"Ck sialan" Batin Koen.
Nafas Koen memburu, mengejar seseorang didepannya, sesaat ia lupa dengan keadaan orang-orang yang ada di rumah Benjamin, yang ada dipikirannya kali ini adalah bagaimana cara menangkap orang sialan itu, jika dilihat dari belakang manusia yang sedang berlari terbirit-birit di depannya itu adalah seorang laki-laki, menggunakan jaket jeans yang disertai penutup kepala, tentu saja ia menggunakan masker, terlewat bodoh jika ada seorang pembunuh atau peneror yang dengan percaya diri memamerkan wajahnya setelah melakukan suatu hal yang berbahaya. Menggunakan legging olahraga hitam ditambah dengan aksen garis putih panjang di samping pahanya sampai menuju telapak kaki bagian samping.
Jika dilihat dari peta, rumah yang ada di Fregatsraat menghadap selatan, dan Koen berlari menuju arah barat, ya tentu saja untuk menangkap peneror itu karena ia berlari kearah barat, jarak antara Koen dan peneror itu hanya 3 meter tapi Koen sudah mulai kehabisan tenaga, notabene orang yang ia kejar sepertinya adalah seorang pelari handal, jika kita lihat di depan si peneror itu, bisa terlihat jelas noda darah di jaketnya, entah bagaimana ceritanya ia bisa menyelusup masuk menuju taman belakang rumah Benjamin dan secara tiba-tiba menyerang Drew dengan pisaunya lalu menusuk Nyonya Edwin.
Sesuai dengan peta, jarak antara Fregatsraat menuju jalan pertama Aakplein hanya 0,2 mil, cukup dekat, awalnya Koen mempercepat gerakan kakinya Ketika peneror itu hampir sampai ke jalan pertama Aakplein, tapi diluar dugannya peneror itu tak berbelok menuju Aakplein pertama, dan tentu saja ia terkecoh, peneror itu berbelok menuju Aakplein kedua, luar biasa, ia tak menyangka dirinya begitu bodoh, awalnya ia memelankan dirinya karena peneror itu tak lewat jalan pertama tapi setelah ia berbelok ke jalan kedua, Koen sudah tertinggal jauh dari peneror itu dan disaat itu pula kakinya menolak untuk dipaksa lebih cepat.
Baru saja dirinya hampir membelokkan diri menuju Aakplein kedua, sebuah mini bus dari arah barat Fregatstraat berbelok dengan tajam di hadapan Koen, alhasil dirinya terjerembab ke belakang karena mini bus itu.
"Astaga Tuhan"
Peneror itu hilang begitu saja setelah mini bus itu berbelok, tentu saja, semangat gigih seorang Koen Barend masih membara di dalam dirinya untuk mengejar peneror itu walaupun sudah tak ada jejak, tapi sepertinya takdir berkehendak lain.
Ia tak bisa berdiri, disebabkan oleh kakinya yang terkilir karena terjerembab, baguslah sekarang ia hanya bisa terduduk di dekat Aakplein, sendirian dan menunggu bantuan, ditambah dengan dirinya menggerutu karena kakinya.
"Baguslah, tinggal menunggu ambulans saja"
*****
Senin, 7 Maret 2016, Pukul 09.30
"Bagaimana tanganmu?" Tanya Anouk.
"Baik, untung saja diriku bukan seorang kidal"
KAMU SEDANG MEMBACA
29.02 | Unsolved case ✔
Misteri / ThrillerKasus 29.02.92 sudah ditutup sejak 2004, pelaku sampai saat ini belum ditemukan, kasus itu datang lagi di 2016 secara perlahan tapi pasti, dan target utama nya adalah salah satu murid dari sekolah menengah atas di kota Utrecht, Belanda. Bziiip... Li...