Go

258 45 4
                                    


.


.

"Makanan siap!." seru Jungwoo setelah meletakan piring berisi daging bakar diatas meja.

Balkon rumah yang biasanya sepi kini semakin ramai dengan lampu berkelip-kelip dan juga alunan musik.

Keluarga kecil itu semakin bersorak saat menyatukan gelas soju, bersulang bersama dan minum sekali tenggak.

"Ahhh, sudah lama aku tidak minum." ucap Heegii mengambil sumpit dan buru-buru mengambil irisan daging.

"Biarkan Appamu dulu Heegii." seru Eomma Kim.

"Mianhe Eommaa. Aaaaa buka mulutnya Appa." seru Heegii memberikan irisan daging itu pada Appa Kim.

Sedangkan Doyoung masih terdiam melihat tingkah mereka, mungkin jika Appa dan Eomma kandungnya masih hidup. Heegii akan memperlakukan mereka dengan sama.

"Oppa?."

"Haa?."

"Aaaaaa." seru Heegii beralih memberikan irisan daging pada Doyoung.

"Aku? Aaaa." seru Jungwoo.

"Ambil sendiri." jawab Heegii.

"Eomma." gerutu Jungwoo.

"Aaaaaa." seru Eomma Kim membuat semua orang disana terkekeh.

"Nak Doyoung jangan sungkan, makan yang banyak." ucap Appa Kim sambil menepuk pelan pundak anak tampan itu.

"Baik Ajushi." jawab Doyoung.

"Jangan Ajushi, panggil saja Appa. Aku dan Appamu dulu teman satu sekolah. Saat kau lahir, kami sangat bersyukur karena hal itu. Tapi karena kesalahan kami yang tidak memberikanmu kesempatan sekolah di Season School, akhirnya hal yang tak diinginkan terjadi. Kau jangan merasa bersalah karena masa lalu itu. Itu karena kesalahan kami sebagai orang tua." jelas Appa Kim.

"Tunggu Appa tahu Season School?." Seru Jungwoo.

"Aku dan Eommamu dulu sekolah disana. Tapi kekuatan kami menghilang setelah kau lahir. Hanya orang-orang yang benar bisa mengendalikan kekuatannya yang bisa bertahan hingga mati." jelas Appa Kim.

"Yahh, jadi Eomma memutuskan untuk hidup biasa saja." sahut Eomma Kim.

"Pantas aku pergi tidak dicari." gerutu Jungwoo.

"Aku mencarimu." sewot Heegii.

"Aku tahu." jawab Jungwoo.

"Kenapa Appa dan Eomma baru bilang?." tanya Doyoung.

"Kami menunggu saat yang tepat. Aku dengar kabar dari kepala sekolah jika keturunan sang pengendali sudah tiba. Aku berharap kalian lebih berhati-hati lagi." ucap Appa Kim.

"Maksudnya? Bukannya hal itu bagus?." tanya Heegii.

"Memang. Tapi bunga mawar meski cantik tetap saja membawa duri."

"Aku masih tidak mengerti." sahut Heegii.

"Otakmu pendek mana mengerti." sahut Jungwoo.

"Memangnya apa?." tanya Heegii.

"Entah."

"Sama aja, kentut."

"Apa kau tahu perang pertama saat kekuatan meumwonbong terbagi dan menyebar ke setiap tubuh orang terpilih?." tanya Appa Kim.

Doyoung menengak satu gelas soju lagi sebelum memulai berbicara, "Yaa aku tahu cerita itu. Sang pengendali dan The 7 sense berusaha tetap menjaga meumwonbong dari sang mimpi buruk. Mereka berdua kewalahan hingga akhirnya kotak meumwonbong dibuka segelnya oleh sang pengendali, semua kekuatan tersebar. Membuat sulit sang mimpi buruk untuk mengumpulkan semua kekuatan itu lagi. Walaupun kami terkadang tidak menyukai kekuatan ini, dan harus repot menghadapi sang mimpi buruk. Tapi setidaknya kita melindungi kerusakan umat manusia akibat sang mimpi buruk." jelas Doyoung sambil memperlihatkan petir yang keluar dari sela-sela jarinya dan mengembalikannya lagi.

Stronger [NCT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang