21. Sebuah Petunjuk

10.5K 1.5K 271
                                    

Renjun menyusup ke kamar adik kembarnya dan menemukan Haechan serta Jaemin tertidur pulas dalam satu kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun menyusup ke kamar adik kembarnya dan menemukan Haechan serta Jaemin tertidur pulas dalam satu kasur. Semenjak kecelakaan, Haechan menjadi jauh lebih posesif dan mengekang, tidak boleh ini dan itu. Apalagi dengan kondisi tangan Jaemin yang patah membuat Haechan memperlakukan Jaemin seperti barang yang jika disentuh sedikit saja akan langsung pecah.

Bagi Jaemin, seperti kembali ke penjara.

Anak Saga yang lain juga lebih parno sih, tapi tidak separah Haechan. Bahkan rasanya seperti Jaemin hanya diperbolehkan bernapas dan berbicara, sisanya dibantu dan diatur oleh Haechan juga anak Saga lain. Bahkan Jaemin juga putus kontak dengan siapapun selain keluarga Saga karena ponselnya yang hilang saat kecelakaan terjadi. Walaupun Jaemin tahu bahwa benda penting itu tidak benar-benar hilang.

Kalau tidak ingat membunuh manusia itu dosa besar, mungkin sudah Jaemin lakukan sedari dulu.

Renjun berjalan mendekati satu lemari yang terletak di paling ujung, lemari Haechan. Tangannya menggeser pintu lemari dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara, kemudian langsung mencari sesuatu dengan serius.

"Nah."

Tangan Renjun menarik sebuah jaket warna hitam dengan border putih di pinggirnya. Itu jaket milik Renjun yang dipinjam Haechan dan tidak kunjung dikembalikan. Padahal itu jaket kesayangan, spesial dari orang yang juga spesial. Tapi memang dasarnya adik kurang ajar, malah di-claim secara sepihak dan dijadikan hak milik. Kalau ditagih malah mengomel tentang betapa pelitnya sang kakak. Lebih galak yang meminjam daripada yang dipinjam.

Waktu menunjukkan pukul sebelas malam, saatnya berangkat ke arena. Ada anak yang menantang The Kings dengan nominal taruhan yang cukup besar, setidaknya cukup untuk membeli bakso sekaligus abangnya. Jadi setelah memakai jaket yang dicuri Haechan, Renjun mendekati dua adiknya yang tertidur sembari berpelukan. Lucu sih, tapi tidak lucu kalau sudah bangun. Setan saja minder.

Posisi Jaemin telentang sementara tangan Haechan melingkar di pinggang Jaemin. Renjun menyempatkan diri untuk mengusap rambut adik-adiknya dengan lembut kemudian beranjak keluar. Saat beranjak keluar, kakinya tak sengaja menendang sesuatu yang kecil hingga terpental hampir menabrak pintu.

Dengan mata memicing karena kondisi kamar yang gelap dan hanya bermodalkan lampu tidur, Renjun mencari benda yang tidak sengaja ia tendang. Tangannya terulur untuk memungut sebuah benda yang ternyata flashdisk berwarna hitam dengan stiker bintang. Sebenarnya warnanya yang hitam membuat flashdisk tersebut samar di kegelapan, tapi stiker berwarna emas cukup membantu Renjun untuk melihatnya.

"Ck, kebiasaan. Taroh barang bukannya yang bener. Kalau udah hilang, panik tujuh hari tujuh malam." Renjun meletakkan flashdisk tersebut di meja sembari menggerutu, berpikir jika itu hanya flashdisk biasa berisi file tugas kampus. Kemudian bergegas pergi tanpa suara.

Renjun berangkat sendiri karena Jeno sudah sampai lebih dulu di arena. Setibanya di sana, Jeno sedang mengecek mobil yang akan ia gunakan untuk bertanding, sementara Shotaro dan Karina sedang berdebat sesuatu ditemani Lucas yang merokok santai.

My Stupid Brothers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang