Koen segera menyambar teleponnya, Anouk memerhatikan gerak-gerik kakaknya itu, Koen terlihat aneh dan kikuk saat mulai mengangkatnya.
"Drew, bukankah kita sudah berhenti membahas ini?!" Ucap Koen dengan nada yang tinggi, dibalas dengan suara samar-samar di teleponnya.
"Astaga 5.000 Euro ! apa yang kau beli, bukannya kau belum bayar sewa apartemenmu 2 bulan ini, kau ingin menjadi gelandangan Drew?, tidak aku tidak mengizinkanmu untuk tinggal di rumahku jika kau diusir, kau bau Drew"
"Sialan ku kira apa" Gumam Anouk.
Anouk segera menuju kamarnya, percakapan kakaknya dengan teman anehnya itu membuatnya kesal, dengan perasaan kesal, Anouk membanting pintunya, ia merasa terbodohi karena kakaknya.
"Anouk sudah masuk ke kamarnya, cepat ceritakan!"
"Lain kali jangan menjelekkan aku didepan adikmu, aku tidak terima itu"
"Ini bukan waktunya untuk itu Drew"
"Baiklah-baiklah, aku dapat informasi dari Max bahwa hal itu akan datang lagi, untuk lokasi pastinya aku tidak tahu, tapi kita tidak punya kuasa untuk memberikan peringatan waspada"
"Mengapa tidak bisa?"
"Astaga manusia satu ini, tentu saja karena tidak ada bukti yang pasti dan juga pihak sekolah sepertinya me-"
Tut tut tut...
"Di saat seperti ini terputus, apa kau serius Drew?!" Ucap Koen pelan.
*****
Rabu, 17 Februari 2016, Pukul 20.57
"Sudah 2 minggu, tak ada surat sandi morse lagi, apa itu hanya pura-pura saja?"
Anouk tengah merenung di kamarnya, sambil mengerjakan PR matematikanya, ia baru menyadari bahwa tak ada surat teror itu lagi, ia kemudian melepas ikat rambutnya, membiarkan rambut ginger panjangnya terurai dan mencoba menikmati malam yang tenang di Utrecht.
"Hari yang tenang, bukan begitu ibu, aku harap ibu ada disini" ungkapnya pelan.
Sebentar lagi, kau tidak akan tenang...
Anouk Barend
*****
Senin, 29 Februari 2016
Pukul 15.05
Anouk tengah menyusuri koridor sekolahnya menuju ruang musik, hari ini ia harus mengikuti klub biola, walaupun ia sedikit kesal karena tak bisa menemui pertemuan para anggota tim penyelidik, tapi hampir sebulan Anouk tidak mengikuti klub biola itu, alasannya? Tentu saja, ia malas, kali ini ia harus datang, jika tidak Mr. Dave alias guru biolanya akan memarahinya habis-habisan dan menghambat kenaikkan kelasnya pada saat akhir kelas 11 nanti, sungguh miris.
Sesampainya di ruang musik, ia langsung disambut dengan omelan Mr. Dave dan sejak saat itu Anouk berjanji pada dirinya sendiri bahwa jangan pernah meremehkan Mr. Dave. Anouk tengah mencari kursi kosong, tiba-tiba saja seorang gadis melambaikkan tangannya yang mengisyaratkan untuk duduk di sampingnya, memang disampingnya adalah satu-satunya kursi yang kosong.
"Hai!, kau Anouk Barend ya?"
Sesaat setelah Anouk duduk di sampingnya, gadis itu segera melontarkan pertanyaan untuknya , gadis itu bernama Duscha Efrosina, primadona sekolah, sangat populer dan tentu saja cantik, rambutnya berwarna pirang dan bergelombang, bibirnya yang merah merona dan kulit putihnya yang sangat halus, kadang ia dicocokkan dengan Kenric alias anggota tim penyelidik yang paling tampan, tapi kenric tidak terlalu menganggapnya.
"Ya, aku Anouk" Jawab Anouk datar.
"Ahh, apa kau sudah tahu namaku?"
"Tentu saja, kau Duscha, primadona sekolah"
Gadis itu tersipu malu, ia tak bisa menyembunyikan senyumnya yang mengembang di wajahnya.
"Sepertinya aku cukup terkenal, aku tidak pernah menyadari itu"
"Astaga, gadis ini pasti sedang bercanda" Gumam Anouk pelan.
"Umm..., Anouk bolehkah aku men-"
Belum selesai gadis itu menyelesaikan kalimatnya, Mr. Dave sudah lebih dulu menyudahi percakapan mereka, Anouk menoleh kepada gadis itu dengan alis kirinya yang terangkat, seolah memberikan isyarat 'Kau bilang apa tadi?', gadis itu membalasnya dengan gelengan, Anouk curiga, tadi ia terlihat seperti ingin menanyakan sesuatu yang penting tapi tiba-tiba enggan menanyakannya lagi, ada apa?.
"Aneh, apa ada sesuatu yang terjadi padanya, ah sudahlah bukan urusanku"
*****
Pukul 17.30
Lingkungan sekolah terlihat sepi, hari mulai gelap, semua kelas sudah terkunci dan tidak ada satu pun murid di dalamnya, pagar sekolah juga mulai tertutup, tak ada aktivitas lagi di sekolah itu, kecuali satu ruangan terpencil di sudut belakang sekolah.
Ckiitttt....
Pintu ruangan itu terbuka dengan suara decitan kecil.
"Akhirnya kau datang"
"Apa mau mu?"
"Tentu saja, membunuhmu"
"Katakan, apa salah ayahku kepadamu?"
"Cih, kau ingin membela ayahmu di saat seperti ini?"
"KATAKAN! KATAKAN PADAKU, AKU AK-"
Tes tes tes...
Darah mengucur di tubuh itu, sebuah pisau tertancap padanya, tusukan demi tusukan bertubi-tubi mengkoyak kulit tubuhnya.
"Welcome kiddos, the game starts now"
To be continue...
.
.
.
.
.
.
.
.❤❤❤
Helloww, gimana-gimana?, ngahahah udah tau siapa dalangnya belom awokokokok, chap ini emang yang paling pendek karena pingin aku cepetin aja heuheuheu kasian nanti muter-muter ahihihi.
Juga makasih banyak buat kalian yang sudah mampir kesini, jangan lupa buat read, vote and comment, thankyou ♡
-author ♡´・ᴗ・'♡
KAMU SEDANG MEMBACA
29.02 | Unsolved case ✔
Mystery / ThrillerKasus 29.02.92 sudah ditutup sejak 2004, pelaku sampai saat ini belum ditemukan, kasus itu datang lagi di 2016 secara perlahan tapi pasti, dan target utama nya adalah salah satu murid dari sekolah menengah atas di kota Utrecht, Belanda. Bziiip... Li...