17/Quality time.

80 12 3
                                    

Selamat membaca 💜

Part ini aku buat kebanyakan fokus ke Andra sama Lira, quality time berdua.
.
.
.
.
.

Part ini aku buat kebanyakan fokus ke Andra sama Lira, quality time berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepanjang perjalanan pulang Lira maupun Andra memilih diam. Mereka masih sibuk dengan pikiran masing-masing.

Lira sempat berpikir, kenapa dia harus mengetahui semua tentang Andra? Bahkan sampai masalah keluarga cowok itu yang tekesan privasi. Lira merasa... tidak pantas mengetahuinya. Dia bukan siapa-siapa Andra, tapi kenapa Andra maupun Anna seperti memercayakan rahasia masalah ini padanya?

"Harusnya tadi pulang cepet, biar gak kejebak macet gini."

Samar-samar Lira mendengar ucapan Andra.

"Sori," ucap Lira merasa bersalah
Karena bagaimana pun mereka pulang telat karena Andra kelamaan menunggu dirinya.

"Gak, gak papa." ujar Andra. Dia melirik kaca spion, menatap wajah Lira dari sana. Tidak seperti biasanya, Lira terkesan lebih diam sedari tadi. "Kenapa?" tanyanya menolehkan sedikit kepalanya.

"Ha? Kenapa?"

Ekspresi gadis itu terkejut saat dirinya bertanya. Andra yakin ada sesuatu yang Lira pikiran sedari gadis itu berpisah dengan Anna tadi.

"Lo kenapa, Anna bilang sesuatu sama lo?"

Lira buru-buru menggeleng. "Gak, kita gak bicarain apa-apa."

Mungkin mengiyakan lebih baik daripada Andra terus bertanya.

.
.

Lima belas menit kemudian, mereka sampai didepan rumah Lira. Gadis itu turun, melepas helm dan menyerahknya pada Andra.

"Besok...gue gak bisa jemput lo kayaknya," ujar Andra.

"Bukannya udah biasa ya,"

Andra terdiam mendengar penyataan itu. Cowok itu berdehem pelan.

"Maksud gue-"

"Canda gue," Lira tertawa ringan. Andra bilang seperti tadi pasti karena tadi pagi Lira sengaja meminta cowok itu menjemput nya.

"Oh iya, lo bilang mau bilang sesuatu, apaan?" tanya Lira kemudian. "Tentang temen gue?"

Andra mendadak bingung harus jawab apa. Tadi itu hanya asal bicara saja, maksudnya supaya Lira pulang dengan dirinya karena biasanya gadis itu memilih pulang bersama temannya.

Andra menggaruk pelipisnya yang tiba-tiba gatal. "Gak jadi deh," jawabnya tersenyum canggung.

"Paan deh lo, bikin gue penasaran aja!"

Lira kira Andra serius.

"Lo gak bilang makasih gitu?" ujar Andra saat Lira akan berbalik pergi masuk ke rumah.

"Makasih!" ketusnya.

"Keliatan kepaksa banget bilangnya,"

"Emang."

My Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang