Part 29 - Dinner

16.6K 2.2K 553
                                    

Citra menggigit bibir bawahnya dan meremas kedua tangannya menahan rasa gugup melanda seluruh tubuhnya. Dia menarik nafas panjang dan memejamkan mata sejenak sebelum keluar dari ruangan yang membuatnya berbeda dari biasa.

Seorang wanita menuntun Citra dengan senyuman, mempersilahkan cewek itu keluar dari ruangan yang disambut oleh Kevin serta Andrew di luar. Pandangan keduanya beralih pada Citra yang sudah siap-siap jalan.

Andrew dan Kevin juga tampak berbeda dari biasanya, lebih rapi dan mengenakan setelan formal. Wajah Citra bersemu merah melihat Kevin yang lebih dewasa dan berwibawa. Sama sekali tidak kelihatan tukang marah-marah seperti anak kecil. Setelan hitam serta rambutnya di sisir rapi dan diberi sentuhan pomade.

Andrew mendengkus melihat tatapan Citra dan Kevin saling beradu. Sama-sama memuja dan menunjukkan senyum malu-malu. Rupanya mereka mengabaikan Andrew, tidak mendengar dengkusan sebalnya. Alhasil, Andrew pura-pura batuk parah dan berhasil menyadarkan keduanya.

"Ekheem..." Andrew menarik nafas dalam-dalam, menyudahi kepura-puraannya.

Kevin dan Citra salah tingkah. Mereka pura-pura melirik yang lain, menggaruk tengkuk dan memperbaiki setelan masing-masing meskipun tidak ada yang salah.

Kevin menarik nafas dalam-dalam dan menghampiri Citra yang masih menundukkan kepala dengan wajah merah padam. Kevin Mengelus lembut pipi cewek itu dan pandangan mereka kembali beradu, kembali mengabaikan keberadaan Andrew. Citra cantik, cantik sekali. Bikin Kevin pangling. Gaun dan sentuhan make up yang dia kenakan sangat cocok untuk Citra.

"Kayaknya nggak jadi makan ini!" Kata Andrew sarkasme.

Kesadaran Citra dan Kevin kembali lagi. Cowok itu berdehem kecil kemudian memberikan lengan kirinya. Cewek itu menggandeng lengannya malu-malu, tiba-tiba Citra kesusahan bernafas dan lupa caranya berjalan. Kevin berhenti sejenak dan Citra menarik nafas dalam-dalam.

"Nggak sopan di depan orang tua." Gerutu Andrew kembali mendumel yang dibalas dengkusan oleh Kevin. Mereka manjadikan Andrew seperti nyamuk, pihak ketiga yang tidak dibutuhkan kehadirannya.

Citra memundukkan kepala malu, entah setan dari mana yang berhasil mengelabui Citra sampai tidak sopan di depan Andrew. Meskipun terpesona melihat Kevin, tidak semestinya sampai berlebihan seperti itu.

Sekarang urusan Citra dan Andrew belum selesai. Begitu Andrew bangun, tidak langsung meminta Citra menemuinya, melainkan mengubah rencana dengan makan malam.

Ah, Citra baru sadar. Mereka bertiga keluar bukan hanya sekedar untuk makan malam saja. Melainkan, Andrew ingin menyidang Citra. Citra jadi takut-takut. Melirik Andrew yang masih bugar meskipun sudah berumur. Kevin menekan tombol lift dan keduanya keluar dari Penthouse menuju parkiran di lantai basement.

Kevin lebih dulu membuka pintu untuk Citra yang duduk di jok depan, sedangkan Andrew di jok belakang Aston Martin yang mereka kendarai. Sepanjang jalan Andrew kembali mendengkus karena Kevin memaksa Citra yang tidak mau menautkan tangan mereka.

Beberapa kali Citra mencoba menarik tangannya, tidak nyaman bergandengan tangan dengan Kevin di depan Andrew. Malah, Kevin membawa tangan Citra ke bibir sehingga cewek itu menurut dan menutup mulut rapat-rapat.

Begitu sampai di sebuah restoran tujuan mereka, Andrew turun duluan dan membiarkan keduanya sibuk bergandengan tangan di belakang. Andrew tidak bisa memisahkan mereka, Kevin begitu pemaksa dan dominan.

Kevin memperlakukan Citra seperti biasa. Mereka memilih menu bersama, Citra yang gugup menurut saja dengan pilihan Kevin. Segera mendorong buku menu itu agar Kevin menjauh darinya.

Andrew memandang keduanya tajam lalu menarik nafas panjang. Kevin duduk tegap dengan pandangan lurus pada Andrew, tidak merasa bersalah pada Kakeknya. Beda dengan Citra yang masih punya rasa segan dan hormat. Menundukkan kepala dan berusaha mengamankan detak jantung.

POSSESSIVE EX Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang