Ingatan Kun

334 55 20
                                    

Riak air terdengar di kesunyian sebuah sungai di tepi hutan. Suara itu berasal dari langkah dua anak kecil yang melewati bebatuan ditengah sungai. Langkah mereka terburu-buru seolah tengah dikejar sesuatu.

Tiba ditengah perjalanan, tiba-tiba bocah perempuan berhenti mendadak membuat bocah laki-laki yang menggandeng tangannya menatapnya dengan penuh tanya.

"Kenapa berhenti?" Kun menghadap kearahnya dengan wajah yang begitu panik.

"Aku sudah tidak kuat." Jawab Hea dengan air mata yang hampir melesak dari kedua matanya.

Kun mengusap air mata dan juga peluh yang membasahi dahi anak perempuan itu.

"Bertahanlah..kita hampir sampai dihilir. Kita bisa beristirahat disana." Ucapnya lembut.

Kun menarik tangan Hea untuk kembali berjalan. Namun Hea menahan tangannya sambil mendongak, menggeleng kuat.

Tak lama mereka mendengar suara langkah kaki di pinggir sungai. Mereka mendongak dan melihat seorang berpakaian hitam berjalan kearah mereka.

Entah mengapa selepas pulang sekolah orang itu terus membuntuti mereka, hingga mereka harus putar arah agar lebih cepat. Dengan panik mereka berjalan menyusuri sungai itu lagi.

Namun naas,saat mereka hampir sampai dihilir mereka harus berhenti karena sebuah percikan api mengenai kaki Kun.

"Kun.." Pekik Hea saat Kun terjatuh dengan kaki yang melepuh.

Kun tampak meringis menahan sakit, hingga air matanya keluar. Namun saat ia melihat orang berjubah hitam hampir dekat ia menjadi panik sendiri.

"Hea cepat lari dari sini."

Hea menatap kun sembari menggeleng. Anak perempuan itu justru mencoba membalut luka kun dengan sapu tangannya.

"Hea lari..." Kun semakin panik karena temannya itu bergeming.

Sebuah api hitam nampak keluar dari tangan sang mimpi buruk, hampir menyentuh leher Hea. Anak perempuan itu mendongak dan mendapati pria berbaju hitam itu tengah menyeringai kearahnya.

Perlahan Hea berdiri.

Kun juga mencoba berdiri namun kakinya begitu sakit. Anak berpipi gembul itu hanya mampu menangis ketakutan melihat api yang sebentar lagi bisa saja membakar Hea.

Kun tak tinggal diam ia mencoba menggunakan kekuatan hipnotis yang diajarkan Mamanya, namun anehnya orang itu sama sekali tidak terpengaruh.

Hea menatap Kun seolah mengatakan jika ini adalah tatapan terakhirnya. Mungkin setelah hari ini mereka tidak akan bisa bersekolah dan bermain bersama. Benar saja, sang pemburu kekuatan itu tidak main-main dengan Api hitamnya.

"HEA!!!." teriak Kun, sebelum pingsan. Ia melihat seseorang berjubah biru dongker berdiri dihadapannya.

.

.

"HAH!." teriak Kun tersadar terus terduduk begitu saja.

"Kun." seru Taeil dan Yuta menghambur di dekatnya.

Kun masih diam sambil memegangi kepalanya yang begitu pusing. Ia bermimpi tapi itu terasa sangat nyata, tapi ingatan tentang Hea terus berputar di otaknya.

Apa mungkin ini ingatan masa lalunya yang telah hilang, seperti yang di ceritakan Mamanya.

Yang hanya diingat Kun, ia terbangun dari tidur dan bersekolah di Season School sejak umur sebelas tahun.

Stronger [NCT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang