Sebenarnya

953 159 42
                                    

"HANA LARI!!."

Hana menoleh ke belakang, ternyata Ara yang lain memanggilnya. Ia menjadi bingung, apakah ini mimpi atau kenyataan. Kenapa Ara menjadi dua?

"LARI!." teriak Ara, karena Hana tidak bergeming sama sekali, ia kembali menatap wajah Ara yang berjubah di depannya tengah mengelurkan rantai dari balik bajunya.

"LARI! HANA!." teriak Ara lagi.

Tanpa berpikir panjang kembali Hana segera berlari ke arah Ara yang masih mengenakan piama itu. Mereka berdua berlari cukup jauh dari sana, untuk mencari bantuan karena Ten sudah tak sadarkan diri.

Brakk.

"Aduhh!." teriak Ara maupun hana, jatuh tersungkur.

"Kalian baik-baik saja?." tanya Winwin yang tak sengaja bertubrukan dengan mereka.

"Sakit." grutu Ara sambil memegangi pantatnya.

"Kalian kenapa lari?." tanya Kun.

"Aaaahhh Ten.. Tenn." jawab Hana.

"Ten kenapa?." tanya Kun kembali.

"Dia, terkena sihir hitam itu lagi." jawab Hana.

"Di mana?." tanya Kun.

"Di lorong dekat kamar ku." jawab Hana. Kun hendak pergi namun ditahan oleh Hana.

"Kenapa?." tanya Kun.

"Jangan, sang pemburu kekuatan masih ada disana." jelas Hana.

"Apa? Jadi kau bertemu dengannya?." tanya Winwin.

"Iyaa, dia juga menyamar sebagai Ara." jelas Hana yang diangguki Ara.

"Tapi kenapa?." tanya Kun.

"Entahlah." jawab Hana.

"Hana, sebaiknya kita beritahu kepala sekolah, dan semua murid disini. Bagaimana jika aku memberi tahu Appamu dan kau murid yang lain?." tanya Ara.

"Ide bagus, aku dengan Kun, kau dengan Winwin. Lalu kita bertemu di mana?." tanya Hana.

"Ahh, bagaimana jika di aula, jika seluruh murid bergabung maka kekuatan jahat itu bisa diatasi bersama." sahut Ara.

"Ara benar, jika kita terpisah, kita akan lebih lemah." sahut Winwin.

"Baiklah, ayo Kun" ajak Hana.

Mereka segera berpisah dari tempat itu. Hana dan Kun segera memberi tahu semua murid, semua orang tampak terkejut dengan berita itu. Hampir seluruh pemuda terbaik sudah menjadi korban.

"Haechan, Mark, Lucas, Jungwoo beritahu yang lain okey. Kita berkumpul di aula." perintah hqana, karena empat pria itu yang masih berjaga.

"Baiklah." jawab mereka berempat.

💪💪💪

Tidak perlu waktu lama semua murid sudah memenuhi aula besar itu.

"Astagaa masih ngantuk aku." gerutu Jaemin, dengan penutup mata yang masih bertenger dikepalanya.

"Sana kembali, jika ingin tidur selama-lamanya." sahut Renjun sambil menunjuk Jaehyun, Johnny dan Ten yang juga sudah dibawa kesana tapi ditempatkan agak jauh dari mereka.

"Jeno, buka matanya donk." omel Hendery.

"Astaga, ini ngak tidur. Emang mata gua, sipit. Elahh." grutu Jeno.

"Hana, apa kita akan selamat?." tanya Jisung, yang menghampiri Hana bersama Chenle dan Yangyang. Hana tersenyum dan menepuk kepala mereka lembut.

"Tentu saja, aku akan menjaga kalian." jawab Hana. Seketika Jisung, Chenle dan Yangyang memeluk Hana.

Stronger [NCT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang