8. Minggu yang indah

664 101 25
                                    

Judul sm isi gak sesuai.

.
.
.




Bagi Hana ini adalah hari paling bahagia dalam hidupnya. Dapat makan malam bersama Sungchan, orang yang disukainya membuat Hana merasa senang dan bahagia. Rasa bahagianya tidak bisa lagi disembunyikan. Sejak tadi wanita bermarga Kim itu sibuk memilih pakaian dan make up yang akan digunakannya untuk nanti malam.

Hana memandang pantulan dirinya dicermin, sedikit memutar tubuhnya untuk melihat secara keseluruhan. Ia menghela nafas saat melihat pakaiannya kurang cocok. Entah pakaian keberapa yang telah dicoba wanita itu hingga ia merasa lelah sendiri. Dirinya harus tampil cantik dan sempurna didepan Sungchan nanti malam.

' Cklek '

Seseorang membuka pintu kamar Hana. Ternyata itu ibunya. Wanita paru baya itu menghampiri Hana dengan senyum teduhnya. Sebuah pelukan diberikan oleh sang ibu pada Hana. Hana membalas pelukan wanita yang berstatus sebagai ibunya itu. Wanita didepannya ini adalah wanita paling hebat dalam hidupnya. Hana sangat menyayangi ibunya, melebihi apapun.

"Hana sedang apa?" Tanya ibunya dengan lembut sembari mengusap surai milik Hana.

Hana mengusap punggung tangan ibunya dengan pelan.

"Aku sedang memiliki pakaian yang akan kukenakan nanti malam, eomma." Jawab Hana pelan.

"Hana ingin pergi kencan ya? Bersama siapa?" Tanya sang ibu lagi.

Hana tau kenapa ibunya bertanya seperti itu. Dulu, Hana pernah menjalin kasih dengan seorang pria dan sayangnya kisah cintanya berakhir tragis dengan pria itu meninggalkannya bersama wanita lain. Ibunya hanya tidak ingin Hana salah memilih pria lagi seperti dulu. Cukup satu kali Hana patah hati karena laki-laki. Semenjak saat itu Hana tidak pernah lagi jatuh cinta. Ia telah melupakan cintanya yang menyakitkan. Dan saat bertemu dengan Sungchan, saat itulah rasa itu hadir dengan sendirinya. Hana menganggap itu adalah pertama kalinya ia merasakan hal itu, sangat berbeda dengan yang dulu ia rasakan bersama mantannya.

"Namanya Sungchan. Dia seorang dokter yang menangani Hana saat kecelakaan beberapa bulan lalu." Jelas Hana.

"Eomma tidak ingin kau salah memilih lagi. Untuk saat ini Eomma percaya pada laki-laki itu selagi kau masih tersenyum dan tertawa karenanya." Ucap ny. Kim dengan lembut.

"Sungchan laki-laki yang baik. Dia tidak akan menyakitiku seperti dia, eomma." Ucap Hana.

Ny. Kim tersenyum lembut. Jika anaknya bahagia, dirinya juga ikut bahagia. Ia hanya bisa berharap agar Sungchan dapat membahagiakan Hana selalu.

[ My Home ]

Malam ini Sungchan terlihat rapi dengan jas formalnya, terlihat sangat tampan. Sungchan memandang dirinya dicermin sekali lagi untuk memastikan sebelum dirinya benar-benar pergi untuk menemui Hana. Dokter tampan itu meraih kunci mobil miliknya lalu segera keluar dari kamarnya. Lagi dan lagi Sungchan mengabaikan pesan dan panggilan dari Haechan.

"Kau mau kemana?"

Sungchan menghentikan langkahnya lalu mendongak, menatap sang kakak yang tengah melihat dirinya dari lantai atas.

"Bertemu dengan seseorang." Jawab Sungchan lalu kembali melangkahkan kakinya menuju mobilnya yang terparkir digarasi.

Sementara Jaehyun hanya memandang punggung adiknya itu dari lantai atas. Jaehyun tau kemana tujuan adiknya itu pergi. Tentu saja bukan untuk menemui Haechan. Meskipun Jaehyun jarang dirumah karena pekerjaan dikantornya, tapi Jaehyun tau semua yang dilakukan Sungchan.

My Home || [ Sunghyuck ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang