Ketahuan

924 149 33
                                    

"Yut.. Yut..  Yutaaa! Shutt heii yut.... Iih budek! Bangun! Oii!."

Yuta menerjapkan matanya, ternyata ia tertidur, ia kembali mengingat saat terbentur tadi membuat kepalanya pusing.

Yuta melihat Ara dan Hana dari balik jeruji besinya, tampak melambai untuk mendekat ke arah mereka. Yuta segera melangkah mendekati mereka.

"Han,, aku jaga didepan." ucap Ara, mereka tidak boleh sampai ketahuan menyelinap, menemui Yuta.

Setelah Ara benar-benar pergi, Hana menyodorkan makanan untuk Yuta.

"Waktunya makan malam, Oppa belum makankan dari tadi siang? Apa lagi Oppa baru saja sembuh dari demam. Sambil Oppa makan, aku obati luka itu, nee." ucap Hana begitu lembut, Yuta hanya mengangguk dan meraih nampan lewat celah lubang.

Hanya keheningan diantara mereka, Yuta yang sibuk makan, dan Hana yang sibuk menempelkan kapas dan obat merah ke pipi Yuta.

"Hana." panggil Yuta, membuat Hana berhenti sejenak mengobatinya.

"Iyaa,, Oppa?." tanya Hana.

"Kau percaya padaku?." tanya Yuta, Hana masih terdiam, ia tidak menjawab sama sekali.

Bagimana bisa ia akan langsung menjawab iya, sedangkan ia melihat sendiri Yuta menusuk Jaehyun hingga sekarang Jaehyun belum sadarkan diri.

Hana tidak bisa memungkiri bahwa satu kesalahan Yuta, dapat membuatnya melupakan banyak kebaikan Yuta berikan.

Hana benar-benar kecewa pada Yuta, tapi Hana yang sudah bersusah payah membawa Yuta kemari, ia punya tanggungjawab atas laki-laki itu.

"Oppa sudah selesai makan? Aku bawa kembali yaa." jawab Hana.

"Kau marah padaku?." tanya Yuta.

"Oppa yang kuat yaa, aku pergi dulu." pamit Hana.

"Hana, jangan kau pura-pura untuk peduli. Jika itu hanya terpaksa, aku tidak butuh kasihan darimu. Biarkan saja aku menderita menerima hukuman, daripada menerima perlakuanmu seperti ini." ucap Yuta, ia melengos pergi dan berbaring memunggungi Hana.

Mata Hana mulai memanas, bukan ini yang dia inginkan. Hana tidak terpaksa sama sekali, Hana memang benar-benar ingin membantu Yuta. Untuk saat ini, ia tidak tahu harus percaya kepada siapa.

"Maaf, Oppa." bisik Hana.

💪💪💪

Setelah kejadian itu, penjagaan sekolah semakin ketat. Jaga malam bergilirpun diberlakukan demi menambah keamanan sekolah.

Seperti saat ini, Mark, Lucas, Haechan dan Jungwoo tengah berjaga di lorong. 

Sedari tadi Haechan terus menguap menahan kantuk, tadi siang ia kelelahan setelah banyak berlatih.

"Howaahhh aaak-." Haechan berhenti menguap saat Lucas menyumpal mulutnya dengan roti. Tanpa protes Haechan malah mengunyah roti itu.

"Lohh,, Ara mau ke mana?." tanya Haechan saat mendapati Ara melewati mereka.

"Cari angin." jawab Ara.

"Cari aku donk?." sahut Jungwoo.

"Kamu mah kentut." sahut Lucas.

"Udah malam kok ngak tidur sih?." tanya Haechan.

"Ngak bisa." jawab Ara.

"Masih kepikiran Taeyong Hyung yaa?." ejek Haechan.

"Ngak tuh, biasa aja." sahut Ara.

"Emang kenapa?." tanya Lucas.

"Mau tahu aja loh Kingkong. Bayar dulu." sahut Haechan.

"Udah, udah,, ngak bagus, urusin hidup orang." ucap Jungwoo.

"Bener tuh, kata Jungwoo, apa lagi minta bayaran." sahut Mark.

Ara tersenyum mendengarnya, "Boleh gabung ngak?." tanya Ara, yang langsung diberikan tempat duduk oleh Haechan.

"Sini,, sini,, ngak ada ceweknya kurang mantep." ucap Haechan yang mendapat tempelengan dari Mark.

"Gue cakar lu, Chan." sahut Mark yang sudah siap dengan cakar harimaunya.

"Santai aja lagi." sahut Haechan.

Ara segera duduk di antara mereka, berbincang banyak mengenai sekolah.

"Jadi baru kali ini sekolah diteror?." tanya Ara yang diangguki mereka.

"Yaa, aneh bukan. Jika sekolah dibubarkan, itu akan semakin membahayakan kita juga, karena sang pemburu kekuatan akan lebih mudah menangkap kita." jelas Mark yang paling senior masuk sekolah ini.

"Sang pemburu kekutan? Siapa dia?." tanya Ara.

"Aku tidak tahu siapa dia, tapi yang jelas sebelum aku masuk ke sini selalu ada sosok misterius terus mengikutiku sambil membawa rantai, itu mimpi buruk untuk kami." jawab Mark.

"Kalian tahu, aku pernah terjerat rantai itu dulu. Tapi untungnya Aku bisa kabur dan sampai kemari." sahut Haechan.

"Sebaiknya kalian berhati-hati mulai sekarang, mungkin orang itu benar-benar masuk ke area sekolah." ucap Ara yang diangguki ke empatnya.

"Yaa, sudah aku kembali ke kamar dulu." pamit Ara. 

💪💪💪

Hana sedari tadi belum bisa tidur, mana bisa ia tidur sedangkan Yuta harus bermalam ditempat lembab itu.

Dan kini anehnya Jaehyun juga ikut terkerkena sihir seperti Johnny. Jika Jaehyun terbaring lemah, sekolah kekurangan penyembuh. Karna Jaehyun terlalu lemah untuk menyembuhkan dirinya sendiri, apa lahi orang lain.

"Huh." keluhnya, ia mulai memejamkan matanya. Namun ia urungkan karena mendengar suara langkah kaki, dari luar.

Mungkin itu anak-anak yang sedang berjaga. Lambat laun suara langkah kaki itu seperti orang berlari, ia segera keluar kamar.

"Ha.. Hanaa.. Itu." tunjuk Ten yang sebelum ia tak sadarkan diri.

Hana tersentak saat melihat seluruh nadi Ten berubah berwarna hitam seperti Johnny.

Hana mengikuti arah tunjuk Ten, melihat seseorang yang berjubah hitam tengah berjalan menjauh. Dengan cepat Hana mengejar orang itu, Hana segera meraih pundak itu dan membalikan tubuhnya.

"Ara?." tanya Hana, yang dibalas senyuman gadis berjubah itu.

TBC
👇

Stronger [NCT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang