Part 14 - Perkara Seblak

21.3K 2.4K 219
                                    

Citra membiarkan Kevin tetap pada posisinya sampai selesai melihat foto di kamera. Citra mencebik, Kevin enggan menjauh darinya. Citra jadi gerah tapi tidak bisa lepas dari rangkulan erat Kevin. Cowok itu seperti anak kecil, sama seperti Zen ketika sedang sakit. Tidak mau pisah dari Clara maupun Citra, mesti di peluk agar tenang.

"Pengen makan seblak. Masakin." Kata Kevin beberapa saat kemudian. Mendusel-dusel rambut Citra seperti kucing malas kurang kerjaan.

Citra mengerutkan dahi sembari melirik sekilas. "Beli bahannya dulu."

"Hem."

"Yaudah ayo." Citra merasa lega, akhirnya ada alasan untuk lepas dari Kevin.

"Bentar lagi." Kevin enggan menjauh.

"Katanya mau. Tar kemaleman nggak jadi." Citra protes.

Kevin mengeratkan pelukannya lagi, Citra menggeliat untuk meloloskan diri. "Kamu nginap di sini."

"Nggak mau!" Citra menolak keras. "Ayo cepetan ih! Ngeselin banget dari tadi." Citra mulai mendumel kesal. "Nggak mau masakin kalau bukan sekarang." Citra menambahkan dengan ancaman.

Kevin mendengkus, akhirnya ancaman Citra berhasil. Cowok itu menjauh tidak rela, membuat Citra mendengkus masih kesal. Citral langsung bangun dari sofa untuk bersiap-siap. Kevin pun menurut, mengambil jaket dan memberikan salah satu pada cewek itu.

"Ada di basement?" Tanya Citra menoleh pada Kevin. Cowok itu membuka lift dengan sensor jari telunjuk. Sama seperti tadi siang, karena lift itu khusus hanya untuk Penthouse yang dihuni Kevin.

"Hem." Kevin membenarkan. "Sini tangan kamu." Ucapnya sembari menarik tangan kanan Citra lalu menempelkan jari telunjuk di sensor.

"Buat apa?" Citra menyipit curiga. Menarik tangannya kembali dan menyembunyikan ke dalam kantong jaket.

"Akses masuk buat kamu." Kevin menarik tangannya lagi. Menekan kuku telunjuk Citra lalu menekan-nekan tombol lain.

"Ngapain aku dikasih akses masuk?" Citra tidak mau.

"Kali aja kamu kangen mau nyamperin ke sini." Jawab Kevin percaya diri.

"Nggak lah!" Citra mengelak cepat. Kevin mengacak rambut Citra gemas sampai berantakan. Mereka kemudian masuk ke dalam lift untuk belanja bahan-bahan setelah akses untuk Citra berhasil. Kevin mengatakan supermarket di basement cukup lengkap, mereka tidak perlu keluar jauh-jauh untuk belanja.

Kevin mengambil sebuah trolley dan mendorongnya ke sebuah lorong terdekat. Citra yang memilih bahan makanan karena Kevin tidak mengerti. Untung saja bahan yang mereka butuhnya tersedia lengkap meskipun harganya sangat mahal.

"Udah, jangan banyak-banyak." Citra menghentikan Kevin memasukkan asal puluhan mie instan ke dalam trolley. Citra mengembalikan lagi pada tempatnya dan segera mendorong punggung Kevin agar tidak tergoda.

"Apa lagi?" Kevin melihat-lihat beberapa jenis bumbu dalam kemasan. Citra memilih yang masih utuh dari pada yang sudah dihaluskan.

"Ini, terus ini." Cewek itu mengambil cabe merah dan bawang.

"Baso?"

"Hem."

"Telur?"

"Iya. Kayaknya di sana." Kevin mengikuti Citra yang lebih dulu melangkah cepat. Memilih-milih sesuai takaran yang mereka butuhkan.

"Ini juga? Kayaknya enak." Kevin mengambil kemasan crab stick.

"Yaudah." Citra setuju.

"Ini?" Kevin mengambil yang lain.

POSSESSIVE EX Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang