Sepasang netra menatap lekat, pada sang pemilik surai pendek yang sedang menyebrangi jalanan itu. Setiap geriknya tak ada sedikitpun yang luput. Hingga hal yang tak biasa turut hadir dalam pengamatannya.
Dia seperti sebuah matahari yang membantu bulan menerangi bumi dimalam hari. Seperti angin pagi yang menyejukan saat musim panas hadir. Seperti bunga sakura yang bermekaran saat musim semi menguasai bumi. Riak air jernih, yang tak terjamah oleh sampah negeri.
Boo Seungkwan sama sekali tak bisa mengalihkankan pandangannya dari seorang wanita yang menurutnya sudah menarik perhatian salah seorang penduduk awan itu. Jika seharusnya sang pangeran terpikat pada seorang putri. Kali ini, jeongbogja itu melakukan hal yang tak terduga.
"Yaa, hal besar akan terjadi tak lama lagi !" Ujarnya tepat saat Wanita bernama Son Wendy itu tak lagi tertangkap oleh jarak pandangnya. Iapun beranjak dari temapt ia berdiri saat ini. Menyinggungkan senyum berarti dan mengarahkan pandangannya pada Langit biru diatas sana.
"Apa ia sudah tak waras ?" Nyaris tak terdengar, namun siapa yang menyangka jika telinganya mampu mendengar kalimat celaan itu.
"Hem, Maja..... aku sedang tak ingin berpikir waras saat ini !" Dan dalam sekali kerjapan mata, sebuah kilatan cahaya asing tampak menghiasi negeri awan diatas sana.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Improvisasi yang kalian lakukan terlihat sangat dipaksakan. Lalu, untuk gerakan pada verse kedua......" Son Dino memperlihatkan keahliannya. Memberikan penilaian yang begitu intens dan teliti. Salah satu hal yang sangat membuatku bangga karena dapat menjadi salah satu orang terdekatnya.
"Kau terlalu menajamkan gerakanmu dan kau, ada beberapa gerakan yang tidak sesuai dengan ketukan musik!" Aku hanya bisa menatap pria itu dari belakang panggung. Bahkan saat melakukan Pre-record, ia sama sekali tak menghilangkan sikap tegasnya kepada para Trainee yang mengikuti ajang ini.
"Jeon Wonwoo -Ssi..." Panggilan itu menginterupsiku, membuatku mengarahkan pandangan dan mendapati seseorang dengan suara asingnya yang berada tepat dibelakangku.
"Nugu....."
"Aa, aku Son Naeun, sepupu dari Wendy dan Dino !" Kupandangi wanita yang tak pernah kutemui ini. Son Wendy maupun Son Dino tak pernah sedikitpun bercerita tentangnya. Lalu, bagaimana ia bisa tahu namaku.
"Aku anak dari Presdir Son!" Ucapnya kembali yang mungkin untuk memperkuat fakta bahwa ia benar-benar sepupu dari kedua orang yang sangat terkenal itu.
"Aa, aku tidak pernah melihatmu sebelumnya. Senang bertemu denganmu Son Naeun -Ssi !" Ujarku sesopan mungkin sembari menundukan sedikit kepalaku.
"Apa kau sedang menunggu Dino ?" Terdengar akrab, ya karena ia yang tak menggunakan nama depan mereka dalam memperkenalkan dirinya.
"Ya, kau bisa melihatnya!" Raut Wajah Son Naeun berubah. Apa aku mengatakan sesuatu yang salah sebelumnya ?
"aaa, baiklah. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu. Kau bisa ikut denganku ?" Aku menatap datar wanita yang ada dihadapanku saat ini. Sikapnya sangat bertolak belakang dengan Son Wendy. Kulirik Dino yang masih sibuk dengan para peserta didiknya didalam studio tempat mereka harus merampungkan Pre-record hari ini.
"kau bisa membicarakannya disini !" Son Naeun memperlihatkan kembali wajah tak senangnya. Sikap Angkuh yang ia tunjukan membuatku harus bisa menyamainya.
"Baiklah, aku ingin agar kau menjadi manager utamaku!" Indra pendengaranku tak salah, bukan ? Apa yang Wanita dihadapanku ini coba lakukan.
"Mworago ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin'Blue
FanfictionSaat Angin menyadarkanmu, jika tak selamanya langit mendung menjatuhkan hujan