Selamat membaca 💜
-
-
-🌸🌸🌸
Hari Senin, hari paling membuat para siswa-siswi malas karena sebelum mereka memulai pelajaran sudah pasti akan ada upacara yang dilaksanakan.
Lira baru berangkat dengan tergesa, sampai memakai topi saja dia lakukan dengan berlari disepanjang koridor.
Sampai di kelaspun, sudah hampir sepi karena pasti semua temannya sudah berada di lapangan.
Setelah meletakan tas, Lira berlari kembali keluar kelas, namun saat sampai di belokan koridor, seseorang menarik tangannya tiba-tiba. Lira hampir saja berteriak jika dia tidak segera melihat siapa pelakunya.
"Santai kali."
"Ngagetin aja lo!"
Andra, cowok itu tertawa. "Bareng gue, bentar."
Lira berdecak saat Andra baru akan memakai topi, padahal upacara akan dimulai beberapa menit lagi. Bahkan mereka masih di koridor belum sampai lapangan.
"Sambil jalan aja pakenya! Ntar kita telat bego!"
Lira menarik tangan cowok itu membawanya berlari bersama.
Andra justru diam-diam tersenyum, kenapa Lira selalu membuat hatinya berbunga-bunga tidak jelas? Bahkan cuma bergandengan dan berlari bersama seperti ini, Andra sudah senang sekali.
"Lo yang bener dong pake topinya!" Lira berhenti, otomatis Andra berhenti mendadak padahal lapangan upacara sudah didepan mata mereka.
"Sini!"
Lira maju, menyuruh Andra sedikit menunduk dan mulai memakaikan ulang topi yang Andra kenakan.
"Lo tuh bisa gak sih rapih dikit? Kalo gini kan lo gan--"
"Gan?" Andra menatapnya tepat di kedua mata gadis itu. "Gan, apa?" tanya nya jahil.
Lira salting, dia segera menjauhkan tubuhnya. Ngomong apa tadi dia??
Lira merutuki dirinya sendiri. Jangan sampai Andra kepedean.
"E-enggak! Gue gak ngomong apa-apa!"
Lira mengelak, dia akan berlari ke lapangan karena disana dia sudah melihat keberadaan teman-teman nya yang sudah melambai memintanya segera kesana. Namun, Andra dengan cepat menarik tangannya, menggenggamnya dan mereka berjalan bersama ke tengah lapangan dimana barisan kelas mereka berada.
"Dra! Apaan si lo?! Malu gue!"
Jelas Lira malu, sekarang tidak hanya teman kelasnya yang menatapnya menggoda, namun juga kelas lain yang barisannya mereka lewati.
"Bilang aja lo pacar gue. Biar semua gak bingung."
"Gak!"
"Di tolak mulu perasaan." Gumam Andra lirih dan tanpa sadar Lira sudah melepaskan diri berlari ke arah teman-temannya.
"Berangkat bareng lo?" Rangga bertanya, karena melihat temannya itu baru datang bersama Lira.
"Gak, biasalah."
Iya, biasa, mereka berangkat sendiri-sendiri. Hanya saja tadi Andra memang sengaja menunggu Lira berangkat.
Upacara dimulai, awalanya tidak ada suara berisik dan hanya terdengar bisik-bisik saja. Tapi lama kelamaan semuanya hampir tidak bisa diam. Suara decakan kesal, gerutuan hingga makian pun semakin jelas tatkala upacara masih berlangsung hampir setengah jam penuh.
"Heh ada pingsan!"
"Misi-misi!"
"Bawa ke UKS!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy Friend
Teen Fiction|Squel Kelas Sebelah.| Andra menyukai gadis itu tadinya hanya sebatas teman, namun lama-kelamaan hadir perasaan lain dalam hatinya. Lira itu memang yang kelihatannya paling benci dengannya di kelas mereka, namun siapa sangka keduanya sama-sama meny...