menuliskan beberapa kata dalam sebuah kertas.

"Apa kamu tidak malu pergi bersamaku?"

"Lee Sia berhenti merendahkan dirimu seperti itu" Haechan berucap dengan nada yang rendah ketika adiknya yang selalu seperti itu ketika diajak pergi oleh dirinya bahkan keluarganya yang baru.

"Untuk apa malu, jadi apa kau mau ikut?" tanya Jisung lagi membuat gadis itu mengangguk merasa tak nyaman jika ia harus menolak ajakan dari Jisung.

"Aku akan mengganti pakaian ku sebentar" tulisnya lagi membuat Jisung tersenyum lebar dan mengangguk.

Tak lama setelah itu Sia kembali dengan sebuah cardigan berwarna army kesayangannya dengan sebuha tas yang tersampir di bahunya.

"Aku duluan" ucap Jisung pda Haechan dan Chenle ketika melihat Sia telah siap di hadapannya.

"Lo jaga baik-baik adik gua ngerti" balas Haechan serius pada Jisung membuat remaja itu mengangguk.

Sreett

"Loh kalian udah mau pergi aja" Suara yang terdengar lembut dari arah pintu membuat semuanya sontak menoleh dan mendapati Jaemin tengah menggendong seorang balita dalam pelukannya.

[ √ ] EVANESCENT ¦ AMERTA S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang