Awan Hitam mulai menampakan dirinya diatas sana. Waktu yang sudah menunjukan pukul 7malam ini menjadi alasan. Kutatap Son Dino yang duduk disampingku dengan wajah lesunya.
"ani.... tapi apa alasan sampai ia bisa sekesal ini padaku ?" dan sejak itu pula pembahasan mengenai mengapa noonanya kesal menjadi topik utama didalam mobil ini. Aku mendelik sekilas padanya dan sejak tadi raut wajah yang sama menjadi pemandangan lucu untukku.
"apa kau melupakan sesuatu ?" Ucapku mendalih dan mencari topik lain dalam percakapan ini.
"tidak... tapi kenapa ia bisa sekesal ini ?" Hah, tentu saja. Son Dino tetaplah Son Dino. Apalagi yang sedang ia bahas adalah Noonanya itu, tak akan mudah untuk membuatnya berhenti.
"apa noona memiliki pacar ?" Son Dino terdiam. Kulirik ia sesaat yang sedang menjadikanku tatapan anehnya.
"Wae ? Apa Hyung....."
"jangan salah dulu Son Dino, aku bertanya karena mungkin saja Noonamu sedang dibuat kesal oleh pacarnya !" Ya, tak ada maksud apapun atas pertanyaanku sebelumnya. Mengatakan hal yang masuk akal, membuat spekulasi jika sesuatu seperti itu dapat terjadi.
"Benarkah ? Tapi kenapa aku juga terkena imbasnya ? Aishhhh...." Aku mengerjap tak tahu kalimat apa yang harus aku katakan selanjutnya. Cuaca cukup dingin malam ini. Beberapa warung tenda yang kami lewati menyeruakan aroma makanan yang tak ayal membuat perutku keroncongan seketika.
"Aku akan membeli teobokki, kau mau ?" Tanyaku setelah menghentikan mobil ini. Son Dino membulatkan matanya. Berbinar seakan ada hal menyenangkan diluar sana.
"Hyung, kenapa aku tak memikirkannya ?" Aku mengernyitkan dahiku karena tak menangkap maksud yang ia ucapkan.
"Aku akan ikut denganmu. Wahh... Gumawo hyung !"
"Hem, jangan lupa pakai masker, topi dan Hoddiemu !" Hah, bahkan mulutku sudah dipenuhi aroma pedas dari saus teobokki ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jam Sudah menunjukan pukul 9malam. Langit tampak sangat bersahabat hari ini. Udara juga tak sampai membuatku harus mengebulkan asap tipis saat aku bernapas. Terasa sunyi dan nyaman. Lampu yang menyala sepanjang jalan yang aku lewati tak pernah membuatku merasa bosan saat menatapnya.
Kutekan sederat angka untuk membuka pintu rumahku ini. Lampu selasar yang otomatis menyala, menampilkan pemandangan yang tak biasa. Sepasang sepatu Kets dengan perpaduan warna putih dan hitamnya itu membuatku menatap jengah. Siapa lagi, dia adalah Son Dino yang entah sudah berada lama berada didalam sana.
"Noona, kau baru pulang ?" Tanyanya ceria seperti anak yang berumur 5 Tahun melihat Eommanya pulang berbelanja.
"Eoh !" Ucapku datar dan melengus masuk tanpa memperdulikannya. Aroma pedas menyeruak diseluruh ruangan Pantry. Teobokki pedas dengan beberapa makanan pendampingnya tertata lezat di meja mini bar itu.
Apa aku kembali keterlaluan kali ini. Berbicara dengan nada yang cukup tinggi dan tajam, lalu membalas pertanyaanya dengan jawaban singkat.
"Noona, apa yang kau lakukan ? Duduk dan makanlah, aku membelikan ini semua untukmu !" Pikiranku buyar begitu saja. Kudorong pelan kursi tinggi ini dan menuruti ucapannya.
"Wae, kamcagi ?" Tanyaku sembari mengunyak teobokki yang sedikit pedas ini.
"Ani... tiba-tiba saja aku ingin makan semua ini denganmu !" Aku mengangguk paham. Tangan dan mulutku sangat cekatan. Entah karena rasanya yang sangat pas atau karena diriku yang sudah lapar sejak tadi.
"Noona, ada yang ingin aku tanyakan padamu !"
"katakanlah !"
"Noona, apa kau...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin'Blue
FanfictionSaat Angin menyadarkanmu, jika tak selamanya langit mendung menjatuhkan hujan