Keputusan

358 61 26
                                    

"Udahlah chan kalo ada masalah tuh cerita, jangan nangis kaya gini." ucap Renjun sambil menepuk punggung Haechan yang terus menangis sepanjang malam, setelah menemui Ara.

"Peluk aja, biar diem." seru Yangyang.

"Kamu aja yang peluk." sahut Renjun.

"Kamu aja dehh. Aku kurus." sahut Yangyang.

"Aku juga." sahut Renjun.

"Apa hubungannya ahh elah." gerutu Chenle mulai memeluk Haechan, bukannya diam justru semakin kencang menangis.

"Ahhh... Terserahlah." gerutu Chenle hendak melepas pelukannya namun ditahan Haechan.

"Hiks... Kita harus memberikan sedikit kekuatan kita pada Ara. Kalian percaya padaku bukan?." tanya Haechan.

"Beri kami penjelasan dulu." sahut Jeno.

"Dia harus hidup untuk kita." jawab Haechan.

"Apa maksudmu?." tanya Jaemin.

"Dia penyempurna kekuatan kita. Ara seorang pengendali, apa kalian ingat pelajaran dari kepala sekolah tentang seorang pengendali?." tanya Haechan.

Jisung tampak berpikir, "Maksudmu seseorang yang mampu membantu kita untuk berdamai dengan kekuatan aneh kita ini?." tanya Jisung.

"Tumben inget pelajaran." Sahut Chenle.

"Betul." sahut Haechan.

"Baiklah tunggu apa lagi, ayo kita berikan kekuatan ini untuk Ara." ajak Yangyang.

"Kau sungguh yakin?." tanya Jaemin. "Aku tidak pernah meragukan ucapan Haechan." jawab Yangyang.

"Dasar polos, baiklah ayo." ajak Jeno.

"Tapi sebelum itu." seru Renjun, membuat mereka berhenti.

"Apa?."

"Kita harus minta maaf pada Taeyong Hyung, adiknya Doyoung Hyung dan Sungchan." jawab Renjun.

"Benar." sahut Chenle.

💪

.

.

"Heegiiyaa, kau sungguh ingin pulang sekarang?." tanya Doyoung, saat Heegii sudah bersiap dengan ranselnya.

"Iyaa Oppa, tenanglah berkat kesalahan mereka. Kepala sekolah tidak menghapus ingatanku tentang sekolah ini." jawab Heegii.

"Baguslah kau akan terus ingat dengan Oppa terburukmu ini." Ucap Doyoung.

"Aigooo Oppa... Kau tetap Oppa terDaebakkk." seru Heegii sambil memberikan dua jempolnya, membuat Doyoung tertawa lebar.

"HaHaHa."

"Tertawanya tidak ikhas sekali." gerutu Heegii ikut tersenyum.

"Heegii." seru Taeyong yang berada di samping Doyoung.

"Ne Oppa." Taeyong menepuk kedua pundak gadis itu, mendaratkan tangannya agar gadis itu dapat fokus padanya.

"Oppa sangat berterimakasih padamu. Ohh yaa.. Ara juga menitipkan salam perpisahan untukmu. Sungguh kami berdua berhutang budi padamu."

"Kalau berhutang bayar saja padaku, aku Oppanya." seru Doyoung.

"Oppa." gerutu Heegii.

"Maaf.. Maaf."

"Nee Oppa, sampaikan salamku pada eonni juga."

"Baiklah." sahut Taeyong melepas cengkraman bahunya.

Stronger [NCT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang