Jaemin membuka gerbang dan mengernyit saat rumah sangat gelap. Apa Mbok Ati lupa menyalakan lampu sebelum pulang? Biasanya ART yang sudah bekerja di rumah Saga sebelum Mark lahir itu tidak pernah lupa menyalakan lampu depan saat maghrib, tepatnya sebelum ia pulang. Kebingungan Jaemin bertambah saat membuka pintu dan bagian dalam terasa gelap serta sunyi.
"Ini pada minggat kali ya?" gumam Jaemin sembari meraba dinding untuk mencari saklar lampu. "Puji syukur Tuhanku kalo pada minggat, jadi nggak usah susah-susah dijual."
Setelah lampu ruang tamu menyala, anak nomor lima itu menemukan secarik post-it yang menempel di dekat saklar.
Kamar Bang Mark. Laci kaus kaki.
Jaemin mengernyit. Apa-apaan sih? Ini saudara-saudaranya pada mau main teka-teki gitu?
Namun Jaemin tetap menuruti kata-kata di post-it itu. Ia melangkah masuk dan ruang tengah juga gelap. Dengan hati-hati meniti tangga, Jaemin membuka kamar kakak tertuanya itu dan disambut dengan kondisi kasur yang berantakan. Jaemin menghela napas, meletakkan tas punggungnya di lantai kemudian mulai membenahi tempat tidur Mark. Melipat selimut dan merapikan bantal serta guling. Kemudian baru membuka laci tempat di mana kaus kaki koleksi Mark berdiam.
Ia mengeluarkan kotak berukuran sedang dari dalam. Matanya membulat saat membaca nama merk yang tertera di atas kotak tersebut.
Ketika Jaemin membuka kotaknya, terdapat jam tangan mewah keluaran merk ternama beserta sertifikat atas nama Adhynata Jaemin Saga. Jam tangan yang sudah lama diinginkan Jaemin namun tidak ia beli karena memikirkan harganya yang sangat mahal hingga puluhan juta. Meski terlahir kaya raya, nyatanya Jaemin tidak terlalu suka menghambur-hamburkan banyak uang.
Terdapat kertas post it dibalik tutup kotak yang berisi tulisan Mark.
Hallo adik manis! Maaf ya Abang cuma bisa kasih ini, soalnya Abang nggak tau lagi mau ngasih apa ke Nana. Nanti setelah ini, langsung ke mobil yang pernah hampir kamu bakar ya <3
Jaemin tertawa bahagia. Ia tidak menyangka jika Mark mengetahui jam tangan impiannya karena tidak ada yang tahu soal ini. Entah feeling Mark yang kuat atau Haechan yang memberitahu karena anak itu pernah memergokinya memandang web jam tangan dengan cukup lama.
Jaemin mengeluarkan jam tangan itu, memandang sisi-sisi jam yang berlapis berlian dengan kagum. Detailnya yang sempurna membuat Jaemin tidak melunturkan senyum lebarnya. Setelah puas memandang hadiah barunya dan memasukkannya ke dalam kotak, barulah Jaemin berpikir. Untuk apa hadiah mendadak ini?
Sepuluh detik dan Jaemin terkekeh. Terlalu sibuk mengurus saudara-saudaranya membuatnya lupa jika hari ini ia dan Haechan berulang tahun.
Berarti Haechan juga mendapat hal seperti ini? Atau jangan-jangan justru ia bersekongkol?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Brothers ✔
FanfictionTerkadang Jaemin berpikir, dosa besar apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya sampai harus mempunyai enam saudara tidak berakhlak dan beradab seperti ini. "Kalo dijual tambah gratis ongkir, ada yang mau?" 𝐋𝐨𝐜𝐚𝐥!𝐀𝐮 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬𝐡𝐢𝐩 �...