7. Hanya teman

744 107 17
                                    





Haechan menghabiskan waktunya hingga malam hari bersama Doyoung di Cafe milik pemuda yang telah dianggap sebagai kakaknya itu. Haechan menemani Doyoung hingga cafe milik Doyoung tutup. Pemuda bermarga Kim itu pulang kerumahnya, diantar oleh Taeyong yang awalnya ingin menjemput Haechan di Cafe.

Sementara Haechan pulang bersama Mark, salah satu pelayan di Cafe milik Doyoung. Mark merupakan kakak tingkat Haechan semasa SHS dulu. Keduanya kembali bertemu saat Mark bekerja di Cafe milik Doyoung. Haechan tentu saya senang ketika bertemu dengan Mark setelah sekian lama.

Mark dan Haechan berjalan menuju halte bus dalam diam. Keduanya sama-sama sibuk dengan pemikiran masing-masing. Mark diam-diam memandangi wajah Haechan dari samping, tentunya tanpa disadari oleh sang empu.

"Kenapa tidak pulang bersama Doyoung hyung dan Taeyong hyung?" Tanya Mark, membuka pembicaraan.

"Aku hanya ingin memberi waktu untuk mereka berdua. Jika aku ikut, mereka hanya akan mengabaikan ku." Ucap Haechan mengerucutkan bibirnya.

Mark terkekeh gemas melihat Haechan yang mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil yang tengah merajuk. Dari dulu Haechan tidak berubah, tetap lucu dan menggemaskan dimatanya.

"Kau terlihat seperti anak kecil yang sedang merajuk." Celetuk Mark.

Haechan mendelik kesal pada pemuda asal Kanada itu. Apa-apaan?! Enak saja mengatakan jika dirinya seperti anak kecil.

"Ya! Enak saja hyung mengatakan aku seperti anak kecil! Rasakan ini!" Haechan memukul Mark bertubi-tubi hingga pemuda asal Kanada itu memekik kesakitan.

"Baiklah, aku minta maaf, okey? Tolong hentikan pukulanmu itu, Lee Haechan." Pinta Mark dengan wajah memelasnya.

Haechan menghentikan pukulannya pada Mark lalu mendengus kesal. Sebenarnya Haechan kasihan melihat Mark yang tengah kesakitan, menahan bekas pukulannya yang cukup keras. Tapi karena Haechan masih kesal pada Mark, ia berusaha acuh dan melanjutkan langkahnya dengan cepat, meninggalkan Mark yang terus memanggil namanya.

"Ya! Lee Haechan, tunggu aku eoh!" Mark mengejar Haechan yang berjalan beberapa langkah didepannya.

Laki-laki asal Kanada itu tertawa terbahak melihat raut wajah kesal Haechan. Sementara Haechan hanya memutar bola matanya malas lalu mempercepat langkahnya lagi.

Mark menghampiri Haechan dan duduk disamping pemuda manis itu. Keduanya menunggu bus yang akan datang sekitar 10 menit lagi. Haechan masih merasa kesal dengan Mark. Sementara Mark masih asik memancing emosi pemuda yang lebih muda. Menurut Mark, Haechan sangat lucu jika sedang marah dan kesal.

[ My Home ]

Taeyong memandang heran sang adik yang terlihat sedang kesal. Sementara Mark terus tertawa melihat wajah Haechan yang sedang menahan kesal padanya. Taeyong tidak mengerti dengan Mark dan Haechan.

"Dasar anak kecil!" Lagi, Mark mengejek Haechan sebelum pemuda manis itu masuk kedalam kamarnya.

Haechan membuka sepatunya lalu melemparkan sepatu itu kearah Mark hingga mengenai dahi pemuda Kanada itu. Taeyong menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Mark dan Haechan yang kekanak-kanakan. Mark yang tidak terima, balik melempar sepatu milik Haechan yang sayangnya tidak kena sasaran.

"Makanya jangan suka mengejek orang!" Ejek Haechan lalu pemuda manis itu masuk kedalam kamarnya.

Mark tidak membalas ucapan Haechan. Entah kenapa Mark menyukai setiap kali Haechan marah dan kesal. Raut wajah pemuda manis itu terlihat sangat lucu dan menggemaskan bagi Mark. Haechan masih sama seperti dulu, selalu membuat Mark tersenyum.

My Home || [ Sunghyuck ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang