Selamat membaca 💜.
"Lira! Cepetan, gue tinggal nih!"
"Iya bentar! Tungguin!"
Selesai mengikat tali sepatu, Lira bergegas menghampiri sepedanya, lalu mengayuhnya keluar pelataran rumah. Mengejar kakaknya yang sudah lebih dulu pergi.
"Ini mau kemana sih?"
"Ntar juga lo tau,"
Lira mendengus kesal, sudah berkali-kali dia nanya namun jawaban kakaknya tetap sama.
Ngeselin banget.
"Kak, ini gue gak tau loh jalannya,"
"Tinggal ikutin gue."
Lira sempat ragu, karena dia sama sekali belum pernah ke jalan yang mereka lalui sekarang.
"Kak, ntar nyasar gimana? Gue masih mau pulang!"
"Ikut aja kenapa sih? Cerewet banget daritadi," sahut Neo jengah.
Lira menatap tajam kakaknya. Lagian ini masih pagi, bukannya bersepeda di jalan kompleks ini malah masuk gang segala. Kan Lira jadi agak takut.
"Gue kasih tau, lo juga ntar seneng pas udah sampe." ujar Kakaknya lagi.
"Gak akan!" jawab Lira kesal, pasalnya ini jalannya gak ada yang bagus banget, dari tadi Lira hampir jatuh jika tidak hati-hati dan menyeimbangkan diri.
Ini memang kompleks sebelah, tapi Lira belum pernah sekalipun melintasi jalan ini. Mereka sempat melewati taman kompleks, lalu membelok arah ke kanan, memasuki sebuah gang dan beberapa saat kemudian Lira terperangah mendapati keadaan ramai. Lebih ramai dari taman kompleks.
"Seneng kan lo?"
Lira tidak menjawab, turun dari sepeda dan menatap lapangan hijau luas di depan matanya.
"Lo kok gak bilang ada tempat gini di kompleks sebelah?"
"Lo kan males olahraga, ngapain gue bilang."
Iya sih, dia itu jarang olahraga. Malas sih lebih tepatnya.
Tempat ini sepertinya baru, karena Lira menemukan beberapa bangku taman dengan keadaan yang masih bagus.
Di sebelah taman ada lapangan hijau luas dengan pagar besi menjulang tinggi, mungkin tempat main bola, voli atau...basket? karena sebagian lapangan didesain khusus untuk basket, buktinya dia bisa melihat ring basket di sudut lapangan yang sudah di desain itu.
Lapangan ini terbuka, maksudnya outdor. Tahu begini Lira akan sering mengunjungi tempat ini.
Lagain disini banyak orang yang menghabiskan waktu untuk olahraga. Berlari di jalan setapak yang melingkari area taman, atau melakukan pemanasan di dalam area lapangan.
"Kak! Mau kemana?!" Lira berteriak saat Neo sudah berjalan menjauh darinya.
"Bentar!"
Lira menyipitkan mata saat melihat sosok yang tidak asing di matanya. Yang barusan kak Neo rangkul, lalu mereka bercanda bersama.
Lalu selanjutnya, mereka memasuki lapangan basket di ikuti beberapa remaja cowok lain.
Daripada disini sendiri, mending dia bergabung bersama yang lain untuk berlari kecil di sekitar area taman.
.
.
."Lo liat?"
Andra menggeleng, Neo berdecak, menunjuk sang adik yang so tengah berlari kecil di sekitar taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy Friend
Teen Fiction|Squel Kelas Sebelah.| Andra menyukai gadis itu tadinya hanya sebatas teman, namun lama-kelamaan hadir perasaan lain dalam hatinya. Lira itu memang yang kelihatannya paling benci dengannya di kelas mereka, namun siapa sangka keduanya sama-sama meny...