VII

167 29 0
                                    

Jeno, Doyoung, Jungwoo bersembunyi di balik lorong sekolah yang telah dijaga ketat makhluk-makhluk hitam. Teleportasi mereka hanya sebatas gerbang sekolah.

"Jungwoo Hyung. Kau dapat pesan dari Winwin Hyung jika kau harus cepat menghilangkan kabut ini." ucap Jeno.

"Bukannya kabut milik Yangyang, apa hubungannya denganku?. Tanya Jungwoo.

"Yangyang dalam pengaruh, hanya kau satu-satunya orang yang bisa membersihkan kabut ini dengan anginmu."

"Aaa aku mengerti."

"Bagus, ayo Doyoung Hyung kita berjaga." ajak Jeno diangguki Doyoung melangkah lebih maju dari Jungwoo.

Jungwoo menggaruk kepalanya berkali-kali, "Bagaimana caranya? Perlu kekuatan besar untuk melakukan ini." gumam Jungwoo.

"Buruan Uwu." seru Doyoung.

"Bentar dong, Hyung. Aku lupa caranya."

"Konsisten."

"Kok konsisten?."

"Konsentrasi."

"Ahh konsentrasi... Hemmmm.... Lalu apa?." Tanya Jungwoo.

"Pakai otak dan hatimu."

"Aaaa gaya kepiting pulang kampung!."

"Bodoh!!." seru Doyoung mendorong Jungwoo hingga hampir terjungkal.

"PEGANGAN!!!!!!!!!."

Jungwoo, seketika angin kencang berhembus menghapus kabut pekat.
Pemandangan akan kerusakan sekolah dan Sang mimpi buruk semakin nyata.

"Hyung... Hyung LARIII!!." teriak Jeno saat makhluk-makhluk hitam itu menyadari ulah mereka.

"Jeno ayo!." seru Doyoung.

"Tidak Hyung, kalian harus ke tempat perlindungan. Aku yang akan menghalangi mereka." bantah Jeno.

"Akhh banyak alasan!." seru Doyoung dan menarik belakang kerah Jeno untuk segera berlari.

Mereka tercengang dengan pemandangan sekolah yang hampir hancur, begitu banyak pasukan pengawal sang mimpi buruk dan halaman sekolah berubah menjadi arena pertempuran.

"Sial, jumlah mereka sungguh tidak adil." geram Doyoung.

.

.

.

"Howahhhh."

Jaemin menggeliat kembali membenarkan tubuhnya. Ia melirik ke samping tampak Leya terus mengawasinya, bahkan pedang ia arahkan tepat di depan Jaemin.

"Santai saja." ucap Jaemin.

"Yakk orang gila! Beri tahu aku bagaimana cara memusnahkan sang mimpi buruk Haa!."gertak Leya.

"Mana aku tahu."

"Kau pengikutnya! Jangan bohong! Ucapan The 7th sense tidak mungkin salah." jawab Leya.

"Baiklah, tapi ada syaratnya." jawab Jaemin sambil tersenyum

"Apa?."

"Hanaaa... Buka ikatan airmu dikakiku yaa." seru Jaemin manja.

"Tidak akan." seru Hana, yang tengah sibuk membuat strategi.

"Weooooo?."

"Berisik!!." bentah Hana, kembali fokus peta sekolah di depannya. Ia terdiam saat melihat sebuah titik kecil, "Ini tempat apa?." gumamnya.

"Ayoo jawab!." seru Leya kembali.

"Ahhh, terserahlah.. Aku lapar. Beri aku makan dulu yaaa." mohon Jaemin.

Stronger [NCT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang