Kevin menerima sebuah paper cup anti panas berisi minuman hangat beserta kartu dan struk pembayaran dari kasir. Setelah selesai makan mie, mereka lanjut pulang ke asrama dengan Kevin ngotot ikut dan mampir beli minuman untuk menghangatkan tubuh mereka selama perjalanan ke asrama.
"Minum dulu." Suruh Kevin sembari menyodorkan paper cup.
Citra menerima dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri dipegang oleh Kevin. Cowok itu sedang memperbaiki sarung tangan milik Kevin yang kebesaran di tangan Citra. Kevin memberikan salah satu sarung tangannya agar Citra tidak kedinginan.
"Sini." Kevin meminta paper cup itu kembali dan menautkan tangan mereka yang telanjang. Kevin memasukkannya ke dalam kantong sembari meremas lembut. Perlahan tangan mereka menghangat setelah disapu angin malam yang dingin.
Kevin minum bekas Citra, masih sama seperti dulu. Beli minum cuma satu cup dibagi dua. Citra sudah terbiasa, malah jadi asing kalau punya masing-masing. Lagi pula tidak pernah selain saat makan di restoran.
"Anterinnya sampe depan asrama aja." Kata Citra mewanti-wanti begitu asramanya sudah kelihatan.
Kevin menoleh tajam lalu mendengkus. Tidak suka kalau Citra mulai bawel, melarang Kevin ingin mengantar sampai depan kamarnya. Bila perlu, mampir sebentar, istirahat karena Kevin lelah seharian duduk di kafe.
Salah sendiri memang, tapi Kevin tidak mau disalahkan. Kalau dia tidak menunggui Citra, cewek itu pasti kabur duluan. Citra seperti buruan saja, berusaha menghindari Kevin meskipun cowok itu hanya diam saja.
"Sampe depan kamar kamu." Elak Kevin.
"Kalau malem-malem gini, penjaga asrama sering patroli." Jelas Citra setengah kesal.
"Jam berapa aja?" Tanya Kevin penasaran.
"Tiap hari dari jam sembilan sampe jam dua belas. Terus subuh-subuh juga."
"Yaudah, besok aku datangnya jam delapan atau jam satu malem. Pulangnya abis subuh."
Citra kaget, merutuki kelalaiannya terlanjur jujur pada Kevin dengan begitu polosnya. "Nggak bisa!" Tolak Citra bersikukuh.
"Nggak ketahuan kalau jam segitu." Kekeh Kevin berbinar.
"Kamu ngeselin! Pokoknya anterin sampe depan asrama!" Kukuh Citra final.
"Mobilnya di basement. Gimana dong?" Kevin mempermainkan Citra.
Citra mendengkus dan merampas paper cup dari tangan Kevin. Citra butuh yang segar-segar untuk meredam rasa kesalnya. Dia menyedot banyak isinya kemudian mengembalikan lagi pada cowok itu.
"Udah, sampe sini." Citra menarik tangannya dari dalam kantong Kevin yang digenggam erat oleh cowok itu. Mereka sampai di depan asrama putri yang dibatasi pagar besi setinggi tiga meter.
"Belum." Kevin tidak mau berpisah.
"Aku mau masuk."
"Bentar lagi." Kevin menggenggam tangan Citra erat.
"Kevin, ih. Tar ada yang lihat." Citra mengedarkan pandangannya. Dia masih malu dengan kejadian kemarin. Citra jaga-jaga agar tidak ada yang melihat mereka, pasti heboh lagi kalau ketahuan.
"Biarin." Kevin tetap saja santai. Tidak terpengaruh dengan teman-teman Citra.
"Basement bisa masuk dari sana. Buru sana." Tunjuk Citra pada pintu lain.
"Nggak mau, Citra! Aku masih mau sama mantan aku."
Citra menengkus, menarik nafas dalam-dalam. Siap mengomeli Kevin agar cowok itu membiarkannya pergi. Tangan Citra masih di dalam kantong Kevin, tidak memberikan celah untuk dikeluarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE EX
Genç KurguSEQUEL EX! Vector Cover By : @sgrcndxx "Ayo balikan!" Ajak Kevin tiba-tiba saat mereka sedang jalan di tepi sungai. "Nggak!" Balas Citra cepat dan tegas. "Balikan atau gue tenggelemin lo ke sungai?!" Ancam kevin tidak main-main. . . . Jakarta, 25 Fe...