Setelah menghabiskan waktu bersama dipasar malam, Sungchan dan Haechan memutuskan untuk pulang kerumah karena malam semakin larut. Keduanya mengobrol banyak hal didalam mobil, seperti dulu. Sungchan menatap Haechan dari samping, bertanya-tanya dalam hati. Sudah berapa lama senyum itu redup karena ulahnya? Sudah berapa kali mata indah itu menangisinya? Sudah berapa banyak luka yang tertoreh dihati malaikatnya? Sudah berapa lama Sungchan mengabaikan Haechan? Hingga dirinya tidak menyadari jika kekasih manisnya itu semakin terlihat kurus.
Haechan sibuk menatap jalanan disampingnya, dirinya benar-benar bahagia. Batinnya ingin berteriak agar seluruh dunia tau bahwa dirinya tengah bahagia saat ini. Haechan memang tidak pernah mengharapkan apapun dari Sungchan, Haechan hanya ingin Sungchan selalu berada disisinya dan selalu menatapnya dengan penuh cinta setiap waktu. Hanya karena hal kecil yang dilakukan Sungchan padanya, bagi Haechan itu sudah cukup. Haechan mencintai Sungchan dengan tulus dan apa adanya.
Sungchan tersenyum tipis, salah satu tangannya menggenggam tangan mungil Haechan dengan erat. Sang empu mengalihkan pandangannya, menatap Sungchan yang masih fokus dengan jalanan didepannya. Sungchan mengusap pelan punggung tangan Haechan dengan lembut. Saling menggenggam tangan didalam mobil adalah salah satu kebiasaan Sungchan dan Haechan ketika berada didalam mobil.
"Kesempatan ini tidak akan aku sia-siakan lagi. Mendapatkan malaikat sepertimu adalah suatu keberuntungan untukku. Hanya hyung yang selalu mendukungku dan memberiku semangat hingga aku bisa mencapai titik ini. Tanpa hyung, aku tidak akan pernah bisa mencapai kesuksesanku saat ini." Ucap Sungchan.
Haechan tersenyum lalu membalas usapan lembut Sungchan pada punggung tangannya. "Jangan berterima kasih padaku, Sungchan. Semua ini berkat kerja kerasmu selama ini. Jika kau tidak memiliki semangat untuk berjuang meraih mimpimu, sampai sekarang kau tidak akan berhasil meraih mimpimu. Hyung hanya bisa mendukungmu jika itu yang terbaik untukmu. Semua itu berawal dari dirimu sendiri, bukan karena hyung. Jika kau mau berusaha, tuhan pasti akan memberikan jalan untuk menggapai mimpi itu." Ucap Haechan.
Sungchan lagi-lagi dibuat kagum dengan kata-kata Haechan untuk ke sekian kalinya. Haechannya benar-benar bijak dan dewasa. Inilah salah satu yang Sungchan sukai dari diri Haechan. Terkadang Haechan bisa menjadi sosok yang bijak dan dewasa, meskipun terkadang Haechan bersikap manja padanya.
"Tidak ada kalimat lain yang bisa aku ucapkan pada hyung selain terima kasih. Tuhan sangat baik padaku hingga mengirimkan seseorang sebaik hyung untukku. Sepertinya saat membuat hyung, tuhan sedang bahagia." Ucap Sungchan.
Haechan tersenyum mendengar ucapan Sungchan. Haechan berharap semoga kata-kata itu hanya tertuju padanya sampai kapanpun.
[ My Home ]
Mobil Sungchan memasuki halaman rumah keluarga Lee. Sungchan segera memarkirkan mobilnya dihalaman rumah keluarga Lee yang luas itu. Sungchan segera keluar dari dalam mobilnya, berlari kecil memutari pintu mobilnya untuk membukakan pintu disamping kemudi. Haechan segera keluar saat Sungchan membukakan pintu mobil untuknya.
"Silahkan, princess." Ucap Sungchan.
"Ya! Aku seorang namja tau!!" Haechan mengerucutkan bibirnya lucu.
Sungchan tertawa lalu mencubit gemas hidung bangir Haechan hingga sang empu memekik. Sungchan lantas meminta maaf dan mengusap pelan hidung Haechan. Sungchan menggenggam tangan mungil kekasihnya, mengajak yang lebih tua untuk segera masuk kedalam rumah. Sungchan tidak akan membiarkan Haechan terlalu lama diluar dan terkena angin malam yang dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Home || [ Sunghyuck ]✔
Fiksi UmumHappy Reading. Sungchan | Dom Haechan | Sub [ Complete ] Disaat hati ini mulai meragu akan hadirmu, kenangan lama tentangmu kembali hadir dalam benakku, membuat hati ini kembali padamu. Jantung ini pernah berpindah, berdetak untuk seseorang lainny...