TY

1.5K 211 2
                                    

"Hana, kau tidur dengan semua lilin menyala ini?." tanya Ara saat bersiap untuk tidur.

"Yahh, aku tidak bisa tidur jika gelap." jawab Hana.

"Ahhh,, bagimana donk? Aku tidak bisa jika terlalu banyak cahaya." sahut Ara.

"Ya sudah aku matikan saja." sahut Hana.

"Jangan-jangan, aku yang menumpang disini, apa tidak ada kamar kosong lagi?."

"Tidak ada. Masa iyaa kau ikut diasrama para lelaki, jangan.. Itu bahayaa. Emm,, sebentar aku ingat-ingat dulu. Ruang kosong untuk tidur yaa tinggal unit kesehatan. Tapi apa kau tidak takut tidur disana sendirian, terlalu gelap di sana?." tanya Hana.

Ara menggeleng dan tersenyum, "Tidak, aku suka kegelapan." sahut Ara.

"Aneh." sahut Hana.

"Maksudku, akan lebih mudah tidur jika di tempat gelap." sahut Ara.

"Ohh yaa, sudah. Bawa selimutnya di sana terlalu tipis." Hana mengulurkan selimut tebal pada gadis itu, Ara tersenyum bergegas keluar menuju unit kesehatan.

"Dasar aneh,, sama anehnya dengan Winwin." gumam Hana saat akan terlelap. Ia sudah berguling ke kanan ke kiri, membuka selimut, memakainya lagi, menghitung anak domba, matanya tak kunjung terpejam, ia masih mengingat-ingat perkataan Taeyong di taman tadi.

"Apa Oppa Yuta, sanggup melakukannya? Aku tahu Oppa Yuta adalah pria yang kuat tapi bertahan hidup di hutan terlarang itu sulit. Ahhh... Taeyong ada-ada saja, membangkitan kekuatan dengan mencari ramuan bunga biru. Hahh konyol, pasti ada cara lain. Baiklahh besok aku akan bicara dengan Appa. aku harus memohon padanya, Oppa Yuta harus tetap disini sampai sembuh." ucap Hana mulai terlelap.

"OMG! Chenle!." teriak hana kembali terbangun. Ia bergegas ke kamar chenle sambil membawa sebuah kotak yang sudah ia siapkan beberapa hari yang lalu.

"Dasar Hana, ceroboh kenapa bisa lupa sih?." grutu hana, langkah kakinya berhenti di depan pintu bertulisan CHENJI kamar Chenle dan Jisung. Ia mengetuk pintu itu dan menyembunyikan kotaknya dibelakang tubuhnya.

"Ohh,, Hana?." ucap Chenle saat membuka pintu.

"Selamat ulang tahun. Maaf aku terlambat." ucap Hana sambil menyodorkan kotak kado itu.

Chenle tersenyum dan mengambil kotak itu, "Tak apa, terimakasih. Ahh yaa tunggu dulu." tahan Chenle dan kembali ke dalam kamar.

"Ini untukmu, sebagai tanda terima kasih." ucap Chenle sambil memberikan lilin untuk Hana.

"lohh, seharusnya kau yang menerima hadiah, kenapa aku juga?." tanya Hana.

"Eeeeemmm,, sudah ambil saja, aku tidur mau tidur lagi." sahut Chenle, dan menutup pintu kamarnya.

"Dasar bocah." gumam Hana, saat akan kembali tanpa sengaja ia melihat Taeyong yang berjalan ke arah lain.

"Mau kemana dia? Ini terlalu larut untuk keluar. Ahh apa urusanku? Ara!." teriak Hana.

💪💪💪

"Tidak buruk juga." gumam Ara yang kini merebahkan tubuhnya disalah satu ranjang di unit kesehatan setelah memilah kasur mana yang paling empuk.

Baru beberapa detik ia terlelap ia merasa diawasi, ia hendak berbangun tapi bahunya seperti ditahan seseorang.

"Yakk, siapa kau! Lepaskan aku!." ronta ara. Hingga sebuah cahaya seperti lilin menyala di depan wajahnya.

"Apa kau ingat aku?." tanya Taeyong.

"Maaf sebelumnya, tolong lepaskan ini." ronta Ara tapi Taeyong menarik gadis itu untuk bangun dan memeluknya.

Stronger [NCT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang