My Home || [ Sunghyuck ]✔

21. Hadiah Terindah Untukmu

Hari ini adalah hari ulang tahun Haechan yang ke-22 ( umur Korea ). Sungchan telah merencanakan sebuah kejutan untuk kekasih manisnya itu. Dokter tampan itu sengaja meliburkan diri hari ini untuk menjemput Haechan dan mengajak kekasihnya itu untuk bersenang-senang bersama sebelum nanti malam memberikan sebuah kejutan ulang tahun. Sungchan memang bukan tipe pria romantis yang akan mengatakan kata-kata cinta pada Haechan, tapi Sungchan memiliki cara tersendiri untuk membuat sang kekasih bahagia. Sungchan membuat Haechan tersenyum dengan caranya sendiri, namun juga membuat Haechan menangis dengan caranya sendiri.

Jaehyun tersenyum, membuat dua lubang cacat dipipinya terlihat. Ia bangga karena adiknya telah menjadi seorang laki-laki dewasa yang memiliki tanggung jawab, bukan adiknya yang sering menangis dan terpuruk karena kata-kata menyakitkan yang dulu selalu ia terima dari orang-orang. Adik kecilnya sudah berubah, menjadi seorang laki-laki dewasa seperti dirinya. Rasanya waktu berjalan begitu cepat. Jaehyun berharap semoga Sungchan tidak sebrengsek dirinya yang suka mempermainkan hati orang lain dan merenggut masa depan orang lain karena menginginkan kebahagiaan dunia.

Sungchan menatap Jaehyun dari cermin dihadapannya. Ia mengerti sehancur apa kakaknya itu. Disaat sudah mencintai seseorang dengan tulus, dan disaat itulah semuanya menghilang sekejap mata karena perbuatan diri sendiri. Jaehyun seperti kehilangan tumpuan hidupnya, kehilangan kekuatan untuk bertahan lebih lama. Jaehyun memang salah, tapi ia melakukan hal itu karena satu alasan. Ia ingin bahagia, meskipun ia tahu itu adalah cara yang salah. Jaehyun tidak benar-benar ingin menyakiti perasaan Doyoung, ia hanya merasa bosan hingga berpindah dan mencari hati lain untuk disinggahi sebentar sebelum kembali pada Doyoung, rumahnya yang sesungguhnya.

Sungchan menghampiri Jaehyun dan menepuk pelan pundak kakaknya itu, membuat Jaehyun tersadar dari lamunannya dan menatap Sungchan.

"Jangan menyerah, hyung. Ajak Doyoung hyung bertemu dan minta maaf padanya meskipun kemungkinan kecil untuk mendapat maaf darinya. Mencoba lagi tidak masalah, bukan? Mungkin sebelumnya hyung gagal mendapat maaf dari Doyoung hyung, tapi jangan menyerah karena hal itu, tapi terus mencoba hingga berhasil. Jika hyung lelah mengejar maaf dari Doyoung hyung, maka beristirahat sejenak, lalu setelah itu kejar kembali. Doyoung hyung pasti akan memaafkan hyung nantinya. Jangan mudah menyerah, hyung. Adikmu ini saja berani mengejar maaf dari cintanya, masa kau tidak berani sih?!" Sungchan mencoba bercanda diakhir kalimatnya, tapi Jaehyun hanya tersenyum sendu.

"Apa kau malu memiliki seorang kakak brengsek seperti hyung?" Jaehyun bertanya dengan pandangan terfokus pada dinding ber-cat putih dihadapannya.

Sungchan tersentak saat mendengar pertanyaan Jaehyun. Heol! Kenapa kakaknya bisa bertanya seperti itu?!

"Tentu saja tidak. Untuk apa aku malu? Apa alasannya? Selama ini hyung sudah menjadi sosok kakak yang baik untukku dan selalu menjadi tameng untukku disaat Appa dan Eomma ingin menyakiti ku. Meskipun hyung brengsek sekali pun, aku akan tetap menyayangi hyung. Jika hyung tidak ada, mungkin aku tidak akan bisa menjadi seorang laki-laki sejati." Jawab Sungchan panjang lebar. Sungchan tidak ingin mendengar pertanyaan konyol itu lagi dari mulut Jaehyun.

Jaehyun menatap Sungchan, melihat bagaimana sorot amarah sang adik saat ia mengucapkan pertanyaan seperti itu. Tapi Jaehyun benar-benar ingin tahu jawaban Sungchan atas pertanyaannya. Sekarang ia sudah mendapatkan jawabannya.

"Terima kasih atas jawabanmu." Ucap Jaehyun lalu keluar dari kamar Sungchan dengan langkah gontai.

[ My Home ]

Sungchan memarkirkan mobilnya dihalaman rumah Haechan. Dokter tampan itu lantas keluar dari dalam mobil untuk menghampiri sang kekasih yang sudah menunggunya disana. Malam ini Haechan terlihat sangat cantik dan menggemaskan dalam waktu bersamaan. Sungchan sampai dibuat terpesona entah untuk keberapa kalinya oleh Haechan, kekasihnya.