⚠ Chapter flashback. Perbincangan 17+, mohon ditanggapi dengan bijak.
"Gue udah transfer ke rekening lo lima ratus juta."
Jeno menyesap rokoknya dengan santai tanpa melirik gadis disampingnya yang menunduk. Jeno mengangkat kertas berisi keterangan dari dokter kandungan dan merobeknya berkali-kali, kemudian melemparnya ke tempat sampah. Sementara foto USG dilempar ke kepala Nancy dengan tak berperasaan.
"Gugurin," Ucap Jeno enteng. "Gue nggak mau punya anak."
Nancy mengangkat wajahnya, menatap Jeno dengan tajam namun tersirat kekecewaan besar. "Lo pikir gue juga mau?"
"Gue masih terlalu muda buat jadi bapak," Jeno kembali menyesap rokoknya dan mengembuskannya di udara, tidak peduli bahwa gadis disebelahnya tengah hamil. "Masa depan gue masih panjang."
"TRUS LO PIKIR CUMA LO DOANG YANG PUNYA MASA DEPAN?!" Nancy menjerit hingga suaranya menggema di lorong arena malam itu. "KORBAN PALING DIRUGIKAN DISINI TUH GUE! Lo seenaknya nyuruh gue bunuh anak sendiri dengan alasan masa depan lo masih panjang? Mikir bangsat, nggak lo doang masa depannya hancur!"
Jeno terkekeh, melirik Nancy dengan malas. "Siapa suruh lo mau-mau aja diajak sex? Dari awal ini consent kita berdua kan? Lo mau, gue mau, yaudah."
"Emang brengsek." Nancy menampar Jeno dengan keras hingga kepala pemuda itu tertoleh ke samping. "Harusnya gue enggak kemakan tipu rayu lo malam itu."
"Not my business, Miss McDonie." Jeno mengusap pipinya yang memerah karena ditampar Nancy. "Yang penting gue udah ngasih lo duit kan? 500 juta, lebih dari cukup buat gugurin anak itu dan buat lo foya-foya ngehilangin stress. Lo bakal balik lagi ke kehidupan lo sebelum ini."
Nancy menggeram namun air mata mulai menetes satu persatu. Dia memang tahu jika Jeno adalah pria brengsek di arena, tapi tidak menyangka bahwa benar-benar sebrengsek ini. Ini memang kesalahan mereka berdua yang mau-maunya terjerumus dalam lingkaran setan.
Sebenarnya ini bukan kali pertama bagi Nancy untuk tidur dengan pria, begitu juga Nancy bukan wanita pertama yang diajak Jeno ke ranjang. Namun selama ini mereka selalu bermain dengan aman. Tapi rupanya Tuhan berkata lain dengan membuat benih tumbuh di rahim Nancy sebagai akibat dari perbuatan dosa yang telah mereka lakukan.
Setiap langkah memiliki konsekuensi. Siap tidak siap mereka harus menghadapinya sesulit apapun itu. Jika tidak ingin mendapat ganjaran, ya jangan lakukan. Benar? Tapi sayangnya nasi sudah menjadi bubur, saatnya menikmati hasil dari perbuatan yang dilarang oleh Tuhan.
Jeno menghela napas panjang. "Sejak awal lo tau kalau gue bukan cowok baik, Nan." Ujarnya pelan. "Kemarin lo tiba-tiba bawa testpack dan hari ini bawa surat keterangan dokter buat ditunjukin ke gue. Apa yang bakal lo harapin dari cowok brengsek kaya gue? Tanggung jawab? Nikahin lo dan ngakuin anak itu? Bikin keluarga besar gue marah? Bikin adek gue kecewa berat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Brothers ✔
FanfictionTerkadang Jaemin berpikir, dosa besar apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya sampai harus mempunyai enam saudara tidak berakhlak dan beradab seperti ini. "Kalo dijual tambah gratis ongkir, ada yang mau?" 𝐋𝐨𝐜𝐚𝐥!𝐀𝐮 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬𝐡𝐢𝐩 �...