"Lagi Mih?"
Jaemin memutar bola matanya malas, menatap wanita kesayangannya sedunia akhirat itu dengan kesal yang kentara. Sementara sang Ibunda hanya cengar-cengir dengan tatapan tak berdosa.
"Ya mau gimana lagi, sekali kontrak tetep kontrak. Kamu lupa kalo Mami ini hits bangetz sampe tawaran ngalir mulu?"
Jaemin menyandarkan kepalanya di pinggiran kasur dengan lunglai. Terbayang sudah penderitaan (lagi) yang harus ia lalui bersama enam saudara tidak beradab yang kini sibuk sendiri di ruang tengah.
"Berapa lama?"
"Ini project besar karena diangkat dari novel legendaris. Jadi butuh sekitar tiga bulan disana buat pembacaan naskah dan proses shooting."
"Nana ikut boleh?"
Anastasia Irene, wanita cantik yang berstatus sebagai ibu dari tujuh anak tampan itu mendelik. "Heh! Kamu kan sekolah, sebentar lagi ujian."
"Aku kan pinter, Mih. Ngerjain UN sambil merem juga tetep lulus."
"Gausah ngadi-ngadi lu."
Iya, tipe mami gaul.
Jaemin bangkit dan merebahkan diri di kasur, menatap ibunya yang sibuk memasukkan barang-barang kedalam dua koper besar. Padahal Irene baru pulang dua hari lalu setelah selesai dengan pekerjaannya sebagai model Krystal Secret di Paris, tetapi besok sudah mau berangkat lagi ke Amerika untuk shooting film.
Tiga bulan pula. Memang sulit punya ibu super terkenal seperti Irene.
"Papi juga belum tau ya kapan pulang?"
Irene menggeleng mendengar pertanyaan anak kelimanya itu. "Mami semalam telponan sama bapakmu, katanya masih ada proyek gede di Chicago sampe bulan depan. Itupun belum termasuk proyek lain."
Kalau Anastasia Irene adalah seorang artis papan atas, maka sang ayah yang bernama Aditya Suhendra Saga adalah seorang pebisnis kalangan atas yang cabang perusahaannya sudah dimana-mana. Papi Suho, nama bekennya.
Jadi ya, mudah saja bagi mereka untuk menghidupi tujuh orang anak yang biaya hidupnya selama sebulan setara dengan satu rumah mewah di kawasan Pondok Indah.
"Mih plis, Nana capeeeekkk banget satu rumah sama enam jelmaan demit," Jaemin menatap Irene seperti kelinci terbuang. "Apalagi nggak ada Mami sama Papi, makin menjadi kelakuan mereka."
Irene menatap putranya dengan miris. Meskipun dia sangat jarang berada di rumah untuk mencurahkan perhatian pada tujuh putranya, tetapi ia tetap seorang ibu yang tahu bagaimana sifat anak-anaknya. "Mau beli rumah baru buat kamu tinggalin sendiri? Atau apartemen?"
Jaemin menggaruk pelipisnya, berpikir.
"Jangan rumah, kegedean kalo sendiri. Apartemen boleh deh, satu unit aja nggak usah banyak-banyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Brothers ✔
FanfikceTerkadang Jaemin berpikir, dosa besar apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya sampai harus mempunyai enam saudara tidak berakhlak dan beradab seperti ini. "Kalo dijual tambah gratis ongkir, ada yang mau?" 𝐋𝐨𝐜𝐚𝐥!𝐀𝐮 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬𝐡𝐢𝐩 �...