Warn : 18+
"Asam lambungnya naik."
Haechan menghela napas mendengar ucapan Dr. Taeil Rembulan, dokter kepercayaan keluarga yang sudah menangani anak Saga bahkan sejak Mark masih kecil. Saking dekatnya, rasanya seperti keluarga sendiri.
"Nata masih suka bandel minum kopi waktu perut kosong ya?" Taeil duduk di tepi kasur sembari mengusap rambut lepek Jaemin yang berkeringat. "Kan udah Om bilang, kurangin kopi sama makanan pedas. Ngeyel."
Jaemin hanya memberi cengiran tak berdosa.
"Bisa bahaya lho kalau kamu muntah terus, bisa dehidrasi. Ini masih bisa ditolong kalau kamu nurut sama kata-kata Om." Taeil lanjut mengomel sembari mengeluarkan pulpen dan kertas resep. "Kurangin kopi, makanan pedas dan asam. Jangan begadang, makan yang teratur."
Haechan mengulurkan tangan, mencubit gemas pipi Jaemin. "Dengerin!"
"Aska juga tolong awasin adeknya ya. Kalau sampai besok Nata muntah lagi lebih dari tiga kali, langsung seret aja rumah sakit. Kalau ngelawan, gendong aja. Khawatir bisa terjadi dehidrasi, jadi di rumah sakit bisa langsung dapet infus buat penanganan."
Haechan mengangguk tegas. Ada Chenle dan Jisung yang mendengarkan dari tepi kasur lain, Renjun yang duduk di meja belajar, dan si sulung line Mark Jeno yang berdiri di dekat jendela.
Memang setelah mengabari Jaemin sakit, Jeno juga langsung mengabari empat saudaranya yang lain tentang kondisi Jaemin. Jeno sih tidak memaksa mereka untuk lekas pulang, tapi namanya sudah bucin yang mendarah daging, keempatnya hampir bersamaan sampai ke rumah. Tidak tahu bagaimana Chenle dan Jisung bisa lolos dari sekolah.
"Berarti Kak Na enggak hamil kan?" Tanya Jisung dengan polos. Saking polosnya sampai membuat Jaemin hampir bangkit untuk mencekik adiknya.
Taeil mengernyit, kemudian mengamati Jaemin dengan cermat. "Terakhir kali Om ngecek, Nata masih laki-laki tulen. Kamu enggak krisis identitas kan, Na?"
Jaemin menggeleng ribut. "Aku masih seratus persen laki!"
Taeil mengangguk. "Bagus deh." Kemudian menoleh pada Jisung. "Om tau kalo Adrian pengen banget punya kakak perempuan, tapi jangan Kak Na juga yang ditumbalin walaupun dia agak cantik."
Jisung cemberut.
"Owghey, nanti ditebus ya resepnya." Taeil menyerahkan kertas resep pada Haechan karena anak itu posisinya paling dekat. "Om kasih antibiotik, harus dihabiskan ya. Untuk obat yang lain boleh dihentikan setelah kamu ngerasa enggak mual lagi. Om kasih vitamin juga, itu aman buat lambung. Trus makanan dijaga, jangan sampe telat. Tidur yang cukup, istirahat yang banyak. Perlu Om bikin surat izin sakit buat kampus kamu?"
Jaemin menggeleng namun seruan Haechan agak mengejutkannya. "Bikinin aja Om, biar si kepala batu istirahat."
Taeil mengangguk lalu mulai menulis surat izin untuk Jaemin. Jaemin hanya bisa pasrah dan menurut saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Brothers ✔
FanfictionTerkadang Jaemin berpikir, dosa besar apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya sampai harus mempunyai enam saudara tidak berakhlak dan beradab seperti ini. "Kalo dijual tambah gratis ongkir, ada yang mau?" 𝐋𝐨𝐜𝐚𝐥!𝐀𝐮 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬𝐡𝐢𝐩 �...