7

87 14 0
                                    

"Apa yang kau lakukan?" Lemparan iPad mahal yang menghantam meja kerjaku itu sangat menggelegar. Aku mengerjapkan mataku, mencoba untuk mencari secerca kesabaran yang berada didalam tubuhku saat ini.

Hah, siapa yang sedang kulawan saat ini. Seorang manager yang bahkan hingga detik ini masih tak sungkan untuk menampakan wajah tak bersalahnya.

"Kau mulai lancang Wendy, bahkan kau mencoba untuk mengacau pihak entertainment !" Ya, aku akui jika yang aku lakukan beberapa hari lalu memang sebuah kelancangan.

"aku tidak bisa membiarkan dia menyakiti adikku!" Ucapku lantang namun tetap berada diposisiku sebelumnya.

"Hah, demi membela adikmu kau rela mencoreng nama grup ini ?" Darahku mendesir saat ini juga. Apa ia sama sekali tidak memperdulikan aku dan Dino.

"Hwejangnim...."

"baiklah, kau tak bersalah karena kau sedang membela adikmu. Tapi, haruskah kau menyelesaikan dengan amarahmu seperti ini !"

Sial, bahkan gertakanku pada semua orang disana tak cukup untuk mereka tidak menyebarkan berita tak benar seperti ini. Aku tak lagi memiliki alasan kuat untuk membela diri saat ini.

"kau benar-benar melewati batasanmu. Aishh, apa yang harus aku lakukan padamu !" Atensiku menangkap pria yang beberapa hari lalu menjadi penyebab segala sesuatunya saat ini.

"bahkan dia tanpa merasa bersalah datang kemari ? Kenapa kau tidak bisa tegas dalam hal ini ?" Pitamku mulai naik, aku sudah tak lagi dapat hanya duduk terdiam ditempatku.

"Ketua Son, aku hanya menginginkan orang tepat untuk mendampingi adikku !" ucapku tinggi dengan tetap menjadikan pria bernama Lee Eun Jung itu sebagai umpan yang siap untuk kuterkam.

"mwo... Apa kau sedang memerintahku saat ini ?"

"Ne ! Aku memintamu untuk memecat orang ini saat ini juga. Gantikan ia dengan seorang yang mampu menanggung beban serta tanggung jawab sebagai seorang manager sebagai mana mestinya !"

"Son Wendy, kau benar-benar...."

"aku akan semakin mengacaukan agensimu jika kau tak menuruti ucapanku saat ini !" Kalimat demi kalimat lantang terucap dari mulutku.

"Yaa, kau pikir siapa dirimu... ?"

"dan kau, kau pikir siapa dirimu ?" Sudah, Kesabaranku sudah mencapai batas maksimum. Aku beranjak menyambar tas, mantel serta kunci mobilku untuk pergi dari ruangan yang tak lagi memberi kenyamaan dan keleluasaan untukku.

"dan kau akan pergi begitu saja, aku belum selesai bicara padamu !"

"jika pria ini belum kau pecat...."
ucapku terhenti dan kembali memandangi pria bermental permen karet yang berada tepat didepanku saat ini.

"jangan harap semuanya akan baik-baik saja !" tegasku dan kembali melangkah.

Maafkan aku samchon, kali ini aku akan menainkan peran penting yang sudah lama kutitipkan padamu.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Langkahku terus berlanjut, hingga sebuah bangunan megah didepan sana yang sejak awal selalu mencuri perhatianku. Tepat seseorang, yang dengan derat langkah amarah yang sedang ia coba untuk redamkan.

"apa yang kau lakukan disini, Jeongbogja ?" Kedua mataku membulat sempurna. Bagaimana mungkin ada manusia yang mengetahui tentang diriku. Kualihkan pandangan pada sumber suara dan menampakan sosok pria dengan wajahnya yang sudah sangat dikenali itu.

Fallin'BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang