Back

21K 2.9K 317
                                    

"Waw, lama bener keluarnya. Lihat, jam berapa tuh."

"Baru juga masuk, nyopot sepatu, udah ngomel aja itu tulang kering," balas gue atas ucapan Kak Ten.

"Maaa lihat maa, masa Lin pulang malem jam segini. Sama cowo lagi keluarnya."

Dih kan tuh, kumat lagi sok polosnya. Mama, jangan mau kena tipu sama juragan baskom Maaaa.

"Enggak apa-apa, kan enggak sering. Lagian juga Evelin enggak pernah keluar sama cowo kecuali sama kamu Ten."

"Dengerin tuh kak."

Kak Ten mencebikkan bibir, lalu menatap gue kesal. Bodoamat sama Kak Ten, gue menjulurkam lidah ke dia setelah itu langsung naik ke kamar.

Theo
Masuk kamar dengan selamat kan?

Evelin
Enggak basa-basi nya emang
Tau gue masuk kamar darimana?
Pinter bener
Cenayang ya lo

Theo
:)
Tau lah

Evelin

Tau darimana lo

Theo
Dari hati

Evelin
Udah gila

Theo
Iya gue gila
Gara-gara lo sih

Evelin
Lah gue?
Gila aja sendiri, jangan ajak-ajak pokoknya

Theo
Katanya lo gak bisa hidup tanpa gue?

Evelin
Air api angin dan udara nangis liat ketikan lo
Gak ada hubungannya gelo

Theo
E

mang belum ada hubungan apa-apa

Nanti tunggu waktunya

Evelin
/send pict/

Evelin/send pict/

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Theo
Asu..

Evelin
Maaf ya tayo
Gue dapet dari yuda

Theo
Sialan si gondrong

Evelin
Eh, tolong lo ngaca ya

Theo
Ih tiling li ngici yi

Evelin
Bodo tapir

"Oy!"

"Hah?!" Kaget kan gue jadinya.

"Belum tidur?" tanya Kak Ten.

Kak Ten duduk di sisi ranjang gue. Gue yang lagi posisi senderan di ranjang akhirnya membenarkan posisi gue supaya lebih deketan ke Kak Ten.

"Udah mimpi malah."

Ctak!

Jidat gue ditoyor, sialan si tapong memang.

Gue mengusap-ngusap jidat, membuat Kak Ten, si tersangka penjitakanㅡ apasih bahasanya aduh. Membuat Kak Ten ikut mengusap jidat gue.

Padahal juga enggak apa-apa sih sebenernya, cuma panasnya bekas jitakan itu loh masih lumayan berasa.

"Sakit?"

"Gak."

"Sinian deh."

"Apa?"

Cup!

Siaaalll, makin panas jidat gueee.

Kak Ten cuma senyam-senyum dengan wajah tanpa dosanya setelah dia mencium jidat gue. Emang ya bisa banget modusnya.

"Tidur gih," suruhnya.

"Apa mau aku tidurin?"

"Kambing lo, jauh-jauh sana!" Usir gue ke Kak Ten, gue mendorong dia sampai ke depan pintu kamar lalu gue tutup pintunya lumayan kenceng.

Ah sial, pasti gue keliatan banget tadi saltingnya.

Ten Chittapooooonnnnn, liat aja ya bakal gue bikin baper balik lo. Lo bukan kakak kandung gue gimanapun juga!

Eh, tapi gimana caranya gue ngebaperin dia balik coba? Huhu..

Brother Or Boyfriend ✓ | Ten [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang