💚

226 32 0
                                    

Seminggu kemudian.

Auditorium hotel telah penuh dengan murid-murid Season School, sebagian dari mereka yang luka ringan telah sembuh. Begitupun yang luka serius sudah bisa bergabung.

Riuh saling bicara sendiri memenuhi ruangan cukup luas itu, hingga kepala sekolah datang menuju panggung seketika menjadi hening. Hal yang ditunggu mengenai kelangsungan kekuatan mereka dan tentu saja masa depan.

"Selamat pagi anak-anak. Disini saya hanya akan menjelaskan beberapa hal saja. Tanpa basa basi, kalian semua kini telah terbebas dengan kekuatan aneh dalam tubuh kalian. Mungkin awalnya akan terasa aneh namun lambat laun kalian pasti akan terbiasa."

"Maksudnya kita menjadi manusia biasa begitu?." seru Doyoung.

"Betul. Terlebih dari hal itu, kalian masih biasa mendapatkan kekuatan kalian kembali tentu saja dengan kerja keras. Karena menurut The 7 sense, kotak Meumwonbong melebur pada alam semesta."

"Winwin Hyung?." bisik Renjun.

"Heem." sahut Jeno.

"Yang terakhir point paling penting adalah persiapkan diri kalian untuk minggu depan. Ujian kelulusan dan kenaikan kelas menanti kalian."

"Tapi sekolah belum selesai dibangun!. Buku dan peralatan kami juga masih ada disana. Bagaimana bisa belajar?." bantah Haechan.

"Alahh sok sokan.... belajar juga kagak pernah luu." sahut Yangyang.

"Diem lu."

"Tidak ada alasan untuk tidak belajar dimanapun itu. Hotel ini termasuk milik season school, ruang kelas mulai besok tersedia untuk kalian. Jangan lupa persiapkan diri kalian." ucap Kepala sekolah mengakhiri pidatonya.

"Astagaa kepalaku sudah hampir pecah kenapa harus ujian?." gerutu Haechan.

"Apa tidak ada keringanan untuk yang bisa bertahan diakhir?." tanya Sungchan.

"Ku rasa kepala sekolah tidak tertarik akan hal itu." sahut Jisung.

"Bilang saja, kau malu karena pertama kali dipenggaruhi." ejek Chenle.

"Cihh." gerutu Jisung.

"Tapi, bagaimana nasib Jaemin Hyung sekarang?." tanya Jisung saat Jeno dan Haechan berjalan melewatinya.

Mereka berdua berhenti, ikut fokus pada Jisung yang tengah berpikir.

"Tenang saja, Jaemin tidak semengenaskan itu!." seru Renjun yang ikut bergabung pada mereka setelah mendengar cerita dari Jeno.

"Benarkan Jeno?." tanya Renjun.

"Heem." sahut Jeno.

Haechan menepuk pundak Jisung, "Jangan terlalu cemas Jisung ahh...." sahut Haechan.

"Ehh Hyung, bukannya mereka penjaga Meumwonbong." tunjuk Chenle.

"Benar... Oiii Taro Minji!." seru Haechan.

Tampak Minji tersenyum miring buru-buru menghampiri Haechan, tanpa basa basi ia menjambak rambut tebal milik Haechan.

"Yakkk bukan begini caranya jika gemas pada seseorang!." seru Haechan.

"Gemas katamu?." tanya Minji makin menarik rambut itu.

"Minji hentikan. Maaf yaa.... maaf... Maaf." tahan Taro sambil menatap murid lain yang melihat tingkah anah saudaranya.

"Kau selalu bilang aku keren saat perang, apa itu bukan gemas namanya?." bantah Haechan.

"Jangan mimpi!." seru Minji melepas sambil melempar Haechan hingga tersungkur di pelukan Mark.

Stronger [NCT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang