Lumayan menjadi perbincangan banyak orang. Karena hari ini secara resmi Kak Ten memperkenalkan gue sebagai pasangannya, pacar lebih tepatnya.
Ketika ditanya sejak kapan, dia bilang, "Sejak Evelin dilahirin sama emaknya."
Tapi enggak sedikit juga yang sudah menebak sejak adegan Kak Ten nyeret gue waktu itu sama waktu dia di kelas yang nyamperin ke bangku gue. Murid-murid lain enggak ada niatan buat sekedar tanya ke Kak Ten atau gue tentang apa yang terjadi.
Kepribadian Kak Ten dan gue yang lumayan tertutup di sekolah, membuat kita enggak seberapa punya banyak teman. Bahkan sampai saat ini, murid perempuan yang dekat sama gue di sekolah ya cuma si Lisa, yang lain just say hello that's enough. Kalau teman cowok, sekarang yang temenan deket sama gue memang si Jefri. Dia juga anak basket sekaligus teman deketnya Kak Ten.
Gitu-gitu, fans nya Kak Ten banyak loh.
Tentang ucapannya waktu itu, yang dia bilang kalau semisal gue di bully atau diapain gitu sama murid cewek lain, ya bisa dibilang memang kejadian sih. Bukan di bully, lebih tepatnya gue dijadikan bahan omongan sama mereka, bahkan ada yang secara terang-terangan menyindir gue karena yang awalnya gue dikira dekat sama Theo, terus Jefri kasih pengumuman kalau kita pacaran, tapi ternyata gue pacarannya sama Kak Ten.
Beruntung ada Lisa sang pembela kebenaran. Cewek itu juga yang langsung nyamperin si Theo begitu ada gosip di sekolah kalau gue jadi orang ketiga di antara hubungan Theo sama Rose.
Yang gue enggak menyangka, Rose dengan sendirinya nyamperin gue dan dia minta maaf dengan gosip yang sudah sampai di telinga gue itu.
Theo, lo beruntung punya cewek kayak Rose. Yang bisa merubah diri lo dan bisa memaafkan keadaan. Karena mungkin, kalau gue yang ada di posisi Rose, gue enggak yakin akan semudah itu untuk memaafkan. Terlalu kolot memang. Tapi sifat seseorang memang beda-beda kan?
Dan lo enggak bisa memaksakan kehendak. Kalau lo niat to be better, lo pasti bisa berubah. Tapi buat gue, agak sulit rasanya.
"EVELIN CINGTAHKUUUU," teriak seseorang.
Jefri berjalan ke arah gue dengan melebarkan kedua tangannya. Gue sudah siap untuk menyambut Jefri dengan pelukan tapi tidak sampai karena Kak Ten yang tiba-tiba menghalangi badan gue, alhasil dia yang pelukan sama Jefri.
"Babi Ten anjing," Jefri memberontak ingin melepaskan pelukan mereka.
Tapi Kak Ten malah semakin mempererat rangkulannya. Fotografer acara hari ini, si Kiming, dengan segera mengabadikan moment mereka berdua yang lagi pelukan itu.
Bagus Ming, nanti gue minta fotonya ke lo ya.
"Berani meluk pacar gue, gue semir bulu hidung lo."
"EVELIIINNN TOLONGIN KANGMAS," teriak Jefri.
Gue pura-pura enggak dengar dengan ngobrol sama si Kiming. Melihat hasil foto yang tadi dia jepret. Foto gue sama foto-foto yang lain juga.
"Ihhh ini bagus banget gue nyaaa," gue excited melihat satu hasil foto yang Kiming jepret di kameranya.
"Woy Jefri! Lo belum foto berdua bareng gue," ajak Kiming, lalu dia meminta gue untuk memfotokan dia sama Jefri.
Dua cowok itu memang nempel banget, karena satu ekskul juga, sudah kayak saudara kembar. Dan gue disini juga sudah siap dengan kamera yang ada di tangan gue. Memfokuskan objek ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Or Boyfriend ✓ | Ten [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] • Di rumah dan di sekolah sifatnya beda 180 derajat • Seperti apa perasaan lo ketika lo ditaksir sama kakak lo sendiri? Eitsss, ini bukan kakak kandung, tiri, ataupun sepupu seperti kebanyakan cerita dari orang-orang di...