24

39 6 0
                                    

"benarkah kau sang terusir, atau...."

"apapun yang ada di pikiranmu saat ini tentangku bukanlah sesuatu yang harus kau waspadai!"

"Boo Seungkwan!"

"dua jeongbogja sudah turun ke bumi dan, satu Boojaa juga sudah melakukannya. Kau sudah tidak bisa bersembunyi terlalu lama!" Mataku membulat sempurna.

"kau bukanlah penduduk bumi, namun langit yang tak membutuhkanmu justru menjadikanmu sebagai buronan mereka. Tidakah kau sadar jika....." Boo Seungkwan tak melanjutkan ucapannya. Ia yang seketika terdiam membuat satu pertanyaan mengenai siapa ia sebenarnya semakin menggangguku.

"Wanita itu, kau juga akan membuatnya turut berada dalam masalah!"

"bisakah kau memperjelas ucapanmu. Mengapa dan apa alasan sehingga Son Wendy juga terseret disini?" Lagi, mantan jeongbogja itu terdiam.

Ia berjalan mendekatiku, memperkecil jarak dan menatapku dengan raut wajah tajamnya.

"karena kau membuatnya terikat. Tidakkah kau sadar dengan kalimatmu, membahagiakannya lalu batinmu yang menginginkannya. Setiap kata yang kau ucapkan adalah sumpah. Dan setiap sumpah yang diucapkan oleh jeongbogja akan tercatat di atas sana!" Rentetan Kalimatnya berhasil membuatku terperanjat. Bahkan aku sama sekali tak tahu mengenai hal yang baru saja ia ucapkan.

"kau bahkan tak menyadarinya jeongbogja. Saat kau menciptakan benang merah itu, langit menyambarkan kilat. Dan yang membuatku lebih terkejut adalah, laut mengeluarkan gelombang cahayanya!"

Awan adalah pembatas antara langit dan bumi. Lalu Laut adalah pembatas antara bumi dan Negeri bawah. Negeri dimana semua dendam dan amarah berkumpul. Jika yang diucapkan Boo Seungkwan benar, maka kekacauan yang akan terjadi nanti semuanya menjadi tanggung jawabku.

"Negeri bawah...." aku tak bisa berpikir saat ini. Benang merah, Gelombang laut yang bercahaya, belum lagi Seorang Wanita yang tak tahu apa-apa akan turut terjerumus.

"sebelum para penjuru dan jeongbogja mengetahuinya, kau harus mencari tahu jawaban dari ketiganya. Aku, aku hanya bisa membantumu untuk menjaga wanita itu" Entah, siapa sebenarnya Boo Seungkwan. Namun setiap penekanan kalimat dan ia yang bersedia menjaga Son Wendy, semuanya terdengar tulus dan ia membuktikannya.

"kau, masih berhutang penjelasan padaku Boo Seungkwan!" Aku beranjak, melanjutkan hal yang telah menjadikanku seperti seorang manusia.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Noona terlihat sibuk di depan sana, menyiapkan sarapan seperti biasa. Kutatap ponselku, membaca pesan yang dikirimkan oleh Wonwoo hyung. Jadwalku tak terlalu padat hari ini. Seminggu sudah sejak kami kembali, Ia masih belum menampakan dirinya di hadapan Noona. Ia yang juga tak terlalu banyak bicara itu membuatku penasaran. Lalu Noona, ia juga tampak menghidar setiap kali aku membahas mengenai manager-hyungku itu.

"noona, apa kau sudah mendapatkan female ambassadormu yang baru?"

"sudah, beritanya akan dirilis besok!"

"benarkah? kenapa kau tidak memberi tahuku?" ujarku yang tak percaya karena Noona merahasiakannya.

"bukankah kau akan mengetahuinya nanti" jawabnya enteng.

"Wuaaa, apa kau ingin membuat kejutan untukku?"

"hem, mungkin!" bahkan ia tak memalingkan pandangannya dari wajan-wajan dihadapannya itu.

"ku harap kau menyukainya!" kalimat apa itu. Apa ia sedang mengadakan biro jodoh.

"baiklah, kita lihat saja nanti!"

Fallin'BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang