Selasa, 1 Maret 2016, Pukul 14.30
Anouk tengah duduk santai dibangkunya, sesekali melihat pemandangan di luar jendela, ia ingin merenung, mungkin karena tadi ia tidak bisa menjawab 2 soal di ujian biologinya, suasana diluar kelas terdengar ricuh, entah apa yang terjadi.
Anouk segera bangkit dari kursinya, mencoba melihat kericuhan di luar kelas, tiba-tiba ada tangan yang menariknya.
"Akhirnya aku menemukanmu, k-kau harus melihat kejadian ini"
Idna lah yang menarik tangan Anouk., ia segera menunjuk kearah pusat keramaian dimana terlihat dari jauh bahwa itu ruangan terpencil di sudut belakang sekolah, napasnya tersengal, keringatnya mengucur deras, terlihat dari rambutnya yang sedikit basah.
"Apa yang terjadi Idna?" Tanya Anouk
"A..a-ada mayat d-disana"
Tanpa berpikir panjang, Anouk memantapkan langkah kakinya, menuju pusat keramaian itu, tak ada yang bisa menghentikan gadis itu kali ini, Idna mencoba menyusulnya walaupun keadaannya masih belum stabil.
Mereka sampai di depan ruangan itu, ada petugas yang berjaga di depan ruangan, mereka hanya diberi jarak 2 meter oleh petugas, tidak boleh ada yang mendekat, Mr. Ludwig alias kepala sekolah, tengah memerhatikan mayat yang tertutup kain itu
"Anouk, Idna!" Itu Kenric, sepertinya ia sudah ada di lokasi sejak tadi.
"Apa yang terjadi Kenric?" Tanya Anouk dengan raut wajah yang dingin.
"Mayat itu adalah Benjamin Edwin, junior kita, ia anak kelas 10"
"Kenric, astaga, apa yang kulewatkan?" Isaak tiba-tiba datang, ia tengah menggunakan jersey basketnya, sepertinya ia tadi latihan basket.
Isaak sepertinya terlihat lelah, bagaimana tidak sehabis latihan basket ia langsung berlari menuju belakang sekolah tepatnya di lantai 3, sedangkan lapangan olahraga ada di lantai 1.
"APA!, i-itu Benjamin?" Raut wajah Isaak berubah menjadi ngeri.
"Mengapa memangnya Isaak?" Tanya Kenric.
"D-di..dia"
"Ayolah Isaak ada apa?" Paksa Kenric.
Bughhhhh
"Aw, siapa yang menabrakku?" Isaak meringis pelan, ia tertabrak seorang murid laki-laki dari belakang.
"HEY, APA KAU PUNYA MATA?"
Idna membentak anak laki-laki yang tengah terduduk di lantai, yang menjadi tersangka sebagai penabrak Isaak, Anouk dan kenric hanya memerhatikan peristiwa itu sambil mencoba memberdirikan Isaak.
"M-maafkan aku kak, hiks.." anak itu tiba-tiba menangis, tangisannya kencang.
"hey, hey aku tak bermaksud membentakmu" Idna mencoba menenangkan.
"Hiks benji.....oh...benji"
Sepertinya ia tidak menangis karena takut dimarahi oleh Idna, ia menangis karena mayat itu adalah temannya.
"Tunggu, kau Liam kan?" Kenric sepertinya mengenali anak itu.
"Kak Kenric?!"
Sungguh Anouk tak memiliki ide apapun, tentang apa yang sudah terjadi disini, pikirannya bercampur aduk.
*****
Pukul 15.00
"Jadi kau kenal dengan dia Kenric?" Hugo terheran.
"Tentu saja, dia Liam, dia salah satu juniorku di klub biologi"
Tim penyelidik tengah mengadakan pertemuan saat ini, setiap pukul 3 sore, tim penyelidik akan berkumpul di kelas Anouk untuk mengadakan pertumuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
29.02 | Unsolved case ✔
Mystery / ThrillerKasus 29.02.92 sudah ditutup sejak 2004, pelaku sampai saat ini belum ditemukan, kasus itu datang lagi di 2016 secara perlahan tapi pasti, dan target utama nya adalah salah satu murid dari sekolah menengah atas di kota Utrecht, Belanda. Bziiip... Li...