"Tunggu heh tunggu!"
Hyunjin buru-buru mengunci pintu mobil dan ikut berlari mengikuti Jaemin yang sudah lebih dulu melesat ke gedung kampus. Hari ini mata kuliah dosen killer dan bisa-bisanya mereka berdua telat?! Di hari yang seharusnya ada kuis?!
Keduanya berlari secepat naga Indosiar menuju tangga. Tidak ada waktu menunggu lift, apalagi saat hall indicator menunjukkan bahwa lift sedang naik menuju lantai lima. Untung saja kelas matkul ini ada di lantai tiga, jadi tidak perlu menguras tenaga dan emosi lebih untuk mencapai lantai tertinggi.
"Gara-gara lo!" Teriak Jaemin di sela-sela helaan napas terburu karena berlari menaiki tangga. "Udah gue bilang, cek dulu mobil lo ada bensin atau nggak!"
"Y-yah ya gue gatau!" Hyunjin sudah mulai kepayahan akibat napas yang semakin habis. Berlari dari parkiran yang luasnya luar biasa kemudian masih harus menaiki tangga membuat Hyunjin menyesal kenapa ia malas berolahraga. "Semalem mobilnya dipake Felix!"
"Ya kan bisa titip pesan ke Felix buat sekalian isiin!"
"Kan gue gatau! Salahin Felix!"
Hyunjin berhenti sejenak pada perbatasan lantai dua dan tiga, bersandar pada pembatas kemudian merapikan rambutnya yang lepek akibat keringat. "Aduh anjir gue jadi nggak ganteng lagi. Kalau adek tingkat ilfeel sama gue gimana?"
Jaemin menoleh, sedetik kemudian teriakan keras menggema hingga koridor lantai dua dan tiga. "LO MASIH BISA-BISANYA MIKIR GITU DI SAAT NILAI KUIS KITA DIPERTARUHKAN DETIK INIIII???!"
Tahan Jaemin untuk tidak menendang Hyunjin agar terguling ke bawah sekarang.
Detik-detik perjuangan selanjutnya (yang mana menghabiskan keringat dan menguras emosi), keduanya sampai di depan pintu kelas. Menampilkan cengir tidak bersalah pada dosen tercinta Pak Wonu yang bersidekap dengan tatapan tajam menusuk relung, kemudian berakhir di kantin karena dilarang mengikuti mata kuliah beliau.
Apakah Jaemin kesal? Tidak kok, ia hanya mengulas senyum manis kemudian menjambak keras rambut Hyunjin selama lima menit penuh.
Semua berawal dari kelima bestie sehidup tidak semati ini menginap di rumah Pradipta. Rumah, bukan unit apartemen. Menghabiskan malam dengan mengerjakan tugas masing-masing secara bersama kemudian berakhir tertidur karena lelah. Mengambil cuti di semester kemarin berdampak pada kelimanya yang ngebut mengejar pemenuhan SKS demi lulus tepat waktu. Semester pendek juga sudah diambil, pokoknya apapun dilakukan supaya mereka tidak terlambat lulus.
Apalagi Hyunjin dan Jaemin. Mereka berdua mati-matian mengejar materi agar mencapai gelar S.Ked bersamaan dengan teman-teman seangkatan. Gengsi dong kalau nanti koasnya sama adik tingkat?
Makanya saat mereka tidak bisa mengikuti kuis, Jaemin jengkel luar biasa. Mau menyalahkan Hyunjin terus menerus juga tidak etis. Pria Pradipta itu juga tidak tahu kondisi mobilnya yang habis bensin karena malam sebelumnya digunakan Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Brothers ✔
FanfictionTerkadang Jaemin berpikir, dosa besar apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya sampai harus mempunyai enam saudara tidak berakhlak dan beradab seperti ini. "Kalo dijual tambah gratis ongkir, ada yang mau?" 𝐋𝐨𝐜𝐚𝐥!𝐀𝐮 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬𝐡𝐢𝐩 �...