Selamat membaca 💜
.
.
."Anna gak ada."
"Mungkin dia emang gak disini."
Sebenarnya bukan hanya itu saja tujuan Andra, dia juga ingin mengunjungi sang Mama.
Dan soal Anna, menurut seorang suster tadi di ruangan tempat sang Mama di rawat, dia sempat melihat dua orang remaja masih memakai seragam masuk ke dalam ruangan inap.
Dan... sekalipun itu benar, selain Anna siapa lagi yang Gafin bawa ke ruangan ini?
Andra membuka ruangan inap Mamanya, bersamaan dengan itu matanya bersitatap dengan Gafin. Keduanya bertatap lama, sampai akhirnya suara Lira mengintrupsi keduanya.
"Andra.."
"Pergi lo!"
Tanpa aba-aba Gafin maju, mendorong Andra hingga cowok itu keluar dari ruangan. Meski sang Mama sudah terlanjur melihat keberadaan Andra, tetap saja dia tidak akan membiarkannya lama.
"Gue gak akan pernah biarin lo temuin mama!" tekannya, menyudutkan Andra ke dinding.
Andra melepas tangan Gafin yang menahan nya, cowok itu yang bergerak maju sekarang, medorong Gafin hingga punggung cowok itu menubruk dinding koridor di belakangnya.
"Lo gak ada hak buat larang gue!"
"Siapa lo? Bukannya lo udah gak dianggap anak lagi sama dia?" ujar Gafin sinis.
"Dan lo? Pantesan lo di sebut anak tapi manggil nyokapnya sendiri dengan sebutan 'dia'? Iya?!"
Lira bergerak menjauh, dia... takut sendiri melihat perseteruan kedua cowok itu.
"Apa urusannya sama lo? Hah?!" Gafin mendorong Andra kencang sampai lagi-lagi Andra harus bertubrukan dengan dinding di lorong rumah sakit ini.
"Jelas urusan gue! Dia, yang lo panggil Mama, itu nyokap kandung gue! Dan lo cuma anak tiri yang gak tau diri bersikap gak sopan ke nyokap gue!" ujar Andra emosi.
Gafin terkekeh sinis, meski sebenarnya emosinya terpancing, dia tetap berusaha tenang. Seperti yang selalu dia lakukan depan Andra.
"Lebih Mana? Gue yang anak tiri tapi selalu ada buat dia, dan lo? Anak kandungnya tapi gak pernah sekalipun jengukin dia."
Andra menatap tajam Gafin. Cowok itu tidak tahu saja jika Andra sering mengunjungi sang Mama diam-diam tanpa sepengetahuan nya.
"Lo bilang selalu ada?" Andra tertawa sumbang . "Dimana lo waktu mama drop dan kondisi nya semakin memburuk? Hah? Sibuk pacaran?"
Andra menyindirnya, Gafin ingat waktu itu saat dirinya datang terlambat.
"Jaga omongan lo!"
Bugh!
Andra langsung tersungkur saat tiba-tiba Gafin melayangkan pukulan di pipinya.
"Andra!"
Keduanya sontak menoleh ke dalam ruangan, di sana, Lira dengan panik membantu sang Mama berdiri karena terjatuh dan sekarang tak sadarkan diri karena tadi sempat mencoba turun dan berdiri.
Andra yang lebih dulu bangkit, membawa tubuh sang Mama ke brankar.
Beruntung Lira melihatnya, karena gadis itu sempat mencuri pandang ke dalam ruangan inap.
"Lo liat?! Kalo sampe terjadi apa-apa sama Mama, lo orang pertama yang gue cari!" ujar Gafin sebelum bergerak menjauh memanggil dokter.
Andra terduduk lemas di kursi dekat brankar pasien, kenapa disaat sang Mama melihat kedatangan nya dia justru berkelahi dengan Gafin?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy Friend
Teen Fiction|Squel Kelas Sebelah.| Andra menyukai gadis itu tadinya hanya sebatas teman, namun lama-kelamaan hadir perasaan lain dalam hatinya. Lira itu memang yang kelihatannya paling benci dengannya di kelas mereka, namun siapa sangka keduanya sama-sama meny...