19. Malam yang bahagia

801 83 8
                                    




Malam ini Sungchan dan Haechan memutuskan untuk jalan-jalan kepasar malam yang dulu sering mereka datangi setiap malam minggu. Tautan tangan keduanya tidak terlepas sejak tadi, malah semakin mengerat satu sama lain. Bibir keduanya tidak berhenti tersenyum, seolah menunjukkan jika saat ini keduanya sangat bahagia. Hubungan keduanya perlahan semakin membaik seperti dulu.

Sungchan telah meyakinkan hatinya bahwa hanya Haechan yang dicintainya dan jantungnya hanya akan selalu berdetak untuk Haechan. Tatapan penuh cinta dan puja miliknya hanya akan terus terarah pada sosok manis yang menjadi kekasihnya saat ini. Sudah cukup selama ini Haechan menangis karena kecewa padanya, sekarang waktunya Haechan untuk selalu tersenyum dan bahagia. Sungchan tidak akan membuat senyum indah itu kembali sirna dari bibir berbentuk hati itu.

Sungchan beruntung karena memiliki malaikat sebaik Haechan sebagai kekasihnya. Meskipun Sungchan mengkhianati Haechan dan menyakiti hati namja manis itu tanpa sadar, tapi Haechan tidak marah padanya dan memutuskan hubungan mereka, tetapi namja manis itu malah tetap menunggu Sungchan untuk berbalik kearahnya dan kembali menatapnya dengan penuh cinta seperti dulu. Sungchan sadar, Haechan memang ciptaan tuhan yang sengaja dikirim untuknya.

Pasar malam terlihat lumayan ramai malam ini, banyak pasangan kekasih yang menghabiskan malam minggu mereka dengan berjalan-jalan dipasar malam dan membeli beberapa makanan disana. Meskipun makanan yang dijual disana hanya makanan biasa, tetapi rasanya sangat enak. Itu salah satu yang membuat Haechan menyukainya. Dan hal itu pula yang membuat Sungchan kagum pada Haechan. Haechan itu sangat sederhana, tetapi hal itu mampu membuat kesan tersendiri bagi Sungchan.

Haechan itu berbeda dengan wanita dan namja lainnya, hatinya yang selalu tegar dan sabar menghadapi setiap masalah dan cobaan yang hadir dalam hidupnya benar-benar membuat Sungchan kagum dan semakin menyukai namja manis itu.

"Sudah cukup lama kita tidak kesini, suasananya masih sama seperti dulu ya." Ucap Haechan, menatap sang kekasih dari samping.

"Hyung masih menyukainya?" Tanya Sungchan dan diangguki oleh sang empu.

Sungchan mengajak Haechan menuju salah satu pedagang makanan disana. Haechan menatap penuh binar beberapa cup Ramyeon disana dengan ukuran berbeda-beda. Sungchan memesan beberapa Ramyeon dengan ukuran berbeda untuk dirinya dan Haechan. Keduanya memang menyukai Ramyeon yang terlihat sederhana itu namun enak.

"Terima kasih ahjussi, ini uangnya." Sungchan menyerahkan beberapa lembar uang kepada sang penjual.

Pria paru baya itu tersenyum lalu menerima uang milik Sungchan. "Kenapa nak Sungchan dan nak Haechan jarang kemari? Paman padahal sangat merindukan kalian karena sudah lama tidak kemari." Ucap pria paru baya itu. Pria paru baya itu memang sudah mengenal Sungchan dan Haechan sejak lama dan menjadi akrab dengan keduanya, bahkan keduanya telah menganggap pria paru baya itu sebagai orang tua mereka sendiri.

Sungchan mengusap tengkuknya canggung, "Sebenarnya hubungan kami sempat renggang, paman. Tapi sekarang sudah jauh lebih baik." Ucap Sungchan.

Pria paru baya itu tersenyum. "Dalam hubungan percintaan memang terdapat banyak masalah dan konflik, tetapi keduanya harus bisa bersikap dewasa untuk menyelesaikan masalah yang ada dan membuat semuanya menjadi lebih baik. Kalian berdua masih muda, perjalanan kalian masih panjang, jadi jangan sampai hubungan kalian berakhir hanya karena alasan sepele atau karena adanya orang ketiga. Saling percaya itu adalah kuncinya, serta saling menjaga hati masing-masing agar tidak berpaling untuk orang lain." Jelas pria paru baya itu.

Sungchan dan Haechan tersenyum menanggapi perkataan pria paru baya itu yang sepertinya mengetahui apa masalah yang sempat menimpa hubungan keduanya.

My Home || [ Sunghyuck ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang