Contain many harsh words! ⚠️🔞
Haechan tersenyum sembari mengusap rambut Jaemin yang masih tertidur pulas. Dengan hati-hati ia beranjak keluar kamar dan menutup pintu sepelan mungkin agar sang kembaran tidak terusik.
Di ruang tengah, Mark dan Chenle asyik bermain PS sementara Jisung mengunyah jeruk dengan santai. Hari Sabtu pagi memang waktu yang tepat untuk berleha-leha. Tak lama, Haechan duduk di sebelah Jisung dan ikut mencomot jeruk di tangan sang adik.
"Gimana hasil pemeriksaan kemarin?" tanya Jisung. Kemarin seluruh anak Saga sibuk dan belum sempat menanyakan kondisi Jaemin, karena mereka ingin mendengar secara langsung dari mulut Haechan. Baru sekarang bisa terealisasikan.
Mendengar pertanyaan Jisung, Mark dan Chenle menoleh dan bergegas menjeda game mereka.
"Depresi moderat," jawab Haechan sembari mengunyah jeruk. "Harus dijauhin dari hal-hal pemicu stress utama. Nggak boleh lepas pengawasan tapi jangan sampai terkesan terlalu mengawasi. Sebagai orang terdekat, kita harus selalu ada buat Nana apapun itu. Gue juga bakal ngawasin makanan apa yang dimakan Nana. Trus ajak main dan ngobrol terus walau ga ditanggapin, pokoknya bikin dia nyaman dan aman."
Chenle seketika murung dan menempelkan pipinya pada pundak Mark. "Parah banget?"
"Belum, tapi jangan sampai. Masih bisa di-handle pelan-pelan dan hati-hati. Yang penting Nana kita ajak lebih aktif dalam beraktivitas aja. Sisanya gue yang atur."
Jisung meraih pundak Haechan dan melempar tatapan khawatir. "Kak, are you okay?"
Haechan mengerjap lalu menatap bingung. "Gue?"
Jisung mengangguk. "You seems lost. Kita emang sedih banget dengar perihal Kak Na, tapi kita tau kalau Kak Echan yang paling terpukul."
Haechan berusaha mengukir senyum dan mengacak rambut Jisung. "Gapapa, jangan khawatir. Gue harus kuat buat Nana."
"Tapi Chan," Mark menyela. "Jangan ngerasa sendirian. Ada gue sebagai abang lo, ada yang lain sebagai saudara lo. Kita bertujuh keluarga, pasti bakal bantu satu sama lain. Jangan takut."
Haechan terkekeh. "Thanks." kemudian pandangannya mengedar ke sekeliling. "Mas Jun sama Mas Jen belum pulang ya?"
Chenle memutar bola mata. "Kayak nggak tau mereka aja."
Panjang umur, yang dibicarakan mendadak sudah berada di depan pintu. Suara sepasang anak kembar yang sedang berseteru berhasil menarik perhatian empat anak Saga di ruang tengah.
"Buset pulang-pulang berantem," dengus Jisung. "Mabok kali ya."
Lalu langkah terburu-buru terdengar. Jeno masuk dengan tergesa dan langsung terhenti kala matanya memindai penghuni ruang tengah. Merasa tidak menemukan apa yang dicari, Jeno langsung terburu-buru naik ke tangga namun ditahan oleh Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Brothers ✔
FanfictionTerkadang Jaemin berpikir, dosa besar apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya sampai harus mempunyai enam saudara tidak berakhlak dan beradab seperti ini. "Kalo dijual tambah gratis ongkir, ada yang mau?" 𝐋𝐨𝐜𝐚𝐥!𝐀𝐮 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬𝐡𝐢𝐩 �...