14

2.2K 471 35
                                    

Nara baru saja keluar dari sebuah cafe kecil di sebuah pinggiran jalan kota dengan kostum boneka yang cukup besar tengah menyelimuti badan kecilnya. Dengan tumpukan brosor di tangannya Nara mulai berkeliling di sekitaran toko untuk menjajalan Brosur yang ia bawa. Untuk memenuhi semua kebutuhannya sendiri dan juga Asta gadis itu harus bekerja setiap harinya. Ditambah ia yang sebagai seorang single parent Nara benar-benar harus mengandalkan dirinya sendiri dalam segala hal. Tak arang brosur yang ia bawa seringkali terjatuh karna tebalnya yang sangat tak terkira dan ia harus membaginya dan habis dalam jangka waktu setengah hari .

"Silahkan mampir di cafe Yakeni" ucap Nara setelah ia memberikan selembar brosur pada orang-orang di sekitarnya.

Meski keringat terus bercucuran Nara karna suhu dalam kostum terus meningkat membuatnya seringkali merasakan pusing. Namun terkadang ketika ia hampir menyerah ia selalu teringat Asta membuatnya terus berenergi kembali untuk melnjutkan kerja nya.

"Istirahatlah sebentar" Sebuah botol minuman isotonik tersodor untuk Nara membuatnya mendongkak dan menemukan sesosok pria tinggi di depannya.

"Lucas?" Nara berujar ketika mendapati pria itu adalah Lucas, teman kecilnya dulu.

Nara pasrah  ketika Lucas menariknya untuk duduk dan beristirahat.

"Bukankah kau harusnya kuliah? kenapa kau ada disini?" tanya Nara pada Lucas membuat pria itu berdecak lalu membukakan minuman isotonik itu dan memberikannya pada Nara.

"Kau tau aku adalah siswa bodoh sejak sekolah dasar jadi jangan membahas tentang sekolah di depan ku" ucapan Lucas membuat Nara sontak tertawa hebat ketika teman kecilnya itu ternyata memang bodoh.

"Jadi sekarang kau mengakuinya?" pertanyaan itu sontak membuat Lucas mencubit pipi Nara dengan cukupkeras.

"Sampai kapan kau akan meledekku ha!"

"Ya ya ya Wong Yuk Hei berhentilah" bentakan dari Nara membuat Lucas sontak menghentikan aksinya ketika gadis itu menyentaknya dengan menyebutkan nama aslinya.

"Baiklah maaf maaf" ucap Lucas dengan sedikit terkekeh.

"Aku masih menyesal kenapa saat kau di usir dari tempat tinggalmu kenapa kau tidak menemuiku saja? kenapa kau malah tinggal dengan pria asing lihat lah sekarang kau harus menanggung semuanya sendiri" ucapan Lucas membuat Nara menunduk, sebagian dirinya menyesal karna tak bisa menjadi seorang wanita pada umumnya disaat umurnya yang sekarang namun dis sisi lain ia jua bahagia karna sempat hidup bersama pria yang sangat ia cintai.

"Tak perlu membahas itu lagi luke, aku baik-baik saja sekarang sungguh"

"Kau selalu mengatakan itu"

Hening

Tak ada percakapan antara keduanya setelah nya, hanya adakeheningan yang menyelimuti kedua remaja dewasa itu.

Lucas melirik tumpukan brosur yang begitu banyak di samping Nara membuat pria itu sontak mengambil semua tumpukan kertas itu.

"Sekarang lihatlah, aku juga memiliki bakat yang bisa kugunakan dengan ketampanan ku" ucap Lucas dengan peringai ekspresi di buat-buat.

"Lucas jangan mempermalukan ku sekarang" ucap Nara menunduk dengan menutupi wajahnya yang berkeringat dengan kedua tangannya.

"Hai nona cantik silahkan mampir di cafe Yakeni" ucap Lucas sambil memberikan lembaran demi lembaran pada segerombol gadis berseragam sekolah menengah atas dengan kedipan matanya membuatnya di sambut dengan begitu baik.

Tak arang banyak gadis yang menemui secara langsung untuk meminta brosur dari Lucas tanpa pria itu minta. Jujur saya pria tinggi itu termasuk ke dalam pria yang cakap untuk bisa di katakan tampan, tubuh tingginya sangat menyempurnakan segala pakaian mewah yang Lucas kenakan. Awal mula pertemuannya dengan Lucas adalah dulu saat mereka satu sekolah di Sekolah Dasar yang sama bahkan satu kelas, Saat itu Nara yang memang sudah Yatim Piatu dan tinggal bersama neneknya beruntung ketika ia mendapati beasiswa di seolah-sekolah dengan fasilitas pembelajaran yang baik dengan nilai yang harus sempurna untuk bisa masuk ke sekolah itu. Sejak satu kelas dengan Lucas, Nara selalu mengamati Lucas yang selalu di kucilkan oleh teman-temannya yang lain karna Lucas yang bisa dikatakan memiliki nilai terendah di kelas. Hal itu membuat Nara berpindah tempat di samping tempat duduk Lucas dan mulai mengajari semua materi pelajaran yang tak di mengerti oleh Lucas. Lucas begitu gembira ketika ia mendapati Teman yang menerimanya dengan begitu baik serta mengajarinya dengan begitu hati-hati. 

Bahkan saat Sekolah Menengah Pertama pun Lucas masih mengikuti Nara untuk bersekolah di sekolah elite dengan Nara yang bisa masuk secara gratis. Namun semuanya berakhir ketika Nara tak bisa masuk dimana Lucas bersekolah membuat keduanya berpisah dan hanya bertemu di akhir pekan.

Nara masih sangat ingat ketika Lucas tau bahwa dirinya hamil, Lucas sempat memutuskan kontak mereka beberapa saat namun Lucas kembali menemuinya dengan tiba-tiba dan menjaganya dengan hati-hati mulai dari makanan serta pekerjaan Nara. Lucas selalu ada disana untuknya saat masa-masa itu, dan satu hal yang harus di garis bawahi jika pria benama asli Wong Yuk Hei itulah yang memberi nama untuk anaknya dengan nama Asta.

Bahkan seringkali Lucas datang dengan tumpukan mainan untuk Asta dan bermain dengan anak itu ketika Nara sedang sibuk.

"Lihatlah brosurnya habis dengan cepat di tanganku" ucapan Lucas berhasil membuat lamunan Nara buyar, dan benar saja hampir semua pengunjung wanita yang lewat membawa brosur yang Lucas bagikan.

"Baiklah lain kali aku akan membawamu kemari untuk menarik semua pengunjung dasar sok tampan" Balas Nara yang beranjak berdiri berniat mengembalikan kostum yang ia kenakan dan segera pulang menjemput Asta di tempat penitipan anak.

"Aku memang tampan sejak dulu"

"Terserah padamu Sir"

"Aku menunggu mu di mobil dan aku akan ikut menjemput Asta, sudah alam aku tidak menemui anak itu" balas Lucas yang segera mengambil tasnya yang tergeletak di kursi panjang dan segera beranjak pergi ke mobil berwarna hitam yang telah terparkir lama di depan cafe Nara bekerja.

Tak menunggu lama, Nara kembli dengan sebuah pakaian biasanya dan masuk begitu saja ke dalam mobil Lucas.

"Baik, mari kita menjemput masa depan ku" ucapan Lucas membuat Nara terdiam beberapa saat.

"Berhentilah mengatakan itu dan carilah wanita yang bisa kau kencani Luke"

"Hahaha astaga apa yang kau katakan diam dan tidurlah sementara waktu karna perjalanan kita akan sedikit jauh dari sini" ucap Lucas yang fokus pada jalanan panjang .

Di tempat lain, seorang pria dengan topi hitam menatap kepergian Nara dan Lucas dalam diam. Jemari tangannya terlihat mengepal menahan amarah. Sesak menyergapi rongga dadanya ketika kedua pasang matanya memperhatikan interaksi Nara dan juga Lucas. Ditambah pria itu yang mendengar jika Asta adalah masa depannya begitu membuat amarahnya memuncak karna mobil Lucas yang model terbuka membuatnya bisa mendegar percakapan keduanya.

"Asta ataupun Nara keduanya adalah milikku dan itu telah mutlak adanya"

[ √ ] EVANESCENT ¦ AMERTA S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang