Menikmati waktu santai di sebuah rerumputan hijau yang terawat dengan angin sepoi-sepoi di bawah pohon yang rindang adalah pilihan yang tepat setelah kelas usai. Ditemani minuman dingin dan satu potong roti bikin perut kenyang dan nyaman. Mengembalikan tenaga yang telah terkuras habis setelah memalui rutinitas yang padat.
Di taman universitas banyak sekali mahasiswa dan mahasiswi duduk bersantai sambil bercanda tawa dengan teman-teman, sekedar baca novel, mengerjakan tugas, pekerjaan, merekam keindahan langit sore dan lain sebagainya.
Termasuk Citra dan Kevin. Mereka duduk di bawah pohon yang rindang dengan beberapa buku dan dua macbook. Kevin yang sudah bosan belajar mengambil posisi rebahan dengan kepala di atas paha Citra.
"Kamu sering datang ke sini?" Tanya Citra sambil memainkan rambut Kevin. Rambut halus Kevin bikin Citra suka membelai sampai garuk-garuk lembut kulit kepalanya meskipun tidak gatal.
"Kamu sendiri gimana?" Kevin balik tanya.
"Lumayan." Jawab Citra. "Kalau nungguin masuk kelas sering ke sini baca novel."
"Yaudah, sama." Aku Kevin jujur tanpa rasa bersalah.
Citra melotot dan berhenti memainkan rambut Kevin. "Kamu beneran psikopat?!" Pekiknya tidak bisa percaya.
Kevin meringis tidak suka dituduh yang bukan-bukan oleh Citra. Tapi dia memilih tidak menjawab, malah membawa tangan Citra ke mulut dan menggigit ujung jari-jarinya gemas.
"Kevin, ih! Awas ya kalau tangan aku lecet!" Ancam Citra makin berani sembari memandang Kevin jutek di pangkuannya.
Kevin malah makin menjadi-jadi, menggigit sekali lagi dan ketika cewek itu menariknya. Kevin membawa ke pipi, mengusap-usap sendiri pipinya dengan tangan Citra seperti kucing tidak tahu diri.
"Kamu paling ngeselin!" Tuding Citra kesal.
Kevin hanya terkekeh dan mengarahkan tangan Citra yang satu lagi untuk mengusap-usap kepalanya. Citra mengalah dan melakukan seperti tadi, bikin Kevin tersenyum tipis sembari memejamkan mata.
Kevin membuka mata dengan malas ketika ponsel Citra yang masih ada pada dirinya berdering. Kalau ponselnya sendiri, Kevin males ngeceknya. Beda cerita kalau ponsel Citra, siapa yang sedang bersemangat cari perkara dengannya sampai berani-beraninya gangguin mereka saat ini.
"Siniin." Pinta Citra.
Kevin menjauhkan tangannya dengan pandangan tajam. Pasalnya nomor yang tertera di layar itu tanpa nama. Kevin mendengkus dan mengusap layarnya kemudian menempelkan pada telinga. Dia menjauhkan tangan Citra yang hendak merampas darinya.
"Iya? Sebentar." Kata Kevin, lalu menyerahkan dari ponsel itu pada Citra. "Dari fakultas."
Citra mengerutkan dahi, tak urung menerima dan menempelkan di telinga. Menyapa sopan lawan bicaranya kemudian mengangguk ragu. Pandangan Citra bertemu dengan Kevin yang masih berbaring di pangkuannya, tangannya berhenti mengusap kepala cowok itu karena dia fokus dengan lawan bicara melalui sambungan telpon.
"Baik, terima kasih, Mrs. Selamat sore." Panggilan itu terputus bersamaan dengan Kevin bangun dan duduk menghadap Citra.
"Kenapa?" Tanya Kevin penasaran.
"Aku diminta datang ke ruang akademik sekarang." Jelas Citra pelan dan hati-hati.
"Ngapain?"
Citra menggelengkan kepala saking tidak bisa menahan euforianya. "Ada undangan penting buat aku." Jelasnya dengan sedikit terbata.
Kevin tersenyum dan mengajak Citra pergi. "Yaudah, ayo sekarang."
"Hm." Citra mengangguk semangat. Mereka merapikan buku-buku ke dalam ransel serta macbook. Setelah itu keduanya pergi sambil bergandengan tangan, Kevin meremas tangan Citra yang sedang gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE EX
Teen FictionSEQUEL EX! Vector Cover By : @sgrcndxx "Ayo balikan!" Ajak Kevin tiba-tiba saat mereka sedang jalan di tepi sungai. "Nggak!" Balas Citra cepat dan tegas. "Balikan atau gue tenggelemin lo ke sungai?!" Ancam kevin tidak main-main. . . . Jakarta, 25 Fe...