Fix gue ditipu.
Mana yang katanya tunangan??? INI MAH NIKAHAN NAMANYA! GUE KAWIN HEH KAWIN! Nikah maksudnya.
Dan sebenarnya ini apa maksudnya? Kak Ten, Mama, Ayah, Papa, dan Mami ternyata sudah merencanakan ini dari jauh-jauh hari.
Dan Kak Ten adalah dalang dibalik ini semua. Sedangkan gue merasa bodoh banget hari ini, di acara pernikahan gue sendiri yang gue kira tunangan. Yang setau gue ini adalah acara tunangan gue dan dia.
Lo kapan ngelamar gue si Ten, astagaaa???
Ini gue jadi berasa dijodohin kalau kayak gini. Dan temen-temen sekolah gue datang semua. Jefri yang mengambil tempat duduk paling depan dan gue bisa melihat dia dengan jelas, si kampret itu mengeluarkan muka mengejeknya.
Sialan lo. Gue udah nganggep lo temen deket dan ternyata lo tau tentang ini ya monyet.
Pantesan pas bikin undangan, Mama bilang serahin semua sama Mama dan pas sebar undangan kita pakai kurir buat setiap undangan.
Tau-tau pas gue nyampe di gedung, terpampang jelas tulisan,
"HAPPY WEDDING TEN AND EVELIN."
Ya.. Lo bayangin lah muka gue pas ngelihat itu?
Acara tukar cincin dan penyebutan janji suci sudah dilalui. Dan sekarang kita lagi nyamperin tamu-tamu yang datang hari ini.
Ada Om Yuno juga, Papanya Jefri. Lagi ngobrol sama Papa kayak sekarang ini.
"Perasaan baru kemarin si Jefri nyolong Evelin buat pura-pura jadi pacarnya. Jefri yang tunangan, ternyata Evelin yang nikah duluan. Hebat banget anak Pak Chandra ini" kata Om Yuno.
Gue yang mendengar itu hanya tersenyum malu.
Mamanya Jefri juga muji gue banget, katanya gue cantik. "Mirip banget sama kamu, Wen."
Mama yang mendengar itu hanya bisa tertawa. Merasa puas dengan ucapan Mamanya Jefri.
"Mana nih mempelai pria?" tanya Om Yuno.
Gue menjawab Om Yuno dengan menunjuk ke arah seseorang yang sudah berstatus menjadi suami gue sekarang.
Dia lagi debat sama Jefri masalah kacang.
Gue enggak habis pikir juga, bisa-bisanya Jefri datang ke acara pernikahan di gedung bawa kacang kulit sebungkus. Jelas aja lah yang punya acara ngomel.
"Yuk, kesana. Banyak tamu yang belum disamperin," ajak gue ke Kak Ten.
"Ini, Jef─"
"Kamu udah nipu aku pakai bilang tunangan ternyata nikah ya. Sekarang nurut sama istri!" potong gue ketika dia hendak protes masalah Jefri dan kacang kulitnya.
Kita menghampiri tamu-tamu yang lain. Di sela-sela itu, gue menanyakan satu hal kepada Kak Ten. "Kita nikah gini, kamu mau biayain aku duit darimana?"
Dan hanya dibalas dengan senyuman lebar dari kedua sudut bibirnya dengan sebuah kalimat, "Ten always can do anything."
Gue jadi curiga sama dia. Lo enggak kerja yang aneh-aneh kan? Melihara tuyul jangan-jangan???
Dan malam itu menjadi malam yang sangat bersejarah buat kita, terutama gue.
Ditipu sama keluarga dan calon suami sendiri sebelum jadi suami. Acara nikahan yang pengantin wanitanya sendiri enggak tau kalau dia bakal nikah hari itu juga.
Memang terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Or Boyfriend ✓ | Ten [SUDAH TERBIT]
Fiksi Penggemar[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] • Di rumah dan di sekolah sifatnya beda 180 derajat • Seperti apa perasaan lo ketika lo ditaksir sama kakak lo sendiri? Eitsss, ini bukan kakak kandung, tiri, ataupun sepupu seperti kebanyakan cerita dari orang-orang di...