12/ Fakta lain.

75 22 4
                                    

Selamat membaca 💜

.
.
.

Lira menghela napas untuk kesekian kalinya. Panas dan keringetan, tepat sekali untuk menggambarkan keadaan sekarang.

Hari senin, jadwalnya upacara yang sudah diselenggarakan 30 menit yang lalu namun tak kunjung usai.

"Gue berasa jemur diri,"

"Kulit gue marah-marah kena panas, huaaa!"

"Udah item tambah item dah kulit gue!"

Lira memutar bola mata malas mendengar celotehan teman-temannya. Dia juga kegerahan, panas sekali dijam sekarang. Meski matahari belum membumbung tinggi yang katanya baik untuk kesehatan menjemur diri diwaktu pagi, tetap saja mereka banyak yang tidak kuat karena kepanasan.

"Panas banget," keluhnya.

Lalu dia mengerjap-ngerjap saat menyadari tubuh seseorang menghalanginya dari sinar matahari, jadi dia tidak merasa panas lagi. Lira mendongak menatap kaget pada Andra yang kini berbaris di sampingnya.

Padahal sebelumnya yang baris disampingnya perempuan.

"Udah kan gak panas lagi?" tanya Andra, namun tatapannya fokus ke depan.

"Jangan mancing keributan, mending lo ke barisan semula." ujar Lira memperingati.

Dia tahu persis teman-teman Andra gimana, yang ada nanti dia jadi bahan olok-olokan teman mereka.

"Gak akan, tenang aja."

"Ini gak adil, semuanya kepanasan, gue gak mau neduh sendiri." Kekeuh Lira.

"Andra! Gue bilang minggir!"

"Gue minggir kalo upacaranya selesai." sahut Andra santai.

"Lo minggir atau gue-"

"Lo prioritas gue, makanya gue cuma lindungin lo." sela Andra.

Lira mendadak terdiam, entah kenapa dia merasa tersanjung. Tapi, kan...ya nggak adil aja gitu.

"Berhenti bercanda, gue serius!"

"Gue juga, serius jadiin lo prioritas gue."

Ini apa sih?

Plis Lira jangan baper!

"Serah lo!"

"Yaudah."

Lira ingin memaki cowok itu, namun dia urungkan. Tidak baik memaki orang terus-terusan.

🌻🌻🌻

"Liat Anna gak?"

"Gak, kak."

Gafin berlarian mencari keberadaan Anna ditengah-tengah padatnya siswa-siswi yang baru saja selesai upacara.

Mereka berhamburan membuat Gafin sering kali memaki saat tubuhnya bertubrukan dengan murid sekolah ini.

"Kak Gafin!"

Gafin langsung menarik tangan Anna ketika mengetahui gadis itu yang memanggilnya.

"Kak, lo kenapa disini? Sekolah lo gimana?"

"Ikut gue!"

Anna terkaget kecil, menurut saja saat Gafin membawanya ke sudut koridor.

"Oke, lo harus dengerin gue dulu. Jangan sela ucapan gue, ngerti?" Gafin berujar serius, garis matanya menatap Anna lekat.

Dan Anna mengangguk saja merespon nya.

"Nyokap udah sadar dan dia minta gue buat bawa Andra ke sana, lo sendiri tau itu gak mungkin gue lakuin. Lo harus ikut gue kesana, dan ini tugas lo. Inget baik-baik, jangan pernah bilang kalo Andra pernah jengukin dia,"

My Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang