Part 10 - Festival

26.9K 2.6K 189
                                    

            Citra berdecak kagum dengan pandangan ke arah keluar saat mereka masih di dalam mobil yang sedang melaju. Citra tidak sabar keluar dan melihat secara langsung dari dekat keindahan kota.

Kevin memasuki sebuah parkiran, menyimpan mobilnya sementara mereka menghadiri acara festival tahunan di malam hari yang dingin. Di sana sangat ramai, Kevin dan Citra beberapa kali hampir bertabrakan dengan pengunjung.

Citra akhirnya menggandeng lengan Kevin berjalan menuju tempat yang paling stategis. Citra tidak memperhatikan jalannya, pandangannya lebih fokus pada lampu warna-warni yang menghiasi kota. Ketika letusan kembang api yang sangat besar pecah, Citra sampai berhenti melangkah.

Kevin merangkul Citra, menyimpan kepala cewek itu di lengannya. Mereka memasuki sebuah lorong dengan langkah cepat. Menaiki tangga dan memasuki beberapa ruangan. Citra sampai ngos-ngosan, tidak kuat berjalan cepat menyandingi Kevin.

"Pelan, capek." Citra menundukkan badannya sambil memegang pinggang.

"Bentar lagi nih." Kevin mengingatkan.

Citra mengangguk menurut, mereka kembali menaiki tangga hingga sampai pada puncak. Hanya mereka berdua saja yang di sana, di atas sebuah bangunan lumayan tinggi. Dari sana mereka bisa melihat lebih jelas, Citra kembali berdecak kagum.

Melangkah pelan-pelan ke bagian pagar pembatas bangunan. Citra sampai membuka mulut dengan kedua mata berbinar. Dia memekik ketakutan saat kembang api menyembur lebar, cewek itu khawatir jika kembang api itu mengenai dirinya.

"Suka?" Tanya Kevin dari belakang.

"Hem, suka banget." Jawab Citra jujur.

Kevin tersenyum, memeluk Citra dari belakang dan menyimpan dagunya di bahu cewek itu. Citra memukul punggung tangan Kevin di perutnya kuat-kuat agar dilepaskan. Kevin malah mengeratkan pelukannya dan meletakkan dagunya di atas kepala cewek itu.

Citra menggeram dan menyundul kepalanya sehingga Kevin menjerit kesakitan. Melepaskan Citra dengan salah satu tangannya beralih memegang dagunya yang berdenyut.

"Sakit?" Tanya Citra sembari memutar tubuhnya menghadap Kevin. "Makanya jangan bandel suka modus."

"Dagu aku retak." Jawab Kevin berlebihan. Mendongak dan menutupi dagunya yang sakit.

"Siniin aku lihat dulu." Citra menuruh Kevin menurunkan dagunya. Memukul lengan Kevin kencang karena Citra tidak bisa menggapainya.

Kevin menunduk sedikit, menunjukkan dagunya yang sakit. Citra menekan pelan membuat Kevin menjerit kesakitan. Citra mencibir, dagu Kevin memang memerah. Tapi, tidak mungkin Kevin kesakitan sampai se-lebay itu. Biasanya berantem sampe luka lebam dimana-mana seperti dulu tidak pernah kapok.

"Cit, kamu harus tanggung jawab!" Tekan Kevin tidak main-main.

Citra mengerucutkan bibirnya, antara yakin dan tidak. "Yaudah, ayo pulang obatin dulu."

Kevin menggelengkan kepala, menolak ajakan tersebut. "Udah nggak bisa. Nggak kuat jalan." Kevin tiba-tiba tidak punya tenaga, menjatuhkan tubuhnya di bahu Citra.

"Yang sakit kan, dagu kamu. Kenapa nggak bisa jalan?" Citra melotot, menahan wajah Kevin di pundaknya.

"Semua jadi sakit."

"Kamu sih!" Citra tidak mau disalahkan.

"Bisa sembuh kalau peluk kamu." Ucap Kevin pelan. Bergerak memeluk Citra lebih erat. Citra mendengkus, membiarkan Kevin melakukan apa yang dia suka. Mengecup dahi Citra sampai ke puncak kepala.

"Tuh, kan, tukang modus!" Cibir Citra.

Kevin terkekeh, tidak mengelak tuduhan Citra. Cewek itu akhirnya mengalah, memeluk punggung Kevin. Kevin tersenyum sambil memejamkan mata, menumpu puncak kepala Citra dengan pipinya.

POSSESSIVE EX Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang