Part 20 - Kafe

18K 2.3K 141
                                    

Kevin menerima satu cup besar milk tea dari kasir sebuah kedai minuman boba di lingkungan universitas. Keduanya berjalan santai ditemani semilir angin yang sejuk menuju fakultas. Citra dan Kevin minum gantian sambil bergandengan tangan dengan masing-masing menggendong tas ransel.

"Hari ini berapa kelas?" Tanya Kevin menoleh pada Citra di sampingnya.

"Dua." Jawab Citra setelah milk tea dalam mulutnya habis ditelan.

"Langsung lanjut?"

"Iya." Citra mengiyakan. "Kamu cuma satu kelas?"

"Hem." Kevin berdehem, gantian dia yang minum.

"Abis kelas, kamu langsung pulang?" Tanya Citra sedikit ragu.

"Aku nunggu kamu di kafe." Jawab Kevin.

"Kan, lama." Guman Citra pelan.

"Kamu kerja di kafe emang nggak lama?" Sindir Kevin sarkas.

"Kamu nggak ikhlas? Ngapain nunggu? Aku nggak nyuruh." Citra tiba-tiba kesal.

"Mulai!" Kevin mendengkus.

"Kamu, sih!" Citra malah ngegas. Kevin tidak menjawab, dia merangkul Citra gemas dan langkah mereka makin cepat. Citra histeris minta dilepas, tapi tidak dihiraukan oleh cowok itu. Makin menjadi-jadi bikin Citra makin geram dan memukuli apa yang cewek itu bisa gapai.

Kevin melepaskan Citra setelah mereka sampai di depan kelas cewek itu. Mereka berpisah sementara karena Kevin juga ada kelas di jadwal yang sama.

"Nanti langsung ke kafe." Kata Kevin mengingatkan lagi.

"Iya." Jawab Citra jutek sambil merapikan rambutnya yang diberantakin oleh Kevin.

Setelah itu Kevin pergi dan Citra masuk ke kelasnya. Menyapa teman-temannya dan kemudian duduk di salah satu barisan kuri yang hanya dihuni satu orang bagian ujungnya. Citra dan yang lain segera mengeluarkan buku dan alat tulis karena seorang professor sudah datang untuk memberikan materi pembelajaran.

Citra sangat senang belajar. Dia tersenyum puas dan selalu bersemangat setiap kali masuk kelas. Citra bangga akan apa yang sudah dia capai selama ini, memiliki pengalaman luar biasa dari yang dilaluinya.

"Hei..." Citra kaget dan menoleh ke sampingnya.

"Hai." Citra menyapa balik.

Adam diam-diam berpindah duduk di sampingnya. Mengangkat buku dna alat tulis di atas tasnya. Cowok itu kemudian tersenyum dan menyimpan tasnya di samping kiri kursinya. Sejenak pandangannya lurus ke depan lalu menoleh kembali pada Citra dengan senyum manis.

"Hari ini kamu ada berapa kelas?" Adam mendekat dan berbisik.

"Dua." Jawab Citra. "Setelah ini ada kelas lagi."

Adam manggut-manggut, tidak langsung bicara. Pandangannya kembali lurus ke depan sambil menulis catatan di buku tulisnya. "Kapan kamu nggak sibuk?" Tanya Adam lagi. "Kalau nanti sore gimana? Kamu kerja?"

"Iya." Citra mengangguk, mulai tidak nyaman karena Adam lumayan mengganggu.

Untungnya Adam menyadarinya, dia langsung merasa bersalah. "Maaf." Bisiknya.

Citra hanya melirik sekilas dan kembali fokus belajar. Adam tidak lagi mengganggu sampai kelas itu selesai. Citra langsung buru-buru pergi ke kelas selanjutnya sekalian menghindari Adam. Sama seperti yang Citra lakukan selama ini, tidak memberikan kesempatan bagi siapa pun yang mendekatinya.

Adam meringis dan memandang kepergian Citra. Penolakan Citra bikin cowok itu makin tertantang. Penasaran akan diri Citra, ingin mengenalnya lebih jauh. Citra tidak seperti cewek pada umumnya, langsung paham akan sinyal ketertarikan yang diberikan oleh Adam.

POSSESSIVE EX Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang