DINO SIDE
Hah, aku benci situasi ini. Situasi yang mengharuskanku untuk bersikap profesional . Aku ingin pergi, menghindari segala sesuatunya yang membuat dadaku semakin sesak. Kutatap wanita yang tertidur pulas disampingku saat ini. Karena dia, dia adalah satu-satunya sumber kekuatanku. Mendengar ia yang tak baik-baik saja beberapa minggu yang lalu membuatku merasa kehilangan separuh dari diriku.
Kalimat yang ia ucapkan barusan, aku tahu jika itu bukanlah kebenaran tentang apa yang ia rasakan. Ya, dia bukanlah wanita yang mudah untuk mengungkapkan segalanya, melainkan memilih untuk memendam dan menyelesaikan perdebatan hatinya sendiri.
"berhentilah memandangiku !" Yap, aku tertangkap basah oleh Wanita yang tak lain adalah kakakku sendiri.
"bagaimana kau tau ?" Tanyaku yang tentu saja penasaran akan segala sesuatunya.
"hembusan napasmu terdengar jelas ditelingaku" Aku memutar bola mataku jengah. Ya, setelah segala sesuatunya yang terjadi, Noona menjadi lebih sensitif akan hal-hal kecil sedikitpun.
Mungkin terdengar biasa saja bagi orang lain, tapi tidak untukku. Aku yang sudah bersamanya hingga usiaku menginjak angka 22 Tahun ini, semuanya tak pernah benar-benar baik-baik saja. Hanya kami yang saling menyembunyikan agar tidak menimbulkan kekhawatiran. Aku tahu ini bukanlah keputusan yang baik, karena perlahan ketidak baik-baik saja itu mulai menampakan diri.
"Noona, apa kau tidak akan memeriksakan dirimu ?"
"bukankah aku berkata jika aku baik-baik saja ?" Ya, nada itu mengartikan jika dia tidak akan memeriksakan dirinya kembali setelah sebulan lalu ia pergi.
"hem, baiklah !" Aku kembali memfokuskan pandanganku pada jalanan yang sedang kami lalui.
Aku menghentikan mobil ini, memandangi seorang pria yang jika perbuatan itu bukanlah dosa, mungkin aku sudah menikamnya dengan pisau dari tempatku saat ini.
"berhenti memikirkan yang tidak-tidak!" Lagi, Noona berhasil menebak apa yang ingin aku lakukan.
"Jika kau tak mau, aku bisa mengatakannya pada Eun Jung. Aishhh, aku ingin mematahkan kaki pria itu saat ini juga !" Kalimat itu atau ekspresi saat Noona mengatakannya, hal itu membuatku bahagia. Sikap konyol yang sudah sangat jarang ia tunjukan, membuatku sangat merindukannya.
"Yaa, berhenti memikirkan yang tidak-tidak!" ucapku mengembalikan kalimatnya.
"Hah!" Noona-pun melepaskan seatbelt dan keluar dari mobil ini.
Pria di depan sana, bahkan hanya untuk memandangi wajahnya aku merasa malas.
"Dino-ya, syukurlah akhirnya kau datang!" Jika bukan karena pekerjaan, tentu aku enggan untuk kembali pulang.
"kau hanya terlambat 1 Jam, bergegaslah !" Basa-basi apa ini. Percayalah, ia tak pernah semanis ini jika aku terlambat datang pada jadwalku.
"berhentilah basa-basi Lee Eun Jung, kau bahkan pernah hampir memukul Dino karena dia terlambat 10menit dulu !" Aku membelalakan mataku. Noona tahu hal itu, aku bahkan tak pernah menceritakan hal-hal yang tidak mengenakan tentang aku dan Manajer sombong ini.
"ahh, Wendy-ssi aku tak mengerti apa yang kau bicarakan !"
"benarkah ? Apa perlu hal ini didengar oleh Son-hwejangnim ?" Noona benar-benar beraksi kali ini.
"Wendy-ssi, ini tidak seperti yang...."
"Dino-ssi, kau harus bersiap-siap sekarang !" Seruan salah satu staff produksi itu membuatku harus menghentikan drama yang kusaksikan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin'Blue
FanfictionSaat Angin menyadarkanmu, jika tak selamanya langit mendung menjatuhkan hujan