16/Tentang Gafin.

80 14 2
                                    

Andra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...Andra..

Selamat membaca 💜

Semua murid IPA 2 menghela napas lega setelah guru pengajar bangkit dari duduknya dan melenggang pergi. Pelajaran terakhir sudah selesai, artinya mereka sudah bisa segera pulang.

"Pulang bareng yuk! Gue mau ngajak lo semua jalan, gimana?" kata Apip menatap semua ketiga temannya, tak terkecuali Dirla, meski tahu Dirla tak akan menyahuti.

Lira menatap Apip bingung. "Acara apaan deh?" tanyanya.

Mila yang duduk didepan keduanya membalikan badan menatap kedua temannya itu.

"Tumben banget," celetuk Mila.

"Lagi baik aja sama lo pada." jawab Apip asal membuat Mila hampir menoyor kepalanya.

"Gak jelas lo."

"Kalaupun beneran lain kali deh, gue ada urusan osis nih," ujar Mila lagi.

"Ini udah kelas dua belas, ya masa lo masih aja jadi osis," protes Apip.

Fyi, Dua bulan lalu mereka sudah melaksanakan ujian kenaikan kelas, dan sekarang mereka resmi menduduki bangku kelas dua belas.

"Bukan gitu, ini urusannya sama mantan anggota osis lain." jelas Mila beranjak dari bangkunya. "Gue duluan ya, bye!" pamitnya.

Lira jadi melirik Dirla, temannya itu masih saja enggan bicara. Tadipun mereka tidak menghabiskan waktu istirahat bersama. Dirla hanya diam dikelas, bicara saja hanya seperlunya.

"Gue ngerasa bersalah sama Dirla." ujar Lira tanpa sadar menatap temannya itu sendu.

Apip yang sibuk membereskan buku menoleh, ikut menatap Dirla.

"Bukan salah lo deh menurut gue."

"Ya..kan tetep aja."

"Ya terus kita bisa apa? Sakit hati tuh obatnya susah." celetuk Apip kemudian.

Lira menghela napas, saat akan memakai tasnya tatapannya tak sengaja bertemu dengan tatapan Andra. Dia jadi teringat ucapan cowok itu di jam istirahat kedua tadi.

"Besok deh ya, janji kita pergi." ujar Apip sebelem beranjak pergi.

Lira mengangguk sebagai respon.

"Yaudah deh, gue duluan."

Apip sudah pergi, dan kini Lira hanya perlu menunggu Andra yang sedang membereskan bukunya.

"Nungguin gue?" tanya Andra tiba-tiba.

Lira memutar bola mata malas. Ya emang dia nungguin siapa lagi selain cowok itu yang sudah menjanjikan pulang bersama??

Andra dan sikap menyebalkannya memang tidak bisa dipisahkan.

"Yaudah gue tinggal." jawab Lira ketus dan bersiap akan pergi.

My Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang